That Night - Bab 81 Mengunjungi Tetangga
Aku mengingat dengan jelas itu adalah mobil Owen, karena hari ini aku telah mengikuti Owen sangat lama, jadi tidak mungkin aku salah mengingat nomor plat mobilnya. Tapi, mengapa mobil Owen muncul di sini ini sekarang?
Saat aku masih berpikir, muncul sebuah bayangan orang yang familiar di hadapanku, aku terkejut, seketika hatiku memikirkan suatu kemungkinan.
Tidak mungkin...
"Tingtong..tingtong.." Bel pintu rumah berbunyi, alisku mengerut.
Tanpa berdiri aku sudah tahu siapa orang yang ada di luar, karena baru saja aku melihat dengan jelas Owen berjalan masuk ke halaman depan rumahku.
"Eva, apakah kamu tidak akan membukakan pintu?" kata Carrie mengedipkan matanya lalu menatapku.
Aku menghirup napas dalam lalu berdiri dan pergi membukakan pintu.
Setelah pintu itu dibuka, cahaya matahari yang hangat menembus masuk, di bawah sinar matahari itu sudah ada Owen yang tersenyum datar melihatku.
Owen yang saat ini bukanlah Owen yang tadi pagi mengenakan jas dan sepatu kulit, dia sudah mengenakan pakaian santai, kaos, celana jins berwarna biru terang, dan sepatu datar berwarna putih, hal ini membuat seluruh tubuhnya mengeluarkan aroma cahaya matahari.
Aku mengerutkan alis dan melihatnya, tapi ia malah menertawakanku, "Apakah kamu tidak mengijinkan aku masuk dan duduk?"
"Kak Owen, mengapa kakak datang kemari?" tanya Carrie yang berlari mendekat setelah mendengar suara Owen, lalu ia terkejut melihat Owen yang berdiri di luar pintu.
Aku membalikkan kepala dan melihat Carrie, lalu ia mengangkat kedua tangannya seperti orang yang sudah menyerah, "Aku bersumpah, aku sama sekali tidak memberitahu alamatmu kepada kak Owen."
Aku pasrah, tentu aku tahu Carrie tidak memberitahukan alamatku kepada Owen, karena saat sebelum aku membawa Carrie ke rumahku, mobil Owen memang sudah terparkir di sana. Sudah jelas, Owen sudah mengetahui alamat rumahku.
Hanya saja aku sedang berpikir apa yang dilakukan Owen sebelumnya, mobilnya ada di depan pintu rumahku, tapi tidak benar-benar persis di depan rumahku.....
Hatiku menerka-nerka, membuatku semakin tidak tenang.
"Masuk dan duduklah." kataku menghela napas, orangnya sudah datang, aku tidak mungkin mengusirnya. Lagipula, baik perkataan Owen kemarin dan perkataan Carrie hari ini, sudah membuat pemikiranku terhadap Owen semakin rumit.
Owen tertawa kecil dan berjalan masuk, tangannya menenteng sebuah keranjang buah, "Pertama kalinya berkunjung ke rumah tetangga, aku membawa sedikit bingkisan kecil."
Mendengar perkataannya kakiku menjadi sempoyongan dan hampir jatuh ke lantai.
Benar-benar sesuai dengan dugaanku!
Lalu aku bergegas membalikkan badan dan melihat Owen, sambil menggertakkan gigi aku bertanya, "Sebenarnya apa yang ingin kamu lakukan?"
Owen adalah orang yang selalu memikirkan sesuatu matang-matang sebelum bertindak, dia sengaja pindah kemari untuk menjadi tetanggaku, tentu sama sekali bukan untuk bermain-main. Lagipula, apakah dia berkata akan tinggal di sini untuk waktu yang lama? Bagaimana dengan Perusahaan Besar Cheng? Apakah dia sudah tidak memedulikannya lagi?
Owen menatapku, lalu berkata dengan serius, "Aku ingin membawa istri dan anakku pulang."
Hatiku terdiam, melihat kedua mata Owen yang tampak sangat serius, seketika semua perkataan yang ingin kukatakan hanya tertahan di tenggorokan.
Dia bilang akan membawa istri dan anaknya pulang....
Tanpa sadar aku telah menggigit bibirku, dan menggenggam kedua tanganku sendiri, Owen benar-benar sedang serius, membuatku ingin melarikan diri.
Seketika suasananya menjadi sedikit canggung, Carrie menarik lenganku, "Eva, Kak Owen sudah datang, bagaimana kalau... biarkan dia melihat Eason dan Joanna...."
Suara Carrie mengecil, tentu karena dia melihat wajahku yang meredup.
Owen melihatku, akhirnya ia mulai bicara, "Eva, aku ingin melihat anak-anak."
Saat itu, aku hampir curiga apakah Owen dan Carrie telah mendiskusikan masalah ini sebelumnya. Tapi Owen mengatakannya dengan tulus hati, aku bisa melihat keinginannya yang dalam dari tatapannya.
Seketika terdengar suara tangisan, aku terdiam dan langsung berlari menaiki tangga.
"Kenapa?" Kakak Liu sedang menggendong Joana di ruang bayi, tapi Joanna tidak hentinya menangis saat digendong olehnya, muka Joanna merah.
Saat itu aku sangat panik, kondisi Joanna sedang tidak baik, ada sedikit saja yang tidak beres maka aku akan sangat khawatir.
Kakak Liu tersenyum kepadaku, "Joanna baru saja buang air kecil, sekarang aku akan mengganti popoknya."
Kekhawatiranku perlahan hilang, suara tangisan Joanna juga perlahan mengecil setelah mendengar suara lembut Kakak Liu.
"Biar aku saja." kata ku lalu mengambil Joanna dari pelukan Kakak Liu, dua hari ini aku sudah mulai bekerja, waktu untuk merawat Joanna dan Eason pun berkurang, aku semakin ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama mereka.
Aku menyimpan Joanna di atas ranjang, lalu melepas popoknya yang sudah basah dan mengambil tisu basah untuk mengelap bokongnya, saat aku mengangkat kepala, tiba-tiba aku melihat tangan yang besar sudah menyiapkan tisu basah di tangannya dan memberikannya padaku.
Aku tidak tahu sudah berapa lama Owen berdiri di sampingku, tangannya membawa tisu basah, tatapannya tertuju pada Joanna dan Eason.
Tatapannya seketika menjadi bercahaya, seolah melihat harta paling berharga di hidupnya.
Sesuatu perasaan di hatiku yang sulit diungkapkan pun muncul, aku tidak menolak tisu basah yang diberikan Owen. Hatiku berkata mengingatkan diri ini, bahwa Owen adalah ayah dari anak-anak ini, meskipun aku dan Owen telah bercerai, tapi tetap saja Owen adalah ayah dari mereka, ia memang sudah seharusnya melakukan hal seperti ini kepada anak-anaknya.
Setelah selesai mengganti popok Joanna, pandangan Owen seperti terpaku pada tubuh mungil Joanna.
"Bolehkah aku menggendongnya?" kata Owen dengan suara kecil sambil menatapku, aku tidak menduga sikapnya akan seperti ini, lalu aku menganggukkan kepala.
Aku benar-benar sudah terbiasa dengan Owen yang keras dan dominan, tapi terhadap anak-anak, hari ini Owen menunjukkan sikapnya yang sangat lembut, ia juga terus bertanya-tanya kepadaku mengenai anak-anak.
Owen langsung tersenyum saat melihatku menganggukkan kepala, senyuman di bibirnya menunjukkan kehangatan. Ia mengulurkan tangannya kepada Joanna, tapi ia tidak berani menggendongnya.
"Dia kecil sekali....." kata Owen, jarinya mengelus pipi Joanna, tindakannya yang begitu berhati-hati membuat hatiku merasa hangat.
Apa benar seberapa dingin dan kerasnya seorang laki-laki, saat sedang bersama anak perempuannya akan berubah menjadi sangat lembut?
Hatiku tergerak, aku pun menggendong Joanna dari atas ranjang. "Kamu siapkan lengan di posisi menggendong, aku akan menyimpannya di pelukanmu."
"Baik!" kata Owen, sambil mengulurkan tangan mengikuti caraku menggendong.
Aku menyimpan Joanna di lengan Owen dengan lembut, Owen menunjukkan ekspresi yang sangat terkejut dan mengeraskan kedua lengannya untuk mempertahankan posisi tangannya agar tidak berubah.
"Dia sangat ringan."
Aku ingin tertawa melihat Owen yang sedikit gugup seperti ini, di benakku, Owen adalah orang yang serba bisa, tapi saat menggendong Joanna , terlihat ia sangat kesulitan dan tidak percaya diri.
"Tubuh Joanna sedikit lebih lemah dari anak-anak lainnya, kamu harus lebih lembut saat menyimpannya kembali ke atas ranjang."
Owen mengerutkan alisnya, "Apakah sudah diperiksa? Apakah tubuhnya sehat? Apakah kamu mau pergi lagi untuk mengeceknya secara keseluruhan?"
Melihat Owen khawatir seperti ini aku hatiku menjadi hangat, "Ia pernah terkena penyakit kuning, tapi sekarang sudah sembuh, bila merawatnya dengan benar pasti perlahan kondisinya akan membaik."
Saat mengatakan hal itu, hatiku menanti saat Joanna akan sembuh total, aku tidak menyangka anak perempuanku harus melewati begitu banyak penderitaan. Saat aku melihat tubuh kecilnya harus di masukkan berbagai macam pipa kecil dan harus mengandalkan berbagai macam obat serta perlatan medis untuk bertahan hidup, saat itu aku benar-benar tidak tahan lagi.
Novel Terkait
Cinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinInnocent Kid
FellaPergilah Suamiku
DanisSi Menantu Buta
DeddySiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraThe Gravity between Us
Vella PinkyThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)