That Night - Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
Valen seketika lemas, dia melihat kearahku dengan mata tajam.
Aku sangat paham, sekarang Valen masih bisa keluar dengan status sebagai Nyonya Qin. Sangat jelas bahwa audio sebelumnya tidak berdampak besar terhadap hubungannya dengan Daniel Qin. Apalagi Valen sangat pandai berbicara, dia bisa mengambil hati Daniel Qin bahkan sampai bisa membuatnya dinikahi. memang ini adalah karena kemampuannya sendiri.
Tapi kalau ada bukti lagi, apa Valen masih bisa sukses menghibur Daniel Qin ?
Sangat jelas dia tidak bisa.
Jadi aku pastikan dia akan datang membicarakan kerjasama kali ini denganku. Ini juga yang menjadi alasan kenapa aku datang mencarinya hari ini.
“Kau sebenarnya mau apa?” Valen menatapku dengan mata yang merah.
“Katakan semua yang kau tahu kepadaku.”
Valen menatapku dalam, kemudian menghela nafas,”Baiklah.”
“Aku dan Owen Cheng sudah pernah bertemu sedari awal, tapi dia tidak mengenaliku.”
“Apa alasannya?” nada suaraku sangat biasa, tapi didalam hatiku kacau.
“Alasannya...” Valen melihat kearahku sambil tersenyum, berucap dengan sangat tidak meyakinkan: “Karena perempuan yang paling dicintai Owen Cheng itu adalah salah satu kakakku. Beberapa tahun lalu aku pernah bertemu dengan mereka.”
Dikepala ku ada suara “weng”, tercengang melihat kearah Valen. Benar-benar tidak berani mempercayai apa yang sudah telingaku dengar.
Apa yang sudah dia katakan barusan? Perempuan yang paling dicintai Owen Weng adalah kakaknya? Siapa perempuan itu? Apa dia orang yang hari ku lihat didalam foto itu?
Tanganku mengepalkan tangan erat,kukuku yang rapi pun menusuk ke telapak tangan. Mulai terasa ada sakit yang menjalar, membuat kepalaku juga ikut tersadar.
“Kakakmu itu, apakah sangat mirip denganku?” aku berusaha melekukkan bibirku, memandang kearah Valen, berharap ia tidak merasakan kekacauan didalam hatiku.
Valen tertegun, lalu berucap: “Kau tahu darimana?”
Ternyata....
Hatiku seperti terjun bebas jatuh kebawah, seolah ada buah hawthorn yang sudah direndam garam dimasukkan kedalam relung hatiku. Terasa sakit juga asam, membuat hatiku merasa gemetar.
Jadi ini alasan Owen Cheng memilihku? Karena aku mirip perempuan itu jadi dia memperlakukanku sebaik ini?
“Lalu kakakmu dimana?” suaraku agak terbata, sudah tidak bisa bersikap tenang seperti sebelumnya.
Valen melirikku dan berkata: “Sudah meninggal.”
“Sudah meninggal?” aku kembali dibuat tercengang.
“Iya, beberapa tahun yang lalu ia meninggal karena kecelakaan. Sepertinya waktu itu dia sedang ingin mencari sesuatu untuk Owen Cheng, lalu mobilnya mengalami kecelakaan dijalan.”
Valen menatapku,”Eva Luo, dia meninggal demi Owen Cheng. Jadi apa kau pikir Owen Cheng akan melupakannya?”
Aku hanya merasa seketika langit dan bumi berguncang, mengambil hatiku dari rongga dada dengan paksa..
Perempuan itu sudah meninggal, bahkan ia meninggal karena Owen Cheng.
Benar saja, Owen Cheng tidak akan mungkin melupakannya. Kalau sudah melupakannya, bukankah Owen Cheng tidak akan meletakkan foto mereka berdua didalam laci ruang buku? Mana mungkin hanya karena selembar foto ia memalingkan wajahnya? Bahkan tidak memberiku sedikit penjelasan pun?
Mataku terasa pedih, terkejut sampai sulit bernafas, dann Valen kembali melanjutkan kalimatnya.
“Sebenarnya saat pertama bertemu denganmu aku juga dibuat terkejut. Tak disangka, bisa ada orang yang begitu mirip. Oleh karena itu juga, aku sedikit banyak mengikuti tentangmu, karena itu juga aku bisa memperhatikan Owen Cheng.”
Valen bicara dengan nada sedikit menyindir, diikuti sorot matanya yang juga tersirat rasa dendam.
“Tapi, aku benar-benar tidak menyangka kau bisa bertemu dengan Owen Cheng, apalagi bisa menikah dengannya. Eva Luo, kau harus bersyukur karena kau mirip dengan wajahnya. Sekarang kau sudah senang, bercerai dengan Daniel Qin tapi di bersamai oleh Owen Cheng yang penuh keteduhan. Kau hiduplah dengan bahagia, jangan ada sesuatu yang mengganjal denganku, bisakah?"
Apa aku harus bersyukur?
Aku menggigit bibirku dengan rapat, hatiku terasa sakit sampai tidak bisa berucap apa-apa. Akhirnya aku mengerti kenapa Owen Cheng bisa memperlakukanku sebaik ini, tapi ini semua membuatku sulit untuk menerimanya.
Ini semua karena wajahku, karena wajahku mirip dengan perempuan lain.
Jadi semua yang aku miliki sekarang, karena cinta Owen Cheng kepada perempuan itu?
Tiba-tiba aku merasa kata-kata yang diucapkan Janet Song dulu sangat lucu.
Yang dia katakan benar, ternyata aku akan menyesal. Hanya saja tidak kusangka penyesalan itu bisa datang secepat ini.
Aku seperti kehilangan seluruh semangatku dan keluar dari cafe, lalu duduk didalam mobilku dan menangis tersedu.
Handphone ku tak berhenti berdering, telfon dari owen Cheng dan Bibi Wang. Tapi aku tidak punya niat untuk menerima telfon dari siapapun, dan segera mematikan handphone saat ia kembali terang.
Langit sudah gelap dan aku sudah kembali ke dalam keliaran Owen Cheng. Aku sudah menghentikan air mataku, tapi mataku terlihat bengkak seperti buah plum.
Saat membuka pintu aku sudah mencium bau rokok yang menyengat. Dan di tengah ruangan, Owen Cheng sedang merokok menghadap kearah pintu, asbak rokok sudah penuh dengan putung-putung rokok.
Melihat aku masuk, dia tertegun sebentar. Membuka mulutnya tapi tidak berbicara.
Tanpa bicara aku langsung naik keatas, saat melewati Owen Cheng air mataku kembali mengalir.
Melihat kamar yang familiar, aku mengusap airmataku dan mulai membereskan koper.
Dulu alasanku bersama Owen Cheng karena ku pikir dia mencintaiku. Tapi sekarang aku sudah mengerti semua ini hanya karena perempuan lain. Aku hanya bayang-bayangnya saja, bahkan aku sudah tidak punya keberanian untuk tetap bersama Owen Cheng.
Ternyata aku tidak cocok dengannya, ternyata aku sudah menggunakan barang yang sama sekali bukan milikku.
Kamar begitu besar, tapi barang yang menjadi milikku sedikit dan semakin sedikit. Yang aku masukkan kedalam koperku hanya baju-baju sederhana yang dulu ku bawa kesini. Setelah Owen Cheng membelikanku bermacam baju tapi tidak terpakai.
Hatiku tersenyum pahit, untung saja mereka tidak ku buang. Kalau tidak aku benar-benar akan merasakan perasaan tidak punya apa-apa itu.
“Kau sedang apa?” suara Owen Cheng terdengar dari belakang.
Aku menoleh, melihat dia sedang berdiri dipintu kamar, alisku yang tegas menjadi kaku.
Aku melihat lelaki yang memberiku harapan yang tak terhingga ini, ada banyak pertanyaan tertahan di tenggorokan. Dan akhirnya hanya keluar satu kalimat: “Surat perceraian sudah kusiapkan, besok kita pergi mengurusnya.”
Owen Cheng semakin mengerutkan alisnya,”Kau ingin bercerai denganku?”
“Iya.” Aku bersuara, hatiku sudah dipenuhi ratusan dan ribuan luka.
Owen Cheng kenapa masih bertanya? Aku sudah tau semua ini, kalau tidak bercerai lalu mau bagaimana? Apa aku harus berpura-pura bodoh seumur hidup, dan menjadi bayangan wanita lain untuk bisa hidup disampingnya?
Memang Owen Cheng bisa memberiku lingkungan kehidupan yang sangat mewah, kehidupan yang seumur hidup pun tidak akan bisa ku dapat kan. Tapi, aku tidak bisa.
“Aku tidak setuju.” Owen Cheng bicara dengan nada dingin.
Aku melihat kearahnya, dan bicara: “Direktur Cheng, tolong jangan mempersulitku. Aku akan pergi dengan tangan kosong, barang apapun tidak akan ku ambil.”
Semua itu bukan untukku, tidak seharusnya ku miliki. Seperti aku yang tidak seharusnya memiliki Owen Cheng.
“Eva...” dia memanggil namaku, mendekat ingin menarikku.
Aku segera mundur selangkah memberikan kami berdua jarak, menunduk dan berkata: “Keluarga Cheng adalah keluarga besar yang punya bisnis besar, kalau kita bertengkar ini akan terlihat tidak baik.”
“Kau sedang mengancamku?” nada bicara Owen Cheng terdengar tidak baik, membuat ku merasa agak tertekan.
Novel Terkait
That Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)