That Night - Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
Dibandingkan perjanjian kontrak tadi pagi, kontrak ini jauh lebih berisi.
Rumah, mobil, “upah”, Owen Cheng bahkan memberi sebagian saham Perusahaan Besar Cheng padaku dan anakku yang masih di dalam perut.
Aku mengangkat kepalaku untuk melihat Owen Cheng, menyadari bahwa aku semakin tidak mengerti apa yang dilakukan oleh pria di hadapanku ini.
Setelah memastikan aku tidak memiiki pendapat lain lagi kemudian menandatangani kontrak tersebut, dia meninggalkan rumah sakit karena pekerjaannya yang sibuk, dia meminta Bibi Wang merawatku dan berangkat kerja.
Selain itu, di depan kamarku ada sekitar enam orang pengawal yang bertugas melindungiku, sewaktu itu aku keluar dari kamarku melihat postur tubuh mereka yang sungguh mengagetkan, namun dengan adanya mereka, orang-orang dari keluarga Qin tidak berani muncul di hadapanku lagi.
Setelah rawat inap tiga hari, kondisi tubuhku sudah pulih kembali, Owen Cheng datang menjemput aku pulang dari rumah sakit, setelah itu mobilnya berhenti di depan kantor sipil.
Aku terbengong, dua bulan belum berlalu, aku sudah kesini empat kali. Melihat stempel yang berwarna merah itu yang di stempel di atas surat, hatiku semakin tegang.
Ekspresi Owen Cheng masih datar seperti tidak terjadi apa-apa, membuatku merasa dia mengurus surat nikah seperti sedang berbelanja di sebuah supermarket.
Setelah keluar dari kantor sipil, hatiku kacau balau, surat pernikahan yang ada di tanganku seperti ada api yang berniat membakarku.
Aku menoleh ke samping menatap Owen Cheng, dia sangat tampan, bahkan hanya dari samping dia kelihatan sempurna. Wajahku seketika panas memerah, dengan cepat aku menarik kembali tatapanku tadi dan menoleh ke arah lain, masih tidak percaya aku telah menikah dengannya, menikah dengan lelaki yang diidamkan oleh seluruh wanita.
“Kita akan pergi kemana ......” Suasana hatiku kacau balau, namun aku tidak menahan diri untuk bertanya padanya.
“Membawamu menjenguk ibumu.” Owen Cheng menjawabnya.
Setelah mendengar jawabannya aku sangat senang seraya mengangguk kepala, aku sudah tiga hari tidak bertemu dengan ibuku, sangat khawatir dengan kondisinya.
Mobil berhenti di parkiran Rumah Sakit, Owen Cheng menatapku, “mengenai pernikahan kita kamu yang tentukan sendiri apakah mau memberitahu ibumu atau tidak.”
“Jangan memberitahunya dulu.” Jika ibuku mengetahui aku telah menikah lagi, aku takut dia tidak sanggup menerima kenyataan ini.
Owen Cheng mengangguk kepala menandakan dia menyetujuinya.
Lingkungan di sekitar kamar pasien terlihat nyaman, ada seorang perawat yang menemani ibuku di sampingnya, kondisi ibuku juga kelihatan membaik. Aku bisa menghembuskan nafas lega, sangat berterima kasih kepada Owen Cheng yang telah merawat ibuku dengan baik.
Ibuku sangat bahagia melihat aku datang menjenguknya, menarik tanganku menanyakan bagaimana kondisi tubuhku.
“Eva Luo sudah sembuh, tetapi kakinya sedikit terkilir sehingga tidak bisa berjalan seperti biasanya.” Aku terpukau ketika mendengar Owen Cheng menjelaskan kondisi tubuhku.
Aku sibuk mengangguk kepalaku seraya berpikir bagaimana mengenalkan Owen Cheng kepada ibuku, ibuku malah mengucapkan sesuatu terlebih dahulu.
“Tuan Cheng, terima kasih banyak. Bersyukur ada kamu yang membantu menjaga Eva dengan baik selama beberapa hari ini.”
Ekspresi Owen Cheng masih sama datarnya, tetapi berbicara dengan sopan, “semua ini terjadi karena aku, sangat pantas bagiku untuk menjaganya.”
Aku terbengong mendengar percakapan antara ibuku dengan Owen Cheng, sama sekali tidak tahu kapan mereka kenal satu sama lain, bahkan bisa berkomunikasi dengan nyaman seperti ini.
Mendengar maksud percakapan dari Owen Cheng, sepertinya dia telah menjelaskan semuanya kepada ibuku, namun apakah ibuku sama sekali tidak marah?
Owen Cheng tahu aku sedang bingung melihat mereka, dia menatapku sekilas, dari tatapannya aku mendapatkan sedikit tatapan kebanggaan yang dimilikinya.
Kondisi ibuku telah pulih dengan baik, aku berbicara dengan ibuku cukup lama, Owen Cheng memesan makanan yang kemudian di antar ke kamar, aku menemani ibuku makan siang kemudian meninggalkan ibuku istirahat dan pergi dengan Owen Cheng.
Owen Cheng mengantarku pulang ke villanya, memintaku untuk tinggal disana.
“Kita telah menikah, seharusnya tinggal bersama. Pekerjaanku biasanya sangat sibuk, kalo ada keperluan apa-apa kamu boleh memcari Bibi Wang.” Setelah selesai memberitahunya, dia kemudian meninggalkannya.
Aku sudah pernah sekali ke villa ini, tetapi sekarang ini aku masih sangat berhati-hati. Bibi Wang memberiku sandal rumah, memberitahuku kamarku telah disiapkan, setelah mendengarnya aku menghembuskan nafas lega.
Sebelumnya aku sangat khawatir apakah ada sesuatu yang akan terjadi setelah menikah dengan Owen Cheng, sekarang kelihatannya Owen Cheng menikahiku hanya untuk menunjukkannya kepada orang lain.
Aku belum sempat menaiki tangga menuju ke atas, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.
“Nyonya dan Nona Xu datang.” Bibi Wang melihat layar bel kemudian mengerutkan keningnya.
Aku panik dan bertanya: “Apakah aku harus menghindar?”
Layarnya terpampang seorang nyonya dengan seorang nona manis nan cantik berada di pintu luar, nyonya tersebut seharusnya ibu Owen Cheng yaitu Janet Song, kemudian Nona Xu yang diucapkan Bibi Wang seharusnya Evelin Xu.
Owen Cheng pernah sekilas mengenalkan kondisi keluarganya kepadaku, ayahnya telah lama meninggal, rumahnya hanya ada nenek beserta ibunya. Ibunya sangat menyukai Evelin Xu, dan ingin menjodohkan mereka berdua, namun Owen Cheng tidak menyukainya.
“Sepertinya tidak.” Bibi Wang menggelengkan kepalanya.
Aku tidak berdaya sekaligus memahaminya, posisiku sekarang di villa Owen Cheng, aku bisa menghindar kemana?
Bibi Wang bergegas mengirimkan sebuah pesan pendek kepada Owen Cheng, kemudian membuka pintu.
“Nyonya.” Bibi Wang menyapanya dengan tersenyum.
Ibu Owen Cheng mengangguk kepala, melihat keberadaanku seketika membuatnya terbengong.
“Siapakah wanita ini?” Janet Song menatapku penuh keraguan.
Jantungku berdetak cepat sehingga tidak tahu bagaimana menjawabnya.
Berdasarkan undang-undang, aku merupakan istri dari Owen Cheng, tetapi aku tidak sanggup mengatakannya, takut akan Janet Song bisa segera menelanku hingga tak terlihat batang hidungku lagi.
Suasana di sekitar villa tersebut sangat rentan, Bibi Wang mengatakan, “ini nona Xu, istri Tuan.”
“Apa?!” Janet Song sangat terkejut mendengarnya, keningnya mulai berkerut.
“Bibi Wang, apakah kamu tidak salah ngomong? Sejak kapan Kak Owen menikah? Dia bahkan tidak memiliki pacar!” Evelin Xu menatapku dengan marah dan tidak percaya dengan semua ini.
Kulit kepalaku terasa kebas, tidak menyangka baru hari pertama menerima surat nikah sudah bertemu dengan mereka, sekarang mau tidak mau dia harus menyapa mereka dengan baik.
“Tante, apa kabar?” Aku berusaha tersenyum, tidak sanggup memanggilnya “ibu”.
Janet Song tidak menghiraukannya, bahkan mengalihkan pandangan ke arah Bibi Wang, dia melihat diriku yang kelihatan serba salah, kemudian mengatakan sesuatu.
“Owen tidak ada disini, kalau kamu mau mencarinya, lebih baik kamu datang pada waktu lain.” Pernyataan ini bisa dipastikan ditujukan kepadanya.
Wajahku memanas, pergi dari sini salah, tidak pergi dari sini juga salah.
“Tante, Kak Owen begitu unggul, semua wanita ingin menikah dengannya. Wanita zaman ini jika ada kesempatan sedikit langsung mengikutinya, tidak berpikir apakah dirinya sendiri sepadan atau tidak dengan Kak Owen.” Evelin Xu melihatku dengan tatapan penuh kebencian.
“Wanita yang akan dinikahi oleh Owen wajib seperti kamu yang memiliki kemampuan tinggi, pengertian, berasal dari keluarga baik. Bukan semua wanita sembarangan bisa menjadi menantu keluarga Cheng.
Novel Terkait
Menantu Hebat
Alwi GoAkibat Pernikahan Dini
CintiaBack To You
CC LennyThe Winner Of Your Heart
ShintaSomeday Unexpected Love
AlexanderMy Greget Husband
Dio ZhengLove In Sunset
ElinaThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)