That Night - Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
Aku tidak dapat berkata-kata lagi, Wiri juga tidak bisa melawan, akhirnya aku beserta Owen dan Wiri duduk di meja makan yang sama.
Di atas meja makan terdapat 4 jenis lauk dan 1 sup, cukup untuk 3 orang. Tempat bekal yang diberikan Owen ada di sampingku, aku langsung membukanya agar bisa dimakan bersama-sama, tapi saat makanan itu di pindahkan ke piring aku pun terdiam.
Ternyata makanannya masih panas!
Bukankah Owen bilang makanan ini khusus dimasak oleh Bibi Wang agar Owen memberikannya kepadaku? Apa mungkin Bibi Wang ikut datang kemari?
Seketika aku langsung menatap Owen, dia pun balik menatapku dan berbicara dengan datar, "Setelah Bibi Wang selesai memasaknya ia meminta ku untuk mengantarnya kemari."
"Lalu dimana Bibi Wang? Mengapa ia tidak ikut kemari?" tanyaku kepada Owen, sama sekali tidak terpikir olehku Bibi Wang akan ikut bersama Owen kemari, tapi setelah tahu bahwa Bibi Wang juga ada di sini, aku pun ingin bertemu dengannya.
Owen melihatku dengan tatapan serius, "Dibandingkan diriku, kamu lebih akrab dengannya."
Aku terdiam, lalu menatap Owen, "Aku memang akrab dengan Bibi Wang, apa ada yang ingin kamu sampaikan?"
"Tidak ada." kata Owen tersenyum melihatku, "Kalau kamu sangat merindukan Bibi Wang, pergilah menemuinya, beliau juga merindukanmu."
Aku menutup mulut dan tidak bicara lagi, dalam hati aku berkata apakah Owen sedang memanfaatkan keluarganya untuk mendapatkan simpatiku? Lalu aku mulai makan dan kebiasaanku saat makan pun muncul, aku melihat ke arah Wiri, "Dagin suwir dan ayam kungpao ini semuanya buatanku, kamu makan yang banyak."
Setelah aku mengatakan hal itu, seketika wajah Owen menjadi suram. Aku merasakan hal itu tapi malas untuk menghiraukannya.
Laki-laki yang mementingkan dirinya sendiri seperti Owen, kami berdua telah bercerai, tapi dia masih ingin ikut campur dengan urusanku, apakah itu masuk akal?
Seperti sengaja untuk membuatnya marah, aku mengambil sendok dan bermaksud menuangkan sup untuk Wiri dan sengaja tidak menuangkannya untuk Owen.
Wiri tersenyum dan mengangkat mangkuknya, senyumannya seperti seekor kucing yang diberi ikan segar. Raut wajah Owen semakin suram, lalu ia langsung menarik ayam kungpao dan daging suwir itu mendekat kepadanya.
"Apa yang kamu lakukan?"
"Enak, aku akan makan banyak." katanya dengan dingin, bahkan ia tidak menggunakan sumpit, ia langsung menggunakan sendok dan membuka mulutnya dengan lebar untuk makan.
Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi melihat kelaukuan anak kecil ini, aku berpikir untuk menyindirnya seperti ini "Boleh kalau kamu merasa makanan itu enak, tapi orang lain juga masih harus makan!" , tapi perkataan itu belum terucap an handphoneku tiba-tiba berdering.
Ini adalah bunyi notifikasi khusus yang aku pasang bila ibuku menelepon, sekali mendengarnya aku langsung mengetahuinya. Lalu aku langsung buru-buru mengangkatnya, dan beranjak ke balkon.
Karena Owen masih ada di sini, aku tidak ingin ia mendengar pembicaraanku dengan Ibu.
"Ibu...."
"Eva, kamu bicara jujur dengan ibu, mengapa kamu pergi ke luar negeri?" baru aku berkata, ibuku langsung buru-buru bertanya. Dari suaranya terdengar ia sedikit terisak, hatiku terdiam, seperti membayangkan wajah ibuku yang khawatir.
Mengapa tiba-tiba ibuku menanyakan hal ini kepadaku? Apakah dia mengetahui sesuatu?
Seketika hatiku seperti menciut, aku langsung membalikkan kepala dan melihat ke arah Owen, tapi Owen dan Wiri keduanya sedang melihat ke arahku.
Hatiku berdesir, tidak tahu apakah aku khawatir atau gugup. Bila Owen telah mengatakan sesuatu kepada Ibu, lalu menggunakan ibuku untuk mengancamku, aku akan benar-benar membencinya!
"Ibu, ibu berkata apa? Aku ke luar negeri untuk bekerja... " Aku bepura-pura berkata dengan tenang, tanpa sadar tanganku yang memegang handphone sudah menggenggamnya dengan keras.
Ibuku lanjut bertanya, "Lalu apakah kamu sudah berpisah dengan Owen? Beritahu kepada Ibu apakah dia sudah tidak menginginkanmu lagi?"
Suaranya masih terdengar khawatir, dan beberapa kali terdengar seperti mengetesku.
Aku mengerutkan dahiku dan merasa ada sedikit keganjilan.
Kalau Owen sudah menemui ibuku, maka ibuku tidak akan bersikap seperti ini.
Lalu aku segera bertanya, "Ibu, apa ada yang menemui ibu? Ibu mendengar orang itu mengatakan apa?"
Aku berkata dengan lebih serius, dalam hatiku terus menerka dan mulai sedikit memanas. Ibuku terdiam beberapa saat lalu ia berkata, "Daniel Qin datang menemui Ibu.... ia bilang, Owen dari awal sudah tidak menginginkanmu...."
"Eva, katakan pada Ibu, apa yang dia katakan itu benar?"
"Ibu tidak usah mendengar perkataan orang berengsek itu!" saat itu emosiku meledak, sehingga nada suaraku jauh lebih tinggi dari sebelumnya.
Emosiku semakin memanas, Daniel Qin benar-benar berengsek! ternyata dia yang menemui Ibuku!
Tidak banyak orang yang mengetahui urusanku dengan Owen dari awal sampai sekarang, Wiri selalu bersamaku, dia tidak mungkin pergi menemui ibuku, Carrie juga tidak mungkin memberitahu Ibuku tentang perceraianku dengan Owen. Saat ibuku bertanya apakah Owen sudah tidak menginginkanku lagi, aku langsung menebak ini adalah kelakuan Daniel.
Ternyata benar mereka! Mengapa mereka benar-benar seperti setan! Daniel si orang murahan itu, sebenarnya harus seberapa dalam dia menyakitiku sehingga dirinya merasa puas!
Aku bernapas terengah-engah, Owen dan Wiri yang mendengar suaraku yang cukup keras langsung menghampiriku.
Wiri khawatir saat melihatku, dan Owen langsung mengulurkan tangannya untuk merangkul pinggangku.
Seluruh tubuhku menjadi kaku, seketika aku tersadar dan segera berusaha menhindar.
Tapi Owen sangat bertenga, aku tidak bisa melepaskan diri, dan sekarang ini aku sedang memegang handphone hingga tidak berani memarahinya.
"Eva, kamu... kamu jangan emosi, ibu hanya mengkhawatirkanmu....." kata ibu dengan terbata-bata, terlihat jelas bahwa ia telah terkejut dengan reaksiku barusan.
Saat itu aku merasa menyesal, ibuku memiliki penyakit jantung yang tidak boleh terlalu terbawa emosi, saat ia mendengar kabar ini dari Daniel, pasti ia sudah khawatir, dan sekarang aku malah memperparah kondisinya.
Aku menarik napas dan mengatur emosi, "Ibu, ibu tidak usah mendengar perkataan Daniel, Daniel itu berengsek, dia tidak segan untuk terus menyakitiku."
"Ibu tidak mendengarkannya,...tapi......" kata Ibuku yang seolah ingin melanjutkan perkataannya tapi terdiam.
Wiri yang melihat aku mengerutkan dahi langsung menarik lengan Owen agar melepaskan rangkulannya dari pinggangku, tapi Owen langsung memberontak, ia lalu malah memelukku dengan lebih erat.
Aku yang saat ini sedang gundah takut akan bertambah emosi karena melihat mereka, lalu aku mengangkat kakiku dan menginjak kaki Owen dengan kencang.
Owen bersuara kesakitan, ia mengerutkan dahinya dan menatapku, dan ibuku mendengar suara itu.
"Eva, apa yang terjadi di sana?"
"Tidak ada apa-apa, Ibu...." kataku segera menjelaskannya, belum selesai aku bicara, tiba-tiba Owen mengulurkan tangannya lalu merebut handphone itu dari tanganku.
"Apa yang kamu lakukan!" teriakku pada Owen, aku emosi dan menatapnya.
Ibuku yang mendengar itu semakin khawatir, lalu terdengar suara dari pengeras suara handphoneku, "Eva, apa yang terjadi? Kamu kenapa? apakah ada orang yang menyakitimu....."
Suara ibuku terdengar sedikit menangis, ia juga tidak dapat menahan tubuhnya yang gemetar.
Aku sangat panik dan khawatir, aku merasa air mataku sudah hampir tidak terbendung di ujung mata. Aku menatap Owen, ia memegang erat handphoneku dan tidak mau melepaskannya.
Mengapa? Mengapa harus memaksaku?
Aku sangat mengkhawatirkan ibuku, tapi mengapa mereka harus melibatkan ibuku ke dalam situasi ini? Mengapa harus membuat ibuku khawatir?
Daniel sudah berbuat seperti itu, dan sekarang Owen juga berbuat hal yang sama! Aku sedang berbicara dengan ibuku di telepon, mengapa ia terus mengganggu!
Owen menatapku, mungkin ia tergerak setelah melihat tatapanku, akhirnya melepaskan handphone itu. Lalu aku segera meletakkan telepon itu di sebelah telingaku dan menenangkan emosi ibuku, tapi Owen tiba-tiba mendekat dan mengatakan sesuatu di telepon.
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuIstri kontrakku
RasudinSuami Misterius
LauraPrecious Moment
Louise LeeMr. Ceo's Woman
Rebecca WangEverything i know about love
Shinta CharityAdore You
ElinaThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)