That Night - Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek

Aku benar-benar mengikuti aturan para leluhur setelah melahirkan, tetapi bukan Owen Cheng yang mencarikan pengasuh ini, melainkan Wiri Chen.

Di titik ini, pikiran ku sedikit kacau, aku merasa diriku yang pergi diam-diam sedikit keterlaluan.

Wiri Chen sudah bersikap sangat baik padaku, dia selalu memenuhi permintaan ku, apalagi dia menyukaiku, dan tidak seharusnya menjadi alasan untuk aku tidak mematuhi nya.

Aku berbohong ingin membeli popok dan keluar dari ruang rawat, berdiri di koridor dan menelepon Owen Cheng.

Setelah beberapa nada dering terdengar, telepon ku segera di angkat.

“Eva, kau sudah sampai?” suara Wiri Chen yang lembut terdengar dari seberang telepon, hanya saja suaranya terdengar berat dan sedikit berisik.

Sedikit penasaran dimana Wiri Chen berada, tapi tidak bertanya.

“Ya, aku sudah sampai di rumah sakit ibuku dirawat. Maaf tidak sempat memberitahumu dan langsung pergi……”

Wiri Chen terdiam sebentar, nada bicara nya serius, “Eva, apakah kau berniat menghindariku?”

Aku terperanjat, ragu untuk beberapa saat dan akhirnya tenggorokan ku mengeluarkan suara. “Ya……”

“Pikiran ku kacau, aku ingin pergi sebentar dengan harapan bisa sedikit lebih tenang, dan aku dapat mengerti apa yang diriku inginkan dan apa yang harus ku perbuat.” Aku menghela nafas panjang dan berkata dengan jujur, ini adalah alasan ku pergi.

Aku lebih baik menyebutnya menenangkan diri dan merenungkan hidupku, Daripada menyebutnya menghindar dari Owen Cheng dan Wiri Chen.

Sejak sebelum menikah dengan Daniel Qin, Wiri Chen muncul didalam kamarku, hidup ku berubah dan tidak terkontrol.

Satu tahun terakhir aku membuat banyak keputusan, tapi semua keputusan tersebut aku ambil dalam keadaan terpaksa. Aku selalu merasa di desak oleh keadaan, dan mau tidak mau harus membuat keputusan.

Bercerai dengan Daniel Qin, begitu juga dengan menyetujui kontrak dengan Wiri Chen, bahkan setelah berpisah dengan Wiri Chen, aku terburu-buru memutuskan keluar negeri bersama Owen Chen, semua ini, semua keputusan itu aku buat di bawah tekanan yang ekstrim.

Meskipun aku kelihatan jauh lebih baik daripada tahun sebelumnya, tahun ini aku mengalami kemajuan yang pesat. Awalnya aku berpikir akan menjadi dokter untuk selamanya, magang dengan giat, dan pelan-pelan naik jabatan.

Dan sekarang aku tiba-tiba menjadi seorang pengusaha, bahkan dipandang sebagai pengusaha sukses bagi sebagian orang.

Aku tidak bisa bilang hidup seperti ini baik atau tidak, mendapatkan sejumlah uang yang memberiku kenyamanan, tapi hatiku hampa.

Sekarang aku bisa terpikir, saat itu aku benar-benar tidak punya pilihan lain. Aku berjalan dengan cepat, tapi selain berjalan mundur, aku bisa apa lagi?

Sekarang aku hanya ingin semuanya berjalan dengan perlahan, dan menenangkan diri. Aku yang sekarang sedang menghadapi sebuah pilihan yang sulit yang akan menentukan babak baru dalam hidupku dan kedua anakku selanjutnya.

Jadi, kali ini aku benar-benar tidak boleh membuat keputusan sembarangan.

Wiri Chen kembali terdiam, dan setelahnya tertawa ringan, “Baiklah, aku mengerti.”

“Eva, kau tahu? Jika kau tidak menelepon ku sekarang, mungkin besok aku akan muncul di hadapanmu.”

Aku membeku, tiba-tiba terpikir di setiap helaan nafas Wiri Chen masih ada suara bising dan tiba-tiba bertanya: “Kau di bandara?”

“Ya.” Wiri Chen menjawab, “Aku baru saja mendapatkan tiket pesawat, masih ada waktu satu jam sebelum penerbanganku. Tetapi……”

Ia berhenti sejenak, “Sekarang aku akan menghormati keputusanmu, aku tidak akan mencarimu, dan memberimu waktu yang cukup untuk menenangkan diri. Tapi kurun waktu ini tidak boleh dimasukkan dalam tiga bulan itu, ya.”

Wiri Chen bercanda, tapi setelah mendengar perkataannya aku menjadi sedikit sedih. Hatiku tersentuh , dan berkata dengan tulus: “Terima kasih.”

Aku sangat berterima kasih pada Wiri Chen, terima kasih atas bantuannya, terima kasih karena telah menghormati keputusanku, dan sangat berterima kasih atas semua perhatiannya.

“Jangan berterima kasih padaku, aku tidak suka kamu memperlakukan ku seperti orang luar begini.”

Aku membasahi bibir, mendengar nada menghibur dalam perkataan Wiri Chen, tiba-tiba saja hatiku menjadi lega. “Tidak peduli apapun hubungannya, tetap harus berterima kasih padamu.”

“Baiklah, lebih baik menurutimu dan membuatmu senang daripada membuatmu kesal.” Wiri Chen tertawa, “Tapi, apakah kamu sudah menghubungi Owen Cheng? Mungkin saja sudah mau segera pulang.”

Aku membeku sesaat dan kepala ku berdenyut, “Aku tidak menghubunginya.”

“Walaupun aku tidak ingin kau menghubunginya, tapi tetap lebih baik kau bertanya. Aku mendengar ia menempatkan seorang mata-mata dalam perusahaanku. Mungkin akan segera pulang. Jika ia sudah pergi, menurut mu aku akan bagaimana?”

Suara Wiri Chen menyiratkan senyuman, perasaan ku kusut, “Aku tutup dulu.”

Tanpa menunggu jawaban dari Wiri Chen, aku segera memutuskan sambungan telepon, dan segera menghubungi Owen Cheng.

Hanya saja sebelum panggilan tersambung, aku buru-buru membatalkannya.

Aku menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, meyakinkan diri sendiri untuk tenang.

Aku tidak bisa menelepon Owen Cheng, aku harus bilang apa? Bertanya apakah dia benar-benar akan pulang? Ataukah memperingatinya supaya tidak pulang?

Aku terus takut Owen Cheng tidak akan menghormati keputusanku, tetapi jika aku benar-benar meneleponnya dan memperingatinya untuk tidak pulang, itu berarti aku yang tidak menghormati keputusannya, kan?

Sebenarnya Owen Cheng dan Wiri Chen sangat berbeda, suara Wiri Chen seperti sedang berada di luar negeri, dia tidak benar-benar punya alasan untuk pulang. Tetapi Owen Cheng berbeda, Perusahaan Besar Cheng berada di Shanghai, jika ia ingin pulang, maka ia mempunyai seribu satu alasan untuk membungkam mulutku.

Dan jika pada akhirnya ia memang pulang aku juga tidak perlu bertemu dengannya.

Aku menghela nafas, memegang ponsel dengan erat dan berkata pada diriku sendiri, dan bernafas dengan dalam untuk menenangkan diri, memutar badan dan berjalan meinggalkan rumah sakit.

Aku berkata keluar untuk membeli popok, jadi tidak mungkin pulang dengan tangan kosong.

Sepanjang tahun di Hangzhou, seudah pergi setengah tahun lebih, pemandangan disini benar-benar tidak berubah. Aku tidak ingin ibuku menunggu lama, jadi aku berjalan dengan cepat, saat sampai di pintu gerbang rumah sakit, aku mendengar suara yang familiar sekaligus asing.

“Eva Luo?” Suara tersebut menyiratkan keraguan, dan juga keterkejutan.

Kaki ku membeku dan kepala ku mengikuti suara tersebut berasal, saat aku melihat wajah familiar tersebut, darah ku mendidih seketika.

Orang dihadapanku bukan lain adalah Daniel Qin yang sangat kubenci sampai ketulang!

Tubuhnya masih tinggi besar, rambutnya juga masih sangat rapi, janggutnya dicukur bersih, dengan setelan jas dan pergelangan tangan yang mengenakan jam tangan emas sangat menampilkan latar belakangnya.

Hanya saja, perutnya yang sedikit buncit dan wajahnya yang montok membuatnya jauh dari kata tampan. Dan aku melihat nya seperti seorang orang kaya baru.

Setengah tahun lebih tidak bertemu, dan Daniel Qin menjadi gemuk seperti ini? Aku tiba-tiba ingin tertawa, tidak tahu apakah ingin menertawai Daniel Qin, ataukah menertawakan ku yang saat itu buta, dan atau senang karena Daniel Qin tanpa ragu meninggalkanku?

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu