That Night - Bab 69 Mendapatkanmu
Aku duduk di mobil Wiri Chen, pemandangan di kanan kiri dengan cepat berlalu, hatiku tetap saja berantakan.
Kata-kata terakhir Owen Cheng di Basement “Eva Luo, kita pelan-pelan saja” dan berlalu begitu saja, aku tidak mengerti apa maksud kata-katanya, tetapi senyumnya pada saat dia mengatakan kata-kata tersebut bagaikan tikus yang menangkap mangsanya, tetapi tidak langsung memakannya.
Apa yang sebenarnya akan dilakukannya…..
Aku mengerutkan keningku, meremas tanganku dengan erat, ketakutan dihatiku semakin besar.
“Ayo turun”.
Mendengar kata-kata Wiri Chen aku terdiam sebentar, begitu mengangkat kepala ternyata mobil telah berhenti di depan rumahku. Aku terdiam dengan canggung, sepanjang jalan ini hatiku kacau, benar-benar tidak memperduliakan Wiri Chen.
“Wiri, aku….”
Dia tersenyum, “Aku mengerti, tidak perlu menjelaskan”.
“Tidurlah dengan nyenyak, kemungkinan beberapa hari ini Owen Cheng akan melakukan hal lainnya”. Suara Wiri Chen sangat lembut, pada saat berbicara dia mengengam tanganku.
Hatiku yang tidak tenang ini merasakan kenyamanan, aku dengan gelisah berkata :”Apakah dia tahu aku melahirkan dua orang anak? Apakah dia akan mengambil anak-anakku?”
Ini adalah hal yang paling aku khawatirkan, Owen Cheng mengetahui aku bekerja di mana, tidak masuk akal bila tidak mengetahui aku habis melahirkan. Tetapi hari ini aku sudah bertemu dua kali dengannya, tetapi Owen Cheng sama-sekali tidak menyinggung masalah ini, aku bener-benar tidak mengerti sebenarnya apa maksud Owen Cheng.
Wiri Chen menatapku, lalu pelan-pelan menghela napas, dia melepas sabuk pengaman dan mendekat kearahku, lalu memelukku. “ Jangan khawatir, aku pasti menolongmu”.
Tetapi kata-kata ini sama sekali tidak mengurangi kekhawatiranku, aku menggengam erat bajunya, “dia sudah mengetahuinya bukan?”
Wiri Chen menganggukan kepala, “perihal kamu hamil pasti mudah untuk diketahui, dia dapat mencari tahu ke kantor, pasti mengetahui kamu baru selesai cuti hamil”.
Hatiku hancur, walaupun aku sudah menebaknya, tetapi kata-kata Wiri Chen sama seperti perkiraanku, aku merasa harapan terakhirku yang walaupun kecil pun hancur sudah.
“Bagaimana……”saat itu aku ingin menangis.
“Jangan khawatir, tidak akan terjadi apa-apa. Kamu adalah ibu dari anak-anakmu”.
“Tetapi dia adalah ayah dari anak-anakku!” aku memotong kata-kata Wiri Chen dengan cepat, tidak peduli betapa aku ingin tidak mengakui hal ini, tetapi hal ini kenyataan yang tidak dapat di ubah.
Owen Cheng mempunyai kekuatan yang besar, keluarganya sanagat kuat, bila dia ingin merebut hak asuh, apakah aku bisa mengalahkannya?
Wajah Wiri Chen ada sedikit tidak biasa, tetapi dengan segera dia kembali ke normal.
“Dia adalah ayah dari anak-anakmu itu betul, tetapi kamu adalah ibu dari mereka, sekarang mereka baru dilahirkan, dan masih ada waktu yang lama membutuhkan asi, masa-masa ini semua orang tahu bahwa mereka membutuhkan perhatian dari ibunya”.
Dan juga kamu tidak perlu khawatir Owen Cheng memiliki latar belakang yang kuat, walalupun kamu tidak dapat mengalahkan uangnya, tetapi kamu mempunyai pekerjaan, dapat menjamin kehidupan anak-anakmu. Dan juga kamu orang yang berpendidikan, sekolah maupun pekerjaan, prestasimu semua sangat bagus, jadi pengadilan tidak ada alasan untuk percaya, kamu lebih cocok untuk mengasuh anak-anak.
Hatiku terasa senang, “ benarkah?”
“Ya”. Wiri Chen menganggukan kepala kepadaku, dia dengan lembut membelai wajahku, lalu tersenyum dan berkata :”Bukannya masih ada aku?”
“Kita dapat memberikan anak-anak sebuah keluarga yang seutuhnya, dan juga kemampuanku mencari uang tidak jelek, Owen Cheng tidak dapat membawa anak-anak”.
Aku menurunkan pandanganku, maksud dari kata-kata Wiri Chen ini tersirat sangat jelas, membuatku tidak dapat menjawab. Tetapi analisisnya, membuatku lebih tenang.
Bagaimanapun juga, akutidak akan membiarkan Owen Cheng membawa pergi kedua anakku.
Aku dan Wiri Chen turun dari mobil, baru masuk terdengar suara tangisan. Hatiku kacau dan langsung masuk kedalam.
“Pasti rindu dengan ibu, sudah diberi susu formula tetap menangis”. Bibi yang membantuku setelah lahiran menggendong kakak dan melihatku.
Aku segera mengganti baju mencuci tangan lalu menggendongnya dan mengayunnya di dalam pelukkanku, tidak lama anaku berhenti menangis, dan Wiri Chen juga telah mencuci tangan, dan menggendong adik dia dalam pelukannya.
Wajahnya tersenyum, ekspresinya sangat lembut, lengannya yang kuat dan bertenaga menggendong anak, tangan yang satunya lagi memegang krincingan bayi dan menggoyang-goyangkannya, pemandangan ini sangat hangat.
Hatiku sedikit takut, saat itu aku merasa sedikit suram.
Wiri Chen sangat baik terhadap kedua anakku, aku sangat percaya kalau dia akan menjadi ayah yang baik.
“Apakah kamu sudah memikirkan nama anak-anak?” Tiba-tiba Wiri Chen bertanya.
Aku menjilati bibirku ,lalu menggangguk, “Kakak bernama Eason, adik bernama Joanna, bagaimana menurutmu?”
“Eason, Joanna…..”dia dengan lembut menyebut nama ini, lalu wajahnya tersenyum lebar, “ya, bagus”.
Tetapi, tiba-tiba dia memandangku, “Nama Keluarga? Sudah ditentukan?”
Aku terdiam dan menggigit bibirku tiba-tiba tidak berkata-kata. Kedua anak ini sudah lahir satu bulan, sampai saat ini nama mereka belum diputuskan, inti permasalahannya adalah aku bimbang mengenai nama keluarga.
Mereka adalah anak dari Owen Cheng, hal ini tidak dapat dibantah, tetapi sekarang aku telah bercerai dengannya, kedua anak ini, aku tidak tahu apakah harus menggunakan nama keluarga Owen Cheng. Karena aku selalu khawatir suatu hari nanti Owen Cheng akan kembali mencariku, dan menggunakan berbagai cara untuk memaksa menggambil anak-anakku dariku.
Bila kedua anak ini kembali ke rumah keluarga Cheng, mereka pasti tidak akan membiarkan nama keluarga mereka adalah Luo. Aku tidak begitu peduli akan nama keluarga ini, tetapi banyak yang mengatakan bila anak tidak mengikuti nama keluarga ayah, maka keluarga ayah tidak dekat dengan anak-anak.
Dan juga aku juga khawatir, bila pada saat Owen Cheng kembali anak-anak sudah dewasa, dan waktu itu harus merubah nama keluarga mereka, takutnya akan sulit, dan tidak dapat menjaga perasaan anak-anak.
Mungkin aku berpikir terlalu berlebihan, tetapi aku tetap saja tidak bisa tidak peduli akan hal ini.
“Jagan pikirkan hal ini dulu, dan juga kembali untuk mengurus kartu keluarga juga tidak gampang….”aku menghela napas, tidak ingin melanjutkan pecakapan ini.
Kedua anak ini lahir di luar negeri, pulang dan mengurus kartu keluarga juga sangat merepotkan, untuk saat ini biarkan aku menjadi pengecut. Dan juga sebenarnya aku memiliki pikiran lainnya, Owen Cheng telah datang, cepat atau lambat akan membicarakan mengenai anak-anak.
Atau……..
Aku mencari kesempatan untuk membicarakan hal ini dengan Owen Cheng?
Tetapi begitu memikirkan hal ini, pikiranku langsung muncul betapa gugupnya ketika bertemu dengan Owen Cheng.
Wiri Chen tiba-tiba tersenyum, “Betul juga. Siapa tahu dalam tiga bulan ini aku dapat mendapatkanmu, sampai saat itu anak-anak ikut nama keluargaku”.
Hatiku terkejut, aku tersenyum janggal kepadanya, tiba-tiba aku memikirkan hal ini.
Bila aku menikah kembali, anak pasti akan ikut nama keluarga ayah tiri mereka?
Dikepalaku muncul sebuah bayangan, ketika anak-anak dewasa lalu bertanya kepadaku mengapa nama keluarga mereka berbeda dengan nama keluarga ayah mereka.
Aku tersentak, hatiku sudah memutuskan, menatap Wiri Chen dan berkata : ”Anak-anak ikut nama keluargaku!”
Novel Terkait
Jalan Kembali Hidupku
Devan HardiSi Menantu Dokter
Hendy ZhangMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraWahai Hati
JavAliusCintaku Pada Presdir
NingsiThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)