That Night - Bab 106 Memang Kualat

Daniel melihatku, aku juga melihatnya, pandangan mataku menunjukkan bahwa aku tidak mau mengalah, dan di mataku juga memancarkan sedikit sindiran kepadanya.

Sepertinya dia salah tingkah karena dipandang olehku, ekspresi Daniel menjadi tidak natural. Dia menggerak-gerakkan tubuhnya dan meletakkan pisau dan garpunya, berkata: "Kamu itu istriku, milikku tentu saja juga milikmu..."

"Aku bukan istrimu, istrimu Valen." Aku langsung memotong perkataannya, dan tetap memandangnya tidak senang.

Ekspresi Daniel sekilas menunjukkan rasa bersalahnya, "Aku akan bercerai dengan Valen."

"Kalau begitu..." Aku menjilat bibirku, tertawa dan berkata: "Kalau begitu kamu bercerai dulu baru datang kesini."

Aku tersenyum manis, merasa sangat senang, tidak terpikirkan olehku akan sangat mudah sekali membuat Daniel Qin dan Valen bercerai.

Tapi ini juga bukan karena aku yang kepedean, tentu saja aku tidak merasa Daniel akan bercerai dengan Valen gara-gara aku, ini jelas sekali karena Daniel juga sudah tidak suka dengan Valen. Aku hanya merasa jijik dengannya, jelas-jelas dia masih belum bercerai dengan Valen, malah berani berkata seperti itu kepadaku.

"Apakah kamu sudah mau memulai ulang semuanya denganku?" Daniel kaget melihatku, sepertinya tidak percaya kalau aku akan setuju secepat ini.

Aku tidak menjawabnya secara langsung, aku tertawa: "Memang sekarang aku sendirian, kalau kamu juga sendirian, ya ini kan wajar-wajar saja."

Daniel Qin menatapku licik, tiba-tiba dia tersenyum.

Bulu kudukku berdiri, kuberpikir dalam hati apakah Daniel sudah tahu maksudkku, tapi aku tetap tenang dan melanjutkan: "Oyah, aku punya dua anak, kamu tidak keberatan? Kalau kamu benar-benar ingin memulai ulang semuanya denganku, kamu tidak hanya harus menjagaku, menjaga ibuku, kamu juga harus menjaga kedua anakku."

Kulihat Daniel dengan ketidakyakinan, setelah mendengar ini, ekspresinya juga berubah dan mengerutkan alisnya.

Aku menahan tawa, tadi dia bersikap sangat serius denganku, tentu saja aku juga harus serius dengannya.

"Oyah, anakmu dengan Valen... kalau kalian bercerai, apakah kamu mau mengambil hak asuh anak?" Aku tetap melihatnya khawatir, aku sengaja mengungkit hal ini untuk membuatnya merasa tidak enak.

Anak ini bukan anak Daniel, tentu saja ini menjadi sebuah duri di hatinya, keberadaan anak ini selalu mengingatkan Daniel akan satu hal, yaitu Valen menyelingkuhinya.

Setelah pembicaraan sampai disini, aku malah merasa sedikit kagum dengan keberanian Daniel Qin dan Tina Zhang.

Demi mengeluarkan Valen dari kartu keluarganya, mereka bisa melakukan apapun. Kalau memang nanti mau menggugat cerai, untuk membuktikan ini tentu saja harus melakukan tes DNA. Nanti Valen pun akan malu, dan bukannya Daniel juga akan sangat malu?

Nanti semua orang akan tahu kalau Daniel menikahi seorang istri tapi mempunyai seorang anak yang bukan darinya, walaupun ini kesalahan Valen, tapi tetap saja ini akan memalukan sekali bagi Daniel.

Mampu memperhitungkan uang hingga tahap seperti ini, ini adalah hal yang hanya bisa dilakukan oleh keluarga Qin.

Aku melihat Daniel, ekspresinya jelek sekali, dia cemberut dan mengerutkan dahinya, tangannya memegang erat pisau dan garpu, aku sempat takut kalau Daniel akan marah dan menusukku dengan pisau dan garpu itu.

"Daniel..." Aku memanggil namanya pelan, lalu menundukkan kepalaku. Kedua tanganku saling menggenggam, rambutku menutupi wajahku.

"Aku sendiri juga memiliki dua orang anak, dan sudah melewati masa-masa ini, jujur saja, ini tidak mudah..."

Aku memurungkan mulutku, menaikkan kepala dan melihatnya, mataku berkaca-kaca. "Kalau kamu tidak keberatan dengan kedua anakku, dan mau memulai semuanya denganku, aku... aku juga berharap kamu bisa membawa anakmu dengan Valen itu."

Aku menarik nafas panjang, "Aku berjanji, kalau kita bersama, aku akan menganggap anak itu sebagai anakku sendiri."

"Aku memang membenci Valen, tapi anak ini tidak bersalah. Seorang wanita merawat anak sendirian itu tidak mudah, aku juga sudah berpengalaman, aku tahu. Kalau anak itu ikut denganmu, setidaknya kita bisa memberinya sebuah keluarga yang utuh. Asalkan kita tidak ngomong, dia juga tidak akan tahu kalau dia bukan anak kandung kita."

"Ah, salah... dia tidak akan tahu kalau aku bukan ibu kandungnya." Aku segera merubah perkataanku, sengaja menunjukkan kepadanya kalau aku salah ngomong.

Daniel Qin gemetaran, tiba-tiba dia melempar pisau dan garpu dengan keras di atas meja, aku terkejut dan secara refleks menoleh dan menutup wajahku dengan kedua tanganku, jantungku berdegup kencang.

"Cukup! Itu bukan anakku! Eva Luo, kamu benaran tidak tahu atau pura-pura tidak tahu?" Daniel merasa geram dan berkata kepadaku.

Aku terkejut dan melihatnya, berkata: "Apa? Anak yang dilahirkan Valen itu bukan anakmu?"

Suaraku sangat besar, ditambah lagi dengan kelakuan Daniel yang tadi, dalam sekejap berhasil menarik semua perhatian orang.

Dalam hatiku aku tertawa senang, tapi ekspresi wajahku tetaplah kaget dan menutup mulutku dengan cepat.

Aku mengerutkan alisku dan menatap Daniel, "Bagaimana mungkin? Anak yang dilahirkan Valen itu bukan anakmu? Sejak kapan kamu mengetahuinya?"

Daniel Qin menatapku tajam, pandangan matanya itu membuatku takut. Aku hanya bisa mengepalkan tanganku dengan kuat dan memaksa diriku untuk tetap tenang.

"Apakah sejak awal kamu sudah tahu anak yang dihamilinya itu bukan anakku?" Daniel Qin melihatku, seperti telah tahu kalau aku sengaja menghinanya.

Aku mengerutkan alisku, "Aku mana tahu..."

"Huh, Eva Luo, jangan berpura-pura. Sebelumnya kamu yang memberiku rekaman itu, kamu bilang kamu tidak tahu?"

Alisku semakin berkerut, "Saat itu aku ingin membalasnya! Orang ketiga seperti dia masih saja berani bersikap sombong dihadapanku, apakah aku harus membiarkannya?"

Daniel Qin tetap mengerutkan alisnya, seperti tidak percaya dengan perkataanku. Tapi aku tetap tidak memberinya kesempatan untuk merespon, aku melanjutkan: "Saat itu aku mendapat rekaman itu dari Owen Cheng, dia masuk ke kamar hotel bersama pria lain. Tapi kenapa setelah aku memberitahumu ini, kamu tetap saja membiarkannya melahirkan anak itu, aku pikir kamu sudah memastikan kalau anak itu anakmu."

Jelas-jelas tahu anak itu bukan anakmu tapi kamu tetap membiarkan Valen melahirkannya, kualat Daniel diselingkuhi. Dia semakin malu, itu juga memang pantas.

Aku sangat senang dan lega, tapi tetap berpura-pura menatap Daniel dengan rasa tidak yakin, "Anak itu sungguh bukan anakmu?"

"Bukan." Jawabnya tidak sabaran, suaranya dingin dan menakutkan.

"Sejak kapan kamu tahu? Saat itu aku memberitahumu, kamu tidak membawa Valen untuk periksa? Kamu begitu percaya dengan Valen..."

Suaraku sedikit keberatan dan terbata-bata, aku berpura-pura terlihat kasihan.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu