That Night - Bab 77 Aku akan membunuhmu
Dia melihatku dalam diam dan tidak berkata-kata, matanya seperti sebuah jurang yang dalam, membuatku secara tidak sadar jatuh ke dalamnya.
Aku menghindari tatapan matanya, "Makan disini? Ayo masuk."
Jantungku berdetak seperti drum, aku mengikuti Owen Cheng masuk ke dalam restoran. Aku tidak tahu apakah dia sengaja memilih restoran yang sama seperti waktu kita pertama kali bertemu atau tidak.
Owen Cheng sudah memesan ruang VIP, saat aku mengikutinya masuk ke dalam ruangan tersebut, aku mulai curiga tentang perkataannya yang akan membawa seseorang, padahal dia hanya ingin memaksaku untuk bertemu dengannya.
Saat membuka pintu ruangan, di bawah lampu warna kuning, aku dapat melihat bayangan yang familiar, seketika pandanganku mulai kabur.
"Dasar orang bodoh! Mengapa kamu langsung pergi begitu saja!"
Teriaknya marah, dadaku dipukul-pukul olehnya. Tidak sakit, namun membuatku dapat merasakan suhu tubuhnya.
Aku dengan erat memeluknya, satu katapun belum keluar dari mulutku, namun air mataku sudah mengalir deras.
"Maaf...." suaraku bergetar, dengan erat aku memeluk Carrie Lin, hatiku sangat sakit, perasaan senang dan bersalah bercampur jadi satu.
"Dasar orang bodoh! Aku akan membunuhmu! Benar-benar ingin membunuhmu! Aku dan... huhuhuhu" Carrie Lin memeluknya dengan erat, tidak berhenti memukulku, sampai akhirnya tidak mengeluarkan suara lagi.
Hatiku sangat sakit, dan aku memeluknya lebih erat lagi. Setengah tahun yang lalu, setelah aku dan Owen Cheng bercerai, aku bertemu dengan Carrie Lin, setelah itu pergi tanpa berkata satu katapun. Aku tahu, Carrie Lin sangat khawatir denganku, dan aku berhutang sebuah perpisahan dan penjelasan.
Meskipun dia marah karena aku pergi tanpa bilang apapun, tetapi dia yang menjaga ibuku selama aku ada di luar negeri. Aku sangat bersyukur mempunyai teman yang sangat baik, aku sangat berhutang budi padanya.
Setelah aku dan Carrie Lin menangis sambil berpelukan, perasaanku sedikit-sedikit mulai membaik, kami duduk sambil berpegangan tangan, melihat satu sama lain, banyak kata-kata yang ingin dikatan, namun untuk sesaat kami tidak tahu bagaimana membuka mulut.
Owen Cheng duduk di samping dan perlahan-lahan mengambil teko teh dan menuangkannya untuk kami, dia juga mengambil segelas untuk dirinya sendiri dan meresapnya perlahan, namun aku dapat merasakan tatapan matanya padaku.
"Terimakasih." Akhirnya aku berterima kasih pada Carrie Lin.
Mata Carrie Lin sangat merah, seperti seekor kelinci. Dia melirikku, namun masih terlihat tidak rela, "aku tidak ingin mendengar permintaan maaf..."
Dia mengelus pipiku dengan tangannya, matanya yang bengkak memancarkan sorot kasihan padaku, "Kenapa kamu sangat kurus"
Suaranya mulai bergetar, matanya mulai berair, seperti akan menangis lagi. Aku langsung memegang tangannya dan tertawa :"Bukannya ini yang namanya diet? Bagaimana menurutmu?"
"Ini bukan diet..." Carrie Lin menatapku, air matanya mulai menetes. Saatku melihatnya menangis, hatiku semakin sakit, dan aku mengambil tissue dan mengelap air matanya.
"Setengah tahun ini sangat berat bukan?"
"Tidak juga." Aku tertawa, namun aku langusng bertanya pada diriku sendiri, apakah setengah tahun ini aku merasa berat?
Kalau dipikir kembali, setengah tahun ini sangatlah berat, pergi ke luar negeri, walapun ada Wiri Chen yang membantuku, namun perasaan sepi tetap ada. Dengan perut yang besar berbicara dengan klien tentang kontrak, lembur sampai malam, kesusahan ini tidak bisa di bandingkan dengan apapun.
Namun saat melihat hasil yang aku dapatkan saat ini, aku merasa semua ini sangatlah sepadan dengan keras saya.
Aku merasa sangat beruntung, karena banyak orang di luar sana yang lebih susah dari padaku, namun tidak mempunyai kesempatan sepertiku.
"Eva, Owen Cheng bilang kau..." Carrie Lin tiba-tiba berhenti berkata-kata, aku langsung melihat Owen Cheng, di dalam hati bertanya apakah yang di katakan Owen Cheng tentangku?
Owen Cheng melihatku dengan tenang, dan melepaskan cangkir teh dari bibirnya, "Aku bilang kepada Carrie, bahwa kau sudah punya anak."
Bibirnya sangatlah bagus, dan dibasahi dengan air teh, membuat bibirnya terlihat mengkilap, suaranya yang rendah seperti medan magnet membuatku terpana.
"Apakah benar?" Carrie Lin bertanya lagi, sorot matanya penuh dengan ketidakpastian. Namun aku tidak sadar bahwa dia sebenarnya menghindari kenyataan ini.
Aku dengan ragu menganggukkan kepalaku
Kalau Owen Cheng bisa berkata seperti ini padanya Carrie Lin, ini membuktikan kalau dia sudah mencarinya terlebih dahulu. Aku tidak bisa berbohong lagi, sembunyipun sudah tidak berguna.
Carrie Lin langusng berteriak padaku "Eva Luo, aku benar-benar ingin membunuhmu, masalah seperti ini masih ingin di sembunyikan dariku."
Awalnya aku tidak memberi tahu tentang aborsi, hanya memberi tahu bawha aku sudah mengugurkan anakku supaya Owen Cheng tidak menggangguku lagi.
Aku mulai merasa ragu, saat Carrie Lin tahu bahwa aku mempunyai anak, dia tidak terlihat kaget, tapi benar juga, Owen Cheng sudah memberi tahunya, pasti dia tidak terlihat kaget.
"Aku takut kamu akan menjualku lagi." dia pun terkaget
Muka Carrie Lin langsung memerah, sambil melihatku dan berkata : "Aku juga melakukan ini demi kamu..."
Aku menganggukan kepala sambil tertawa, waktu dulu Carrie Linlah yang memberi tahu Owen Cheng tentang kehamilanku, aku tahu pasti maksud Carrie Lin adalah demi kebaikanku, aku tidak dapat menyalahkannya."
Namun setengah tahun yang lalu, aku sangat ingin pergi dari Owen Cheng, dengan alami tidak ingin Owen Cheng untuk memberiku alasan agar aku tidak pergi.
"Anakmu laki-laki atau perempuan? Aku ingin melihatnya!" Carrie Lin memegang tanganku dan menggoyangkannya, "Waktu itu kita sudah sepakat, aku akan menjadi ibu angkatnya."
Aku pun menatap Owen Cheng, satu katapun tidak keluar dari mulutnya, namun saat Carrie Lin bilang ingin bertemu dengan anakku, matanya sedikit bersinar.
Di dalam hatiku ada perasaan yang tidak bisa di ungkapakan, dari saat bertemu dengan Owen Cheng, dia tidak berbicara tentang ingin melihat anakku, di dalam hatiku ada sedikit perasaan yang mengganjal, dan aku merasa gugup.
Anak itu adalah anak Owen Cheng, dan Owen Cheng tahu tentang hal ini, namun kenapa dia tidak membicarakan tentang hak asuh anak, dan tidak bilang ingin bertemu dengan anaknya?
Hatiku bingung, Carrie Lin menggoyangkan lengaku dengan semangat. Aku menoleh dan melihatnya, "Aku melahirkan anak kembar, satu laki-laki dan satu perempuan."
"Wahh, hebat sekali! Kamu langsung dapat dua duanya." Carrie Lin dengan senang berkata-kata, dia sangat bahagia seperti dia sendiri yang mempunyainya.
Aku pun ikut tertawa, hatiku menghangat, namun sudut mataku tetap tertuju pada Owen Cheng.
Carrie Lin berkata dengan senang :"Apakah ada fotonya? Aku ingin melihatnya."
Aku membuka handphoneku dan membuka galeri foto, saat aku ingin memberikannya pada Carrie Line, tiba-tiba ada satu tangan yang mengambil handphoneku dariku.
"Apa yang kamu lakukan..." aku langsung mengerutkan keningku, dan dengan kesal mendongakkan kepalaku, ingin mengambil kembali handphoneku, namun aku melihat sorot mata Owen Cheng yang sangat lembut.
Aku tidak dapat berkata-kata, aku menatap Owen Cheng yang sedang melihat layar handphoneku.
Bibir tipisnya yang seksi menyungginggkan sebuah senyuman, sorot matanya yang dalam seperti es yang sedang mencair, dan mengalir masuk ke dalam hatiku.
Novel Terkait
Waiting For Love
SnowHusband Deeply Love
NaomiDewa Perang Greget
Budi MaLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyPenyucian Pernikahan
Glen ValoraHis Soft Side
RiseKing Of Red Sea
Hideo TakashiThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)