That Night - Bab 68 Setiap orang dapat berubah
Jarakku dengannya sangatlah dekat, aku merasa bahkan bernapaspun aku merasa sulit. Detak jantungku begitu kuat, rasanya seperti hanya dengan membuka mulut, jantungku akan melompat keluar.
Dibawah cahaya lampu yang temaram aku melhat Owen Cheng, dia masih begitu tampan, gerak-geriknya sangatlah anggun, tetapi wajahnya sangatlah suram.
“Kamu berubah banyak”. Tiba-tiba dia berbicara, aku merasakan napasnya yang hangat di wajahku.
Aku gugup dan tidak tahu bagaimana untuk menjawab, tetapi seperti otakku yang bereaksi duluan.
“Orang pasti bisa berubah”. Aku menjawab dengan suara yang rendah.
Setelah mengatakan hal itu, kata-kata selanjutnya menjadi mengalir dengan mudah. “ CEO Cheng, kamu malam-malam begini apakah ada urusan?”
Owen Cheng melihatku, lalu berkata : ”Aku mencarimu”.
Hatiku menjadi gugup, aku menurunkan kelopak mataku untuk menutupi gejolak hatiku yang terpancar di mataku, aku mendorong lengan Owen Cheng, tenaganya sangat kuat aku tidak dapat mendorongnya, tanpa ku sadari aku membasahi bibirku, dan tidak ingin terus di posisi berdekatan dengannya, lalu aku membungkukkan badan dan keluar dari bawah lengannya.
Owen Cheng tidak mengira aku akan seperti ini, dia terdiam, tetapi tanpa menunggu dia bereaksi aku tertawa dan berkata: “Untuk apa mencariku? Apakah mau membicarakan bisnis? CEO Cheng mau membicarakan bisnis, apakah mau bekerja sama dengan perusahaan kami?”
Dalam beberapa bulan ini aku telah bertemu berbagai macam orang, aku dapat berhadapan dengannya seperti berhadapan dengan customer lain. Lagi pula, aku telah beberapa kali memikirkan bagaimana bersadiwara bila aku bertemu dengan Owen Cheng.
Dia terus melihatku tanpa berbicara, lalu mengeluarkan kotak rokok dari kantongnya, gerak-geriknya sangat terlatih lalu dia menyalakan rokok tersebut.
Melihatnya merokok, aku mengeruttkan kening, hampir saja aku menyuruhnya untuk jangan merokok.
Dulu ketika Owen Cheng mengetahui aku hamil dia bersedia untuk berhenti merokok, tapi akhirnya aku meninggalkannya dengan pengaturan dari Janet Song, ketika aku bertemu kembali dengannya dan dia kembali merokok.
Dulu aku pernah menasehatinya untuk berhenti merokok, Owen Cheng menyetujuinya sambil tertawa, setelah itu ketika aku bersamanya dia sangat jarang merokok. Tetapi sekarang…….
Warna rokok yang menyala merah itu kadang gelap kadang terang, asap putih itu terbang keatas, aku melihatnya yang terus diam.
Sekarang aku dan Owen Cheng tidak ada hubungan apa-apa lagi, aku tidak memiliki hak untuk mengaturnya.
“Perusahaan yang kamu pegang sekarang bisinisnya sangat baik” tiba-tiba dia berkata.
Aku kembali membasahi bibir, sepertinya dia telah mencari tahu tentang aku.
Aku bekerja di perusahaan Wiri Chen ini tidak dapat ditutupi, dan juga aku tidak bermaksud untuk menutupinya, lalu sambil tertawa berkata :”lumayan, tetapi dibanding dengan perusahaan besar Cheng masih jauh. Sepertinya CEO Cheng ingin bekerja sama dengan perusahaan kami? Sampai bagaimana bisnis kami pun sudah anda cari tahu.”
“Masih dalam pertimbangan”.
“Kalau begitu aku harus lebih giat”. Aku tersenyum dan menjawab pertanyaannya, wajah Owen Cheng saat ini masih tetap muram, tetapi aku tertawa dengan sangat lepas.
Tiba-tiba sebuah cahaya menyinari kami, dengan reflek aku mengangkat tangan untuk menutupi mataku.
Tidak lama kemudian aku baru menyadari ternyata itu mobil Wiri Chen yang terparkir tidak jauh.
Wiri Chen menutup pintu mobil dengan keras, dengan segera dia berjalan ke depanku. Dia telah menatap aku dan Owen Cheng, dari tatapan matanya terlihat bahwa dia terkejut, lalu berdiri di sampingku dan menggandeng tanganku.
“ Mengapa kamu tidak mengatakan kalau datang ke kantor? Aku bertanya dengan bibi baru aku mengetahuinya, kamu juga tidak mengangkat teleponku, sekretaris berkata kamu lembur di kantor……” Wiri Chen terus memandangiku, tetapi dari kata-katanya terdengar bahwa dia menyalahkanku.
Cara dia yang seperti tidak melihat Owen Cheng membuatku merasa tidak enak, dan juga dia langsung menggandeng tanganku seperti ini, aku dapat merasakan tatapan Owen Cheng yang membara terhadapku.
“Ada beberapa pekerjaaan di kantor, tanpa kusadari sudah larut malam”. Aku menjawabnya dan tersenyum terhadap Wiri Chen, dan membiarkan dia menggandeng tanganku.
Hari ini aku baru memberikan satu kesempatan kepada Wiri Chen dihadapan Owen Cheng, bagaimana mungkin sekarang aku menolak Wiri Chen?
Hanya saja aku tidak tahu apakah Owen Cheng mengetahui bahwa aku cuti melahirkan satu bulan, karena itu pada saat berbicara aku sengaja tidak berkata dengan gamblang. Hatiku masih berharap, berharap Owen Cheng tidak mencari tahu semuanya tentang diriku , tetapi aku juga tahu, bila dia mencari tahu dimana aku bekerja, dan juga mengetahui keadaan bisnis perusahaan, maka pasti dia pun tahu mengenai sebelumnya aku membicarakan perjanjian dengan membawa perut yang besar.
Pada saat aku meninggalkan Owen Cheng aku sedang hamil besar, dia mengira aku pergi setelah keguguran. Sekarang baru beberapa bulan, mana mungkin aku mempunyai anak dari laki-laki lain.
Kepalaku sedikit sakit, dan nyaliku pun semakin kecil.
“Wiri, aku lelah, aku pulang ikut mobilmu saja? Besok kamu antar aku”. Aku menarik lengan Wiri Chen dan tersenyum kepadanya, hatiku tidak tenang.
Aku tahu harga diri Owen Cheng, aku bermesraan dengan WIri Chen di hadapannya, bila dia ada sedikit maksud terhadapku, dia pasti sudah marah.
Jika dia marah, dia pasti tidak akan mencariku lagi.
“Baik”. Wiri Chen langsung menjawab, “ kamu bekerja terlalu serius, lain kali jangan terlalu lelah, sekarang tubuhmu masih……”
“Ayo kita jalan!” aku segera memotong perkataan Wiri Chen, takut dia tidak sengaja mengatakan aku baru melahirkan.
Wiri Chen langsung mengikutiku, dan membiarkanku menggandeng lengannya, dan akhirnya dia memandang Owen Cheng. “Sekarang sudah malam, aku ada urusan dengan Eva, CEO Cheng pastinya anda juga ada urusan, kami jalan dulu”.
“CEO Cheng, untuk masalah perjanjian nanti kita cari waktu lagi bertemu di kantor, basement bukanlah tempat yang baik”. Dia berkata sambil tersenyum, nada bicaranya terdengar dia tidak mau mengalah.
Telapak tanganku bekeringat sambil menggandeng lengan Wiri Chen, tatapan Owen Cheng tidak berubah. Dia menghisap rokoknya, lalu tersenyum, lalu membuang puntung rokok ke lantai. Tiba-tiba dia mengikuti, dan memegang lenganku.
“Aaa……” tiba-tiba aku terkejut dan berteriak.
Wajah Wiri Chen tiba-tiba menjadi dingin, lalu dia memegang lenganku yang satu lagi, dan mengerenyitkan alis.
Suasana tiba-tiba menjadi aneh, satu lenganku di pegang oleh Owen Cheng dan satunya lagi di pegang oleh Wiri Chen, dan mereka berdiri di kedua sisi ku, kami bertiga berada di keadaan yang aneh.
“CEO Cheng, apa maksud anda?” Wiri Chen berbicara dengan dingin.
Senyum di wajah Owen Cheng tidak berubah, tidak memperdulikan Wiri Cheng dan terus menatapku. Tiba-tiba aku merasa tidak enak dan menundukan kepala, aku tidak berani melihat tatapan Owen Cheng, hatiku bergertar.
Apakah dia sudah tahu? Apakah dia mau mengatakan tentang anak denganku?
Hatiku memberikan peringatan, di kepalaku terdapat banyak kata-kata. Sebelum ke dua anak ini lahir, aku telah memikirkan bagaimana harus menjawab bila Owen Cheng mengetahui keberadaan mereka dan ingin mengambil alih hak asuh mereka, tetapi saat ini aku sangat gugup.
Tetapi, diluar dugaan, Owen Cheng hanya memandangiku dengan sangat dalam, senyum diwajahnya semakin lebar, dan tiba-tiba dia melepaskan lenganku.
Aku hanya merasakan tekanan yang ada di lenganku menghilang, dan terdengar suara Owen Cheng di samping telingaku yang serak dan merdu.
Novel Terkait
Cantik Terlihat Jelek
SherinMy Lady Boss
GeorgeMy Only One
Alice SongMy Greget Husband
Dio ZhengAfter Met You
AmardaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiCinta Yang Dalam
Kim YongyiThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)