That Night - Bab 52 Aku Takut Malu
Hatiku terasa sakit, air mata kembali mengalir.”Aku tidak mengancammu, aku hanya ingin pergi. Aku mohon padamu..”
Sejujurnya aku tidak tau Owen Cheng melihatku dengan perasaan yang bagaimana, tapi aku benar-benar tidak tau bagaimana harus menghadapinya.
Dulu aku pernah bilang kalau melarikan diri tidak menyelesaikan masalah, harus dihadapi dengan berani. Tapi sekarang aku seperti seekor burung onta,hanya ingin menanam otakku dalam-dalam, tidak ingin menghadapi semua ini.
Meninggalkan Owen Cheng, barangkali adalah pilihan yang benar.
“Eva.” Owen Cheng mengerutkan alis, di mata hitamnya tersirat kesedihan.
Hatiku terasa seperti ditusuk jarum, apa dia sedang menyayangiku? Atau ia sedang menyayangi wajah perempuan yang sedang menangis ini?
Kemarahan dan kesedihan pun bercampur aduk, aku bicara dengan nada dingin: “Direktur Cheng, kau benar-benar tidak perlu harus mencariku. Aku sudah pernah bercerai, aku juga sudah pernah keguguran, kemampuan ekonomi keluargaku pun sangat kurang. Aku paham sekali bahwa aku tidak cocok denganmu.”
“Aku tau, kau hanya menyukai wajah ini.” Aku melanjutkan kalimatku.
Aku menengak melihat ke arah Owen Cheng, saat ini ketampanan diwajahnya berubah mendung. Kemarahanku semakin menjadi.
Dia mengapa marah? Karena kebohongannya sudah terbuka, maka itu dia marah? Lalu aku yang sudah dibohongi selama ini, aku ini apa?
“Owen Cheng, kau tahu apa yang paling aku benci?” aku menatapnya tajam, lalu berucap ”Benci” kata ini.
Betul, aku sekarang membencinya. Bahkan lebih benci dari ketika ia membatalkan pernikahan saat itu.
“Kalau sedari awal kau sudah mengatakannya padaku, yang kau suka itu wajah ini, lalu membicarakan perjanjian denganku, mungkin aku akan menerimanya. Lagipula aku memang miskin, aku butuh uang, aku butuh meminjam tenagamu untuk membalas Daniel Qin!” aku menyerangnya dengan kalimat panjang, hatiku malah menebak “perjanjian” yang ia bicarakan dulu. Apakah karena wajah ini?
Tapi Owen Cheng! Kenapa kau tidak memberitahu ku? Kenapa kau membuatku percaya kalau kau benar mencintaiku?
Aku memaki kearahnya, seketika air mataku mengalir deras.
Belum lama ini aku memberitahu ibuku tentang keinginanku untuk menikahi Owen Cheng. Ibu masih menyuruhku mengejar kebahagiaan ku dulu. Tapi kebahagiaan ini, dari awal hingga akhir semua adalah kebohongan!
“Eva Luo!”
“Owen cheng, kita bercerai saja.” Aku tidak peduli suara dinginnya, menatap tajam kearahnya. “Sekarang teknologi operasi plastik sudah sangat maju, kalau kau suka wajah ini, kau bisa cari seseorang untuk merubah wajahnya jadi seperti ini kan!”
Aku berucap dengan kata-kata tajam, menarik koperku dan keluar.
Baru saja keluar aku sudah melihat Janet Song berdiri ditangga, baru saja ingin naik keatas.
Owen Cheng melihatnya agak terkejut, ”Ma, kenapa kau bisa ada disini?”
“Aku yang menyuruhnya datang.” Aku memotong kalimat Owen Cheng. Rasa sakit dihati semakin hebat, tapi kalimat yang keluar dari bibirku malah kalimat yang dingin.
Aku menatap Janet Song :”Tolong segera bawa saya pergi, surat perceraian akan saya tanda tangani sekarang juga.”
Aku khawatir Owen Cheng tidak setuju, jadi aku mengabari Janet Song saat dijalan pulang menuju rumah. Dia sedari dulu ingin aku meninggalkan Owen Cheng, pasti akan membantuku.
Janet Song mengerutkan alis melihatku, sepertinya sedang meragukan kalimatku ini apakah benar atau tidak. Owen Cheng menangkap lenganku, dan menatapku tajam,”Eva Luo, apa kau sudah selesai mengajakku bertengkar!”
“Apa aku sedang mengajakmu bertengkar?”
Lenganku terasa sakit sampai agak terasa sulit untuk bernafas, aku menengakkan kepalaku melihatnya dan kembali meneteskan air mata.
“Owen Cheng, aku sudah tidak ingin bermain-main denganmu? Bisakah kau untuk tidak membohongiku lagi menggunakan wajah yang penuh dengan perasaan yang dalam itu ? kalau kau begini.. kau membuatku merasa orang yang kau cintai itu benar-benar aku!”
Aku menangis mengeluarkan suara yang tersedu. Seluruh tubuhku menjadi lemas, seketika aku menangis tidak karuan.
Kenapa?
Kenapa aku selalu dibohongi lelaki?
Daniel Qin membohongiku, Owen cheng membohongiku. Tapi dibanding dendam ku pada Daniel Qin, aku sekarang lebih membenci Owen Cheng.
Dititik paling rapuhku Owen Cheng memberiku harapan. Membuatku berpikir dia adalah pangeran yang dikirim langit untukku. Tapi nyatanya dialah yang mendorongku ke dalam keputusasaan yang semakin dalam.
Janet Song tertegun sesaat, “Owen, mama juga tahu kenapa kau memilih bersama dengan Eva Luo. Tapi Catherine Chu sudah lama meninggal, sudah seharusnya kau melupakannya.”
Suara Janet Song terdengar seperti mengeluh, hatiku semakin sakit, perempuan itu bernama Catherine Chu?
Owen Cheng menggigit bibirnya, menarikku dengan keras. Aku berusaha melawan tapi tidak bisa melepaskan tangannya, karena merasa tidak sanggup lagi aku malah mengangkat tanganku dan memberinya sebuah tamparan.
“Plakkk” ia bersuara. Waktu seperti berhenti sesaat.
“Eva Luo, berani sekali kau memukul Owen!” Janet Song berteriak, lalu bergegas melihat wajah Owen Cheng.
Sorot mata Owen Cheng semakin dingin dan tetap mencengkeram lenganku,”Apa kau sebegitu membenciku?”
“Iya, aku membencimu! Benci setengah mati!” aku berbicara dengan kasar, dan melihatnya.
Owen Cheng memandangku dingin beberapa detik, hatiku menjadi gelisah, tiba-tiba dia melepaskan lenganku.
“Baiklah, aku akan menceraikanmu.”
Suara yang dingin ini membuatku merasa dihempas dari ketinggian. Aku tidak merasa bahagia sama sekali, sebaliknya aku merasa hancur dan kacau.
Air mata ku seperti mutiara yang putus tidak berhenti mengalir. Aku tidak bicara apapun, dan terpancar kegembiraan dari wajah Janet Song.
“Ini baru benar, Owen kau istirahat dulu, besok kita urus semuanya.” Janet Song tersenyum sambil bicara dengan Owen Cheng dan menepuk pelan lengan Owen. Ia menatap kepadaku, dan tetap seperti biasa, tatapan itu penuh ketidak sukaan.
“Ayo, aku akan mengatur tempat tinggalmu.”
Aku menatap kearah Owen Cheng, lalu seperti tersetrum kembali tersadar dalam pandanganku.
Eva Luo, kau jangan bodoh! Owen Cheng dari awal sampai akhir tidak pernah mencintaimu, dia mencintai wajahmu, wajahmu yang mirip Catherine Chu ini!
Kau sendiri yang meninggalkan, lalu kenapa sekarang kau masih seperti tidak rela?
Aku menarik nafas panjang, dan mengikuti Janet Song pergi. Dia mengatur tempat tinggalku di sebuah hotel bintang lima. Sengaja menyindirku karena hotel ini hotel tempatku menikah dengan Daniel Qin dulu.
Barangkali ia takut aku berubah pikiran, jadi ia tidak pulang. Didalam ruangan luas aku duduk melemaskan kepalaku diatas sofa, dan Janet Song duduk disampingku. Kadang ia melirikku, sepertinya ingin mencari sesuatu dariku.
“Kau tidak seperti yang aku pikirkan.” Janet song berbicara.
Aku tidak bergeming, aku tidak ingin mempedulikannya.
Dia melanjutkan kalimatnya: “Sebenarnya dari pertama aku bertemu denganmu, aku sudah tahu alasan Owen Cheng menyukaimu. Jadi aku menyuruhmu meninggalkannya, itu demi kebaikanmu.”
Demi kebaikanku?
Aku merasa lucu, lalu berkata: “Terimakasih kalau begitu.”
Janet Song tertegun sesaat dan mengerutkan alisnya. Melirikku sebentar dan mengambil selembar cek dari tasnya dan meletakkannya didepanku.
“Sekarang kau pergi juga bagus, yang ku janjikan dulu juga masih berlaku. Ini uang untukmu, anggap saja kalian bersama dengan baik lalu berpisah dengan baik. Dan kuharap, kau juga jangan sembarang bicara.”
Aku melirik kearah cek itu dan tertegun sesaat, apa ini uang yang diberikan Janet Song untuk menutup mulut?
Tadi dia bilang aku tidak seperti yang dia pikirkan, kalau diingat lagi ternyata dia hanya ingin menyuapku dengan uang?
Senyum diwajahku semakin lebar, mataku malah sedikit basah. Tatapanku lurus kearah Janet Song, aku hanya bicara sepatah kata: “Kau tenang saja, aku tidak akan bicara sembarangan. Aku takut jika membicarakan ini..... akan sangat malu."
Novel Terkait
Bretta’s Diary
DanielleAnak Sultan Super
Tristan XuTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelHidden Son-in-Law
Andy LeePengantin Baruku
FebiThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)