That Night - Bab 94 Kembali ke kota asal
“itu.. sepertinya begitu…” ada keraguan dihatiku, hubunganku dengan Owen tidak benar-benar membaik, hanya saja sekarang aku sudah goyah.
“Eva, aku ingin berbicara serius denganmu, kali ini kau harus membuka matamu lebar-lebar, dan lihat dengan jelas” Carrie menatapku sambil mengenggam cangkirnya.
Aku tersentak sejenak, aku agak kurang nyaman dengan sikapnya yang begitu serius.
“Wiri adalah bosmu, dia yang merawatmu selama setengah tahun, bisa dibilang dia memperlakukanmu dengan sangat baik, kau bisa mempertimbangkannya.”
“Ha?” aku merasa pikiranku sedang kacau dan sulit untuk mencerna kata-katanya, aku benar-benar terpuruk.
“Ha apa ha? Aku sedang serius” dia menunjuk-nunjuk dahiku, “Walaupun aku mengenal Owen, tapi aku harus memberitahumu, jangan mati di pohon yang sama, jadi orang jangan terlalu polos, jangan berpikir kalau kau sudah mencintai seorang maka kau tidak bisa jatuh cinta dengan orang lain.”
“aku mengatakan seperti ini , kau jangan marah padaku, saat itu kau cinta mati kepada Daniel, ingin bersama untuk selamanya bukan? Tapi pada akhirnya kau malah jatuh cinta dengan Owen?
Jadi mau seberapa sering kau disakiti, jangan membiarkan dirimu kehilangan rasa mencintai dan ingin dicintai orang.”
Aku memandangi Carrie dengan kagum, tak kusangka dia bisa mengeluarkan kata-kata seperti itu. Yah ngomongnya gampang tapi apakah prakteknya akan gampang?
“Aku pikir kau akan mendukungku dengan Owen.” Aku mengigit pipet tanpa meminum jus.
“Aku ingin mendukungmu dengan Owen, omong-omong aku kesini untuk melaksanakan tugasku” candanya, tapi seketika ia kembali serius. “hanya saja , dibandingkan melihat kalian berdua bersama, aku lebih berharap kau bisa bahagia.”
Hatiku tersentak, mataku terasa panas, tanpa sadar merangkul tangannya.
Mendengar Carrie bisa mengatakan seperti itu membuatku terharu, memiliki sahabat seperti ini adalah keberuntungan terbesar di dalam hidupku, “yang kukatakan semua itu tulus, kau harus memikirkannya dengan baik, tidak peduli Owen atau Wiri, ataupun orang lain, bahkan kau hidup sendiri untuk membesarkan kedua anakmu, semua itu tidak penting, yang penting adalah kau memilih apa yang bisa membuatmu bahagia.”
“Ok!” aku mengangguk, hatiku berkobar-kobar dan penuh semangat.
Kita tidak menunda waktu lagi, aku mengantarnya ke rumah sakit dan kemudian aku bergegas ke kantor.
Apa yang dibicarakan oleh Carrie ada benarnya, aku harus memilih apa yang membuatku bahagia, sekarang aku tidak memikirkan apa yang harus kulakukan untuk menghadapi Owen dan Wiri, tapi aku harus memikirkan bagaimana aku harus mengurus beberapa proyek di kantor.
Aku sibuk diperusahaan untuk waktu yang begitu lama, saat selesai aku baru sadar kalau hari sudah sore dan aku melewatkan makan siangku, tapi aku merasa sangat puas.
Selama lebih dari setengah tahun, aku sadar bahwa, pekerjaan lah yang membuatku menjadi semangat, jauh lebih bermanfaat kalau aku focus dengan pekerjaan daripada focus pada perasaanku.
Aku sangat menikmati perasaan puas bahwa aku bisa mencari uang dengan usahaku sendiri, terutama jika penghasilanku meningkat kepuasanku juga meningkat.
Aku menelepon asistenku untuk membelikanku makanan delivery, aku membuka website untuk melihat tren pasar saham hari ini.
Saat itu Janet memberikanku uang sebesar 20juta dan kupakai 10juta untuk diinvestasikan kepada East trading company, ini adalah pemegang saham terbesar disini, dan 10jutanya aku melakukan investasi keuangan. Selama lebih dari setengah tahun aku berkembang sangat cepat dan memasuki bidang-bidang yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya.
Uangku tersebar dimana-mana, melihat naik turunnya bagan garis, aku tersenyum dan membuat suasana hatiku menjadi lebih baik.
Aku mengambil persediaan aset, selama setengah tahun terakhir aku telah meningkatkannya hampir 25%.meskipun hanya beberapa juta yang didapat, itu mungkin menjadi tamparan untuk perusahaan besar Cheng. Aku tidak bisa menikmati makanan yang seharga ratusan dolar atau meminum ratusan ribu teh , tapi aku sudah sangat puas.
Bahkan Wiri bilang kalau aku begitu beruntung, tidak pernah kehilangan uang saat membeli saham, tapi aku tahu bahwa aku tidak boleh serakah, aku sering menjualnya saat aku melihat ada peningkatan. Walaupun aku tidak mempunyai cara untuk menjual dengan harga tinggi, tapi itu akan membuatku terhindar dari kerugian.
Aku menyipit dan meraih folder yang ada didepanku, tiba-tiba muncul sebuah ide didalam pikiranku.
Mungkin, aku sudah harus kembali untuk melihat-lihat.
Aku segera menelepon kak Zhang dan kak Liu, menyuruh mereka untuk membereskan koper , perasaanku begitu bergejolak.
Ini mungkin pertama kalinya aku begitu tegas, dokumen ini adalah rencana perjalananku berikutnya. East trading company bekerjasama dengan banyak perusahaan dalam negeri, meskipun banyak hal bisa diatur melalui telepon, tapi untuk periode waktu seperti ini, penanggung jawab harus bertemu dan melihat secara langsung.
Sebenarnya hal ini bisa dilakukan oleh orang lain, tapi aku ingin mencobanya sendiri.
Aku tahu sedikit banyak tentang jadwal Owen, dia keluar negeri untuk mencariku maka ada masalah kali ini, tapi kali ini dia membawa beberapa urusan bisnis kesini, selain menandatangani kontrak dengan east trading company, dia juga akan bernegosiasi dengan beberapa perusahaan besar.
Karena itu, Owen tidak bisa pulang untuk sementara waktu.
Sebagian besar bisnis Wiri ada disini, jadi dia tidak mungkin bisa pergi kemana-mana.
Aku benar-benar ingin melarikan diri. Kata-kata Carrie hari ini membuatku banyak berpikir, aku pikir mungkin aku harus memahami perasaanku terlebih dahulu.
Hanya dengan melepas masa lalu maka aku bisa memulai kembali. Aku benar-benar ingin membuat pilihan yang baik, aku tidak bisa memperlakukan Owen sebagai orang yang selalu kucintai, dan tidak boleh memperlakukan Wiri sebagai seorang yang ku hutangkan, kalau begini aku tidak bisa berpikir secara rasional.
Jadi, kalau aku pulang adalah pilihan yang paling tepat.
Aku memesan tiket hari ini juga dan membuat perincian perusahaan.
Setelah pekerjaanku selesai aku segera pulang ke rumah , kak Zhang dan kak Liu sudah menyiapkan koper,aku sudah memesan tiketku, kak Zhang, kak Liu dan 2 anakku, dan kita segera berangkat ke bandara.
Aku tidak memberitahu Wiri tentang ini, aku mengirimkannya email setelah aku masuk pesawat, didalamnya berisi kabar perpisahanku dan beberapa hal tentang perusahaan, kemudian memberitahukan Wiri kalau aku akan pulang untuk sementara waktu kemudian langsung menutupnya.
Aku bersandar dikursi pesawat, hatiku tidak tegang dan aku merasa begitu santai, sebuah perasaan yang sudah lama tidak kurasakan.
Dalam bayanganku , aku benar-benar tidak memiliki gerakan yang disengaja, aku tidak terpikir akan menempelkan plester ditubuhku.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaUnplanned Marriage
MargeryDark Love
Angel VeronicaLelaki Greget
Rudy GoldMy Cold Wedding
MevitaSi Menantu Dokter
Hendy ZhangThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)