That Night - Bab 3 Satu kesempatan
Owen Chen geram melihat ku, raut wajahnya suram menyeramkan. aku langsung berbalik pergi, Owen Cheng maju beberapa langkah ingin menarik ku, tapi ia ditahan oleh Wiri Chen.
" Eva..... berhenti!"
Dibelakang ku terdengar suara Owen Cheng, aku dapat mendengar bahwa dia sangat marah saat ini, tetapi aku melangkah lebih cepat dan hampir hendak melarikan diri dari ruang tamu.
Duduk di kantor ku, tubuh ku masih bergetar, Suara Owen Cheng berputar-putar di telinga ku, membuat jantung ku berdebar kencang.
Kata-kata Owen Cheng tidak terduga. Aku sedikit senang, tapi aku juga merasa kehilangan.
Tak tahu sudah berapa lama, tangan ku tiba-tiba di pegang. Aku terdiam, mendongak melihat Wiri Chen yang tak tahu kapan muncul di depan ku.
Aku tersadar dan menarik kembali tangan ku, " Dia sudah pergi?"
" Sudah." Wiri Chen melihat ku dan menganggukan kepala, suaranya sedikit berat.
Aku lega, Dan saat itu baru menyadari raut wajah Wiri Chen terluka.
" Kalian berdua berantem?"
Wiri Chen mengangguk, menarik kursi dan duduk di hadapan ku, melihat aku yang khawatir dia tersenyum, " Tak apa-apa."
Dia berbicara, tetapi senyumnya agak dibuat-buat, dari tatapan nya ada sesuatu yang ingin di ungkapkan nya.
" Kamu ingin bicara apa?"
"Aku sedang berpikir, aku masih punya kesempatan atau tidak." Dia mejawab lembut.
Aku tak tahu harus bagaimana menjawabnya.
Aku sangat senang dengan penjelasan Owen Cheng, tetapi aku juga tahu bahwa masalah antara aku dan Owen Cheng bukan karena Catherine Chu. Hanya saja menghadapi perasaan Wiri Chen, aku tidak tahu bagaimana harus menjawabnya.
Dan saat itu aku menyetujuinya karena Owen Cheng baru saja keluar dari restoran itu, aku terburu-buru, tak ingin Owen Cheng menganggap ku masih punya perasaan padanya.
Tapi hubungan ku dengan Wiri Chen, aku tahu dia sangat baik pada ku, aku juga merasakan kebaikannya, tapi setelah begitu lama di hati ku cuma ada satu orang, tak peduli aku mencintainya atau membencinya, tempat itu telah di duduki Owen Cheng, dan tak ada lagi tempat untuk Wiri Chen.
Tapi aku sudah berjanji pada Wiri Chen tiga bulan, bagaimana cara aku menyampaikan kalimat itu?
" Wiri, aku...."
Aku membuka mulut berbicara, tapi Wiri Chen langsung menyela pembicaraan.
" Jangan bicara." Suara nya berat, dua kata itu datang terburu-buru, tatapan nya seperti kebingungan dan memohon.
" Kamu berjanji kepada ku tiga bulan, bagaimana pun, tiga bulan ini kamu tidak boleh menyerah." Dia memegang tangan ku erat-erat dan memandang ku, hati ku sakit, dan akhirnya mengangguk.
Karena masalah tadi dengan Owen Cheng, aku menjadi kesal dan tidak semangat bekerja, aku berencana untuk pulang kerja lebih awal. Ketika aku sampai di rumah, aku menerima telepon dari Wiri Chen. dia memberitahu aku bahwa Owen Cheng bertemu denganya membicarakan tentang kontrak. Isinya sama dengan yang dikatakan Owen Cheng sebelumnya, tetapi dia masih mau bekerja sama dengan East Trading Company dan membiarkan aku menjadi penanggung jawab.
Wiri Chen meminta pendapat ku, apakah aku mau tidak menerima kontrak ini, Hati ku merasa tegang, tak mengerti apa yang dimaksud Owen Cheng melalui ini.
" Eva, kalau kamu tidak mau, kita tidak akan menerimanya. aku merasa Owen Cheng hanya main-main saja, aku awalnya tidak mau menerima bisnis ini, tapi aku pikir aku harus memberitahu mu, bagaimanapun Owen Cheng melakukan ini karena mu, kamu harus tau."
Kalimat Wiri Chen terdengar dari Ponsel ku, aku menggigit bibir, pandangan ku terarah ke kedua anak yang berada di atas karpet.
Mereka baru beberapa bulan, tapi sangat bergairah. seperti karena mendengar suara ku, mereka membalikan badan melihat aku, tapi mereka masih terlalu kecil, dan tak bisa membalikkan badan nya.
Aku berkata dingin: " Terima saja, aku akan bertanggung jawab."
" Eva." Wiri Chen sepertinya panik, " Kamu sudah memikirkannya?"
" Ya. sudah." Aku mengangguk, tak peduli Wiri Chen yang di ponsel melihatnya atau tidak. " Owen Cheng menunjuk ku sebagai penanggung jawab, pasti dia sudah memikirkannya. Dan bila dia mau aku yang melakukannya, aku akan melakukannya, dan kalau begitu dia tidak akan berdaya."
Aku berjalan ke samping anak ku, mendengar mereka merengek hati ku berdebar.
Owen Cheng sudah tahu keberadaan dua anaknya, biarpun hari ini tak membahasnya, dan mungkin saja suatu hari akan membicarakan hak asuh anak.
Aku tidak bisa bersembunyi, hanya bisa menghadapinya. Kalau benar-benar ingin membawanya ke pengadilan, aku ingin hakim tahu bahwa ibu dari anak ini adalah orang yang tidak akan mudah mundur.
Dan lagi, aku masih punya impian, aku pikir kerja sama kali ini adalah kesempatan.
Dan Owen Cheng memilih bekerja sama dengan East Trading Company, nah aku dan Owen Cheng adalah pihak pertama dan kedua, nanti perusahaan akan mentanda tangani kontrak, aku bisa berdiri setingkat dengan Owen Cheng.
Aku ingin Owen Cheng melihat kemampuanku, jadi kontrak ini harus di setujui, dan harus di selesaikan dengan baik!
Aku mau Owen Cheng tahu, aku buka lagi Eva Luo yang tidak tahu apa-apa, bukan lagi Eva Luo yang harus mengandalkan nya untuk memenangkan proyek. aku harap dia bisa mengerti, dan bisa belajar menghargai aku.
Itu adalah impian ku yang sebenarnya, hanya saja sebelumnya aku belum memikir kan nya.
Wiri Chen diam agak lama, aku mendengar suara nafas yang dalam, aku tahu Wiri Chen berharap aku tak terlalu berhubungan dengan Owen Cheng.
" Wiri, kalau aku lari dari masalah aku tidak akan bisa menyelesaikannya, dia sudah tahu aku melahirkan, cepat atau lambat aku akan membicarakan masalah ini."
" Baiklah, kamu tunggu aku, aku ke rumah mu, detail hal ini perlu dibicarakan." Wiri Chen berbicara.
Aku mengiyakan nya dan menutup telepon, berdiri mencuci tangan dan menggendong anak.
tubuh anak ku yang kecil sangat hangat, ditubuhnya tercium wangi susu. Memeluk mereka membuat ku punya tenaga lagi.
Wiri Chen akan sampai di rumah ku, melihat anak-anak, hanya saja agak berat rasanya.
" Belum makan kan? sambil makan sambil ngobrol ya." Aku memberikan anak ku ke bibi Yue, menyuruhnya membawa mereka istirahat. Wiri Chen buru-buru kesini pasti belum makan.
Wiri Chen mengangguk, pembantu dengan cepat menyiapkan makanan, aku duduk dengan nya di meja makan, melihat makanan di meja yang tidak membuat aku begitu nafsu, tapi aku masih mengambil sumpit dan mangkok dan mulai makan.
Aku terus makan, tapi tak merasakan rasanya. Tak salah lagi, aku menunggu Wiri Chen bicara, karena aku tidak tahu bagaimana memulai nya.
Akihirnya Wiri Chen memecah keheningan, dia melihat ku, tatapan nya serius," Eva, jangan terima kontrak ini ya?"
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeMenantu Hebat
Alwi GoThick Wallet
TessaLelaki Greget
Rudy GoldThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)