That Night - Bab 12 Pertemuan yang kacau
Aku bingung apakah Owen mempercayaiku atau tidak, dia malah memberikan ku sepasang sumpit, "Baiklah, makan."
Aku terkejut, dan mengangguk lalu mengambil sumpitnya "Ya sudah, nanti jangan lupa berikan nomor rekeningmu."
Melihat Owen tersenyum dan menganggukkan kepala, kekhawatiran dihatiku akhirnya hilang.
Aku telah menyelesaikan dua masalah yang selama ini mengganjal di hati, karena itu aku merasa bernapsu untuk makan, saat aku telah menghabiskan mangkuk mie ku dengan lahap, aku baru menyadari Owen sama sekali tidak menyentuh mienya.
Setelah melahap habis semuanya aku bertanya kepadanya dengan sedikit canggung "Maaf, sepertinya kamu tidak biasa makan makanan seperti ini ya? sekarang aku belum memiliki uang, tunggu aku mendapatkan gaji nanti aku akan mentraktirmu.."
Sekarang ini aku merasa seperti orang yang tidak punya apa-apa, bahkan baju yang aku pakai adalah Owen yang membelikannya untukku, ingin rasanya aku mentraktirnya tapi aku tidak memiliki uang.
"Bukan tidak biasa makan makanan seperti ini, aku sudah sarapan pagi,jadi tidak lapar lagi." kata Owen dengan datar.
Aku berhenti sejenak, dia sudah sarapan?
Aku melihatnya dengan terkejut dan sedikit antusias, apakah sekarang dia sengaja menemaniku sarapan?
"Hmm, kita sudah di sini terlalu lama, aku harus kembali." aku takut terlalu terbawa perasaan, akhirnya aku segera mengganti topik.
Aku bangun dari tempat duduk dengan sedikit tergesa-gesa, dan saat itu tiba-tiba aku menabrak sebuah kursi lalu aku tidak dapat mengontrol tubuhku dan jatuh kebelakang.
Tamat sudah...
Hatiku berteriak, tapi ternyata tanganku digenggam oleh Owen, dibantu oleh dorongannya aku dapat berdiri dengan seimbang lagi.
"Terimakasih." kataku sambil menundukkan kepala, aku semakin tidak berani menatapnya.
"Ayo kembali." kata Owen melepaskan tanganku, lalu kami keluar dari restoran itu.
Tanpa sadar aku meraba telapak tanganku sendiri, meskipun Owen telah melepaskan genggamannya dari tadi, tapi aku masih merasakan titik dimana Owen menggenggam tanganku, rasa hangatnya masih ada.
Owen bilang mau mengantar Carrie pulang, ia ingin ikut ke ruang tempat Bibi dirawat. Aku tidak berjalan sejajar dengannya, gambaran kejadian barusan masih terbayang di benakku, pipiku semakin panas.
Tidak, tidak boleh berpikir terlalu jauh.
Aku menarik napas dengan dalam, saat mengangkat kepalaku tiba-tiba aku tidak bisa bergerak.
Di depan, Daniel dan Valen sedang berdiri, melihat tatap Daniel, sepertinya aku tidak diizinkan untuk memulai pembicaraan.
"Wah, inikah yang namanya Eva?" kata Valen melihatku, wajahnya bersemangat saat menanyakan hal ini kepada Daniel.
Wajah Daniel datar, tiba-tiba ia maju beberapa langkah dan menatapku dengan sinis, tatapannya bolak-balik melihat Owen dan aku.
"Tidak seperti yang kamu pikirkan..." kataku sambil berusaha menjelaskan, tapi aku terdiam sesaat setelah mengucapkan hal itu.
Aku kan sudah memutuskan untuk bercerai dengan Daniel, apa lagi yang perlu di jelaskan?
Lagipula Daniel sangat sering pergi dengan perempuan lain, tindakannya itu sungguh keterlaluan, apa lagi yang harus kujelaskan padanya?
Aku berusaha memberanikan diri untuk menatap Daniel. Ia Nampak terkejut, aku melihat jelas dalam tatapannya, ia merasa terkejut dan tidak menyangka.
"Eva, siapa laki-laki tampan ini? apa kemarin malam kalian pergi mencarinya? kamu jangan lupa, kamu sudah bersuami." kata Valen sambil menggeser pinggulnya yang ramping.
Meskipun sedang berbicara kepadaku, tapi tatapannya selalu tertuju pada tubuh Owen.
"Kenapa kamu bisa bersama dengannya." kata Daniel sambil mengerutkan alisnya.
Aku tertawa dingin, emosi di hati ini terasa semakin membara.
Atas dasar apa Daniel bertanya mengapa aku bisa berdua dengan Owen? mengapa ia tidak menjelaskan terlebih dahulu mengapa ia bisa bersama dengan Valen?
"Daniel, kita bercerai." kataku dengan datar dan suara tenang tidak seperti biasanya/
Kalimat ini sudah tersimpan di dalam hatiku sejak lama, sekarang aku sudah mendapat janji dari Owen, jadi aku mengatakannya dengan percaya diri.
"Apa kamu bilang?" kata Daniel dengan emosi.
Leherku terasa sakit, ternyata Daniel mencekik leherku. Rasa tercekik itu menyerangku, aku mulai panik, lalu dengan reflek aku menggengam tangan Daniel.
Tapi saat aku belum berhasil meraih lengannya, terdengar suara "duk..." .
Tiba-tiba tangannya yang berada di leherku sudah lepas, aku tercengang melihat Daniel sudah terjatuh ke tanah.
Owen maju dan melindungiku di depan, tercium sedikit aroma tembakau dari rokoknya , seketika hatiku menjadi hangat, aku merasa tenang dan aman.
"Bercerailah dengan Eva." kata Owen dengan dingin.
Aku gugup menantikan reaksi Daniel, raut wajahnya tidak enak dilihat, seperti awan mendung yang akan turun hujan.
"Tidak akan!" kata Daniel menggertak giginya, ia lalu menatapku lagi dengan sinis " Eva Luo, apa kamu dengan terang-terangan berselingkuh dengan pria lain di hadapanku? jangan lupa, kamu adalah istriku!"
"Apa hak kamu berbicara seperti itu kepadaku? berapa banyak perempuan yang sudah kamu bawa pulang dalam satu bulan? apa yang kamu sebut sebagai istri..."
Meskipun sudah memutuskan untuk bercerai, tapi setelah berbicara sampai di sini aku merasa tidak enak.
Hatiku sangat sakit, aku menggigit bbirku dan berusaha tidak menangis. Aku pernah bersumpah tidak akan meneteskan air mata lagi demi Daniel.
"Kalau begitu kenapa kamu tidak bilang apa yang kamu lakukan sebelum pesta pernikahan kita?" kata Daniel dengan raut muka yang berbeda, lalu ia berusaha untuk berdiri dan berteriak "Eva Luo ini adalah istriku! tapi sebelum menikah, ia tidur dengan pria lain!"
"Dan sekarang demi pria lain itu, ia ingin bercerai denganku!"
"Apa kamu sudah gila!" kataku dengan panik sambil melihat Daniel, aku berusaha maju untuk menghentikannya.
Novel Terkait
The Revival of the King
ShintaLove And War
JaneLove and Trouble
Mimi XuSi Menantu Dokter
Hendy ZhangCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)