That Night - Bab 103 Mengulang kembali
"Aaa...." teriaknya, tiba - tiba tangan yang menarik rambutku pun terlepas. aku pun langsung memegang bagian kepala yang sakit, baju ku yang tepercik es lemon pun terasa dingin.
Aku pun dengan cepat berdiri dan mundur dua langkah kebelakang untuk jaga jarak dengan Valen, sedangkan Valen, ia sedang membersihkan mukanya yang benuh dengan es lemon itu, seketika make up di wajahnya pun langsung pudar.
Aku pun melihatnya dengan tatapan kesal, lalu dengan sangat marah aku pun menamparnya.
"Piak" suara tamparanku kepadanya, Valen pun terdiam, Daniel Qin pun ikut terdiam dan hanya bisa melihat kami berdua, sedangkan aku, aku bernafas dengan sangat berat untuk meredahkan amarah aku, aku pun merasa sangat lega setelah menamparnya.
lega!
sangat lega!
Sebenarnya sudah dari satu tahun yang lalu aku ssudah ingin menamparnya, namun aku selalu sabar dan menahannya.
Harusnya dulu saat Daniel Qin membawa Valen ke rumah ku sudah menamparnya, harusnya saat itu aku sudah harus mengajarinya sopan santun, mungkin dengan begitu dia tidak akan berani lagi meolok - olok aku lagi.
Sekarang aku mulai mengerti apa yang dimaksud dengan air susu di balas dengan air tuba, sebagian besar dari semua kesusahan yang aku alami, semua itu karena aku terlalu lemah.
Kalau memang mengejek ku tidak perlu mengeluarkan biaya apapum, kenapa kamu masih mengejek aku? orang jaman sekarang ini sudah hidup dengan lelah, kalau ada tempat untuk melampiaskan emosi akan lebih baik. apalagi kalau Valen mengejek ku dapat keuntungan, dia pasti akan dengan senang hati mengejek ku.
Sekarang aku benar - benar mengerti kenapa mereka selalu mengejek aku, bukan hanya karena aku tidak mempunyai uang, tapi karena sifat ku yang penakut. tidak punya uang hanyalah paras luar saja, namun yang terpenting adalah sifat ku yang penakut dan terlalu lemah inilah yang membuat mereka selalu mengejek ku.
Banyak orang yang tidak mempunyai banyak uang, namun kenapa hanya aku saja yang selalu di ejek?
Valen pun memegang mukanya dan dengan tidak percayanya dia terus menerus memandangi ku, aku pun juga menatapnya dengan pandangan yang dingin, lalu aku pun mengambil tisu dan membersihkan es lemon yang terkena ditangan ku.
"Valen, bersihin dikit mulut kamu itu . kamu itu suka jadi selingkuhan orang, tapi aku tidak suka menjilat ludah aku sendiri."
Aku pun membuat tisu tadi menjadi berbentuk bola dan melemparkannya ke muka Valen.
"Eva Luo! kamu cari gara - gara ya!" dia pun maju dan mau menangkap aku, namun aku pun langsung mundur dan menolak tangannya.
Walaupun badan Valen lemah, namun tenaganya sangatlah besar, aku pun hampir tidak bisa melawannya tadi.
"Daniel Qin, kenapa kamu diam saja? urusin istri mu ini!" teriak ku ke Daniel Qin, lalu dia pun langsung berdiri dan memeluk istrinya.
"apa yang kamu ributkan? tidak takut malukah?" kata Daniel Qin sambil menarik tangan Valen menjauh dari sampingku.
Aku pun menarik napas dalam - dalam, tangan ku sakit dan ada bekas cengkraman Valen yang membekas. Aku pun melihat bekas tersebut dan mengkerutkan alis.
walaupun jam - jam seperti ini orang yang dating ke café sedikit, manun karena kami sangat berisik, jadi orang yang ada didalam café pun langsung melihat kearah kami.
Aku tidak suka dilihatin banyak orang seperti itu, dan aku juga sudah tidak mau banyak bicara lagi dengan mereka berdua, apalagi Valen sudah menghancurkan rencana ku, jadi aku tidak ada cara lain lagi untuk menjebak Daniel QIn masuk dalam rencana ku.
"Daniek Qin, ingat perkataan ku tadi, Valen itu adalah istri mu, semoga kamu bisa jaga dia baik - baik." kata ku sambil mengambil tas dan pergi.
Namun Valen masih ingin melawan :" jangan pergi dulu...... apa yang kamu katakan ke Daniel Qin?"
Karena dia sedang di peluk Daniel Qin, jadi Valen hanya bisa menendang ku saja, namun tendangannya tidak sampai terkena di tubuhku.
Sebenarnya aku berniat untuk langsung meninggalkan tempat itu, namun tiba - tiba aku pun berhenti dan berkata :" Valen, kalau kamu berani menyentuh ibuku sedikit saja, aku tidak akan melepaskanmu."
"Melepaskan ku?" teriak Valen, seperti mendengar sebuah lelucon, lalu dia pun meludah kearah ku.
"Eva Luo! kamu pikir kamu itu siapa? kamu tidak melepaskan aku? atas dasar apa kamu tidak mau melepaskan aku? atas dasar ayah mu yang di penjara itu? atau atas dasar ibu yang sakit jantung itu?"
"Atau kamu mau mendekati Owen Cheng lagi? hahaha......." diapun tiba - tiba tertawa dengan senang sambil melihat ku.
"Owen Cheng akan segera menikah, dia akan segera menikah dengan Evelin Xu. Eva Luo, apakah kamu berpikir untuk menikah dengan Owen Cheng? hahaha...."
"Owen Cheng sudah akan menikah?" hati aku pun tersentak, lalu alis aku pun mengkerut.
walaupun Valen selalu mengejek aku, namun aku tahu Valen tidak mungkin bisa bilang begitu kalau tidak ada buktinya.
seperti waktu itu tentang Catherine Chu, walaupun dia tidak begitu tahu secara mendetil, namun semua yang dikatanya benar adanya.
hati ku pun mulai kacau, Owen Cheng akan menikah, lalu kenapa dia jauh - jauh pergi keluar negeri mencari ku? dan kenapa dia juga bilang mau bersama dengan ku?
Valen pun dengan senangnya berkata :" tidak tahu kamu selama ini kemana saja, atau jangan - jangan kamu pergi menggoda pria lain?"
"piak!" tiba -tiba terdenger bunyi ketukan, kali ini aku yang dibuatnya terdiam.
"cukup!" kata Daniel Qin sambil menatap Valen, dia pun mulai emosi, dan dia juga sudah mulai tidak kuat menahan tubuh Valen.
Valen pun terdiam, namun melihat Daniel Qin yang marah, amarah didalam dirinya pun hilang, dan malah berubah menjadi perasaan takut yang sangat mendalam.
dia pun menatap Daniel Qin dengan sangat takut, tiba - tiba ia pun menangis.
"Daniel, kamu jangan mau dibohongi oleh orang seperti dia itu, kamu tidak boleh meninggalkanku..... tidak boleh meninggalkan ku......" dia memegang erat lengan Daniel Qin yang terlihat sangat kasihan.
Daniel Qin dengan tegasnya berkata :" kamu bilang dia tidak punya muka? aku pikir, tidak ada orang yang lebih tidak ada muka dibandingkan dengan kamu!"
Daniel Qin tidak sungkan menyalahkan Valen, suaranya sangat besar, semua orang ada di cafe bisa mendengarnya dengan sangat jelas.
Mendengar perkataan Daniel Qin, Valen seperti di tampar lagi oleh orang, lalu dia pun menangis, dan kali ini suara tangisannya pun semakin besar dari sebelumnya. Daniel Qin pun melepaskan pegangan Valen dari lengannya, lalu tiba- tiba dia memegang tangan ku dengan erat.
"Eva Luo maaf, memang aku yang salah. semua ini memang salah ku, aku yang selingkuh, namun sekarang aku tahu aku salah, maukah kamu memaafkanku? apakah kita bisa ulang dari awal lagi?" kata Daniel Qin dengan muka sedih, aku pun seketika terdiam.
Apa yang dilakukan Daniel Qin? kenapa tiba - tiba dia mengungkapkan perasaannya kepada ku? kenapa dia mau kami kembali lagi?
Apalagi dia berkata seperti itu langsung di depan Valen.
sebagai pasangan suami istri, perkataannya ini sangatlah menyedihkan. namun dalam ingatan ku pun tersirat kejadian di malam satu setengah tahun yang lalu.
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan
MedellineCinta Yang Tak Biasa
WennieLove Is A War Zone
Qing QingYama's Wife
ClarkLoving The Pain
AmardaUangku Ya Milikku
Raditya DikaPejuang Hati
Marry SuMy Goddes
Riski saputroThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)