That Night - Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
Aku tiba-tiba merasa aku punya bakat menjadi penggoda lelaki. Jelas-jelas sekarang aku sedang membongkar dan menghina Daniel, tapi aku tetap bisa berpura-pura dan memasang muka kasihan.
Sebenarnya aku ingin sekali bilang, lihatlah, aku sudah beritahu kamu kalau anak Valen ini bukan anakmu, kamu sendiri yang mempercayainya, jadi memang pantas kamu diselingkuhi.
Tapi sekarang aku memakai cara lain, memasang muka kasih dan menuduh Daniel Qin tidak mempercayaiku malah percaya dengan valen, ini akan membuat Daniel tidak punya alasan untuk bertengkar denganku, malah ingin menenangkanku karena tidak percaya denganku.
Benar saja, Daniel yang melihat aku bergelinang air mata langsung kaget, dia kewalahan dan memberiku tissue.
"Aku bukan tidak percaya padamu, saat itu aku sudah pergi mencari pria itu, Valen memang pernah tidur dengannya."
"Terus kenapa kamu tetap membiarnya melahirkan anak itu! Jangan-jangan kamu sangat suka dengannya sampai-sampai kamu rela merawat anaknya yang bukan darimu?" Aku berteriak, memakai tissue itu dan mengusap air mataku.
Suaraku sangat besar, karena aku sama sekali tidak keberatan membiarkan orang lain mendengarnya. Lebih tepatnya aku sangat ingin memakai speaker dan mengumumkan hal ini, lagi pula, yang malu adalah Daniel, bukan aku, aku ingin dia lebih malu lagi.
Daniel mengerutkan alisnya, sepertinya dia sudah merasa suaraku kebesaran, tapi dia tetap tidak menyalahkanku. Dia melihatku dan berkata pelan: "Aku sengaja membiarkannya melahirkan anak itu, dengan begitu aku bisa bercerai dengannya dan mengeluarkannya dari rumah ini."
"Hak asuh anak itu aku tidak mau, Valen juga jangan harap bisa mendapatkan sepersenpun dariku."
Aku berpura-pura kaget melihatnya, "Sejak awal kamu sudah ingin bercerai dengan Valen?"
Dia mengangguk, dan berkata: "Berani sekali dia menyelingkuhiku, tentu saja harus bersiap-siap diusir dari rumah ini."
Aku sengaja menundukkan kepalaku dan mataku, Daniel berpikiran sama denganku, dia adalah pria yang egois dan sombong. Dia bilang Valen menyelingkuhinya, tapi bukankah Valen juga sudah diselingkuhinya?
Orang seperti Daniel Qin ini hanya bisa meminta orang lain untuk menjadi lebih baik, tapi tidak pernah meminta dirinya sendiri agar menjadi lebih baik.
Sekarang juga sudah malam, aku berpikir bagaimana agar bisa pergi dari sini.
"Terus, kamu akan bercerai dengan Valen bukan?" Aku melihatnya tidak yakin.
"Tentu!" Daniel menjawab dengan yakin.
Aku tersenyum lembut kepadanya, "Oke, kamu hubungi aku setelah kamu bercerai saja, untuk saat ini, kita tidak perlu berhubungan dulu, oke?
Daniel mengerutkan alisnya, pandangannya dingin, seperti telah melihatku dengan jelas. Aku sedikit ketakutan, tapi tetap saja aku bersikap tenang, dan berpura-pura menundukkan kepala dan mengusap air mataku.
"Walaupun Valen adalah orang ketiga yang menghancurkan pernikahanku, tapi aku tidak mau menjadi orang ketiga. Dalam hidupku yang paling kubenci adalah orang ketiga, jadi aku tidak berharap alasan perceraianmu dengan Valen adalah aku. Apakah kamu mengerti?" Aku berkata pelan.
Aku bisa merasakan pandangan Daniel kepadaku, aku berdiri dan berkata, "Aku pergi dulu ya, kalau urusanmu sudah selesai, kamu bisa menghubungiku."
"Eva." Daniel menarik lenganku, tenaganya kuat, membuatku kesakitan dan mengerutkan alisku.
Keadaan ini hampir mirip dengan kejadian setahun yang lalu, saat itu Daniel memegang lenganku dengan erat, tapi saat itu Daniel ingin bercerai denganku, Valen berdiri disampingnya dan bersikap sombong kepadaku. Tapi sekarang Daniel yang ingin bercerai dengan Valen.
"Daniel, aku sudah jelaskan, aku tidak akan jadi orang ketiga, jadi mohon kamu selesaikan dulu urusanmu dengan Valen, lalu datang mencariku, oke?" Aku menatapnya serius, dan mataku berkaca-kaca.
Daniel memurungkan mulutnya dan melihatku, akhirnya dia melepaskan genggamannya. "Baik, kamu tunggu aku."
Aku tersenyum melihatnya dan segera pergi.
Keluar dari cafe ini aku baru sadar ternyata di luar hujan, malam yang awalnya juga sudah dingin, ditambah lagi dengan cuaca yang seperti ini, membuatku merasa sangat dingin, dan menarik-narik bajuku.
Khawatir Daniel akan mengejarku, aku pun langsung berlari pulang ke rumah tanpa mempedulikan hujan ini lagi.
Hujan ini tidak deras, tapi berjalan hingga ke rumah sudah membuatku basah, setiap angin berhembus, tubuhku langsung kedinginan, tapi aku merasa senang. Tidak tahu apakah perkataanku yang berguna, bagaimanapun juga Daniel tidak mengikutiku.
Aku berdiri di bawah gedung rumah, dan tiba-tiba merasa tidak ingin pulang, rintik-rintik hujan berjatuhan, seperti membentuk sebuah garis, memancarkan sinar dibawah lampu jalan.
Aku mengulurkan tanganku dan menyentuh air hujan itu, didalam hatiku aku berpikir apakah Daniel akan bercerai dengan Valen?
Aku hanya takut perkataannya kepadaku hanya untuk membohongiku saja. Dan melihat Daniel akan menceraikannya, apakah Valen akan diam begitu saja?
Jangan sampai nanti dia tidak mendapatkan dua-duanya.
Aku tertawa, berbalik badan dan pulang ke rumah. Ibuku kaget melihatku basah kuyup, dia langsung menyuruhku untuk mandi
Setelah mandi air hangat aku merasa sangat nyaman, baru saja keluar dari kamar mandi aku langsung mencium aroma jahe yang kental.
"Minum air jahe ini biar tidak sakit." Kakak Zhang melihatku lalu mematikan api kompor, memberiku semangkuk air jahe.
Aku berterima kasih dan berjalan ke meja makan dan mulai meminumnya, aku merasa tubuhku menjadi hangat.
"Eva, kenapa kamu keluar? Tidak bawa payung?" Ibuku melihatku, ekspresinya khawatir.
Aku berpikir sebentar dan memutuskan untuk berkata yang sebenarnya kepadanya, ada beberapa hal yang tidak bisa dirahasiakan, lebih baik dia tahu lebih awal.
"Daniel sudah tahu tempat tinggal kita, tadi dia datang."
Ibuku mendengar namanya langsung panik, "Dia datang ngapain? Cari masalah lagi denganmu?"
"Tidak." Aku menggeleng, melihat ibuku yang cemas aku langsung memegang tangannya dan menenangkannya. "Daniel mau bercerai dengan Valen, dan kembali denganku."
"Dia ingin kembali denganmu? Dasar tidak tahu malu, dia yang selingkuh, ibu bilang padamu ya nak, kamu jangan sampai berhubungan lagi dengannya." Ibuku berkata dan panik, melihat ibuku demikian aku juga sempat kaget.
Sebelumnya ibuku meneleponku dan bilang bahwa Daniel ingin kembali denganku, aku mengira kalau Daniel sudah berhasil membujuk ibuku, tapi sekarang sepertinya ibuku sangat membenci Daniel, tapi, apakah ini karena ibu berpikir kalau aku akan bersama Owen Cheng dan takut aku bersalah, atau karena dia memang membenci Daniel?
Aku tidak tahu jawabannya, tapi juga tidak tahu harus bagaimana menjelaskan ini kepada ibuku. Lagi pula, hubunganku dan Owen tidak sebaik yang dia pikirkan, mungkin saja aku dan Owen tidak bisa bersama.
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaRahasia Istriku
MahardikaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMenunggumu Kembali
NovanSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiYour Ignorance
YayaThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)