That Night - Bab 91 Aku tahu batasan

Aku tidak punya teman sama sekali disini, yang kemungkinan datang saat ini hanyalah Wiri.

Tapi.......

Tanpa sadar aku melirik Owen yang ada disampingku, saat itu aku merasa begitu malu, dan merasa bersalah.

Aku sudah berjanji kepada Wiri untuk memberinya waktu 3 bulan, tapi aku sekarang menjadi orang yang begitu plin plan dan berdamai dengan Owen. Aku benar-benar tidak tahu harus gimana menjelaskannya kepada Wiri.

Owen mengerti arti dari pandanganku, bibir tipis itu mengecup ringan , seolah-olah dia mengerti kekhawatiran yang kurasakan. “aku akan pergi denganmu”

Dia mendengus , suaranya membuatku tidak bisa merasakan emosinya, begitu tenang.

Sejujurnya, aku khawatir kalau Owen akan memukuli Wiri, aku tidak ingin menyembunyikan apa pun, aku hanya takut mereka berselisih, walaupun Owen berkata ingin mengubah sikapnya, tapi sikapnya yang tidak bisa menerima kenyataan itu tidak bisa diubah hanya dalam satu dua hari.

Aku khawatir Owen seperti saat kejadian waktu itu di garasi bawah tanah, dia melontarkan kata-kata kasar saat bertemu dengan Wiri.

Selain itu, bukan hanya berutang kepada Wiri, takutnya hutangku padanya tidak akan jelas di kehidupan ini.

“Owen, kau jangan mencari masalah dengannya, ok?” dengan gelisah menarik lengannya.

Owen mengangguk “kamu tidak usah khawatir, aku tahu batasa”

Aku mengangguk dan turun bersamanya. walaupun Owen berkata begitu, aku masih khawatir, aku merasakan hatiku berdegup sangat kencang.

Kakak Zhang juga bisa melihat ekspresi wajahku yang begitu khawatir, dia berbisik dan bertanya apakah aku akan membuka pintu. Dipikir-pikir ini sangat cangung, mereka adalah orang yang dicari Wiri untukku,mereka pasti tahu seberapa pedulinya Wiri denganku. Hari ini aku pulang bersama Owen dan aku merasa begitu canggung, aku takut mereka akan bertanya-tanya, tapi untungnya mereka tidak berkata sepatah kata pun.

“akan kubuka sendiri” aku menarik napas dalam-dalam, aku tahu masalah ini sulit diselesaikan, tapi ini harus secepatnya diselesaikan, kalau tidak akan menyakiti satu sama lain.

Gagang pintu itu begitu dingin, aku menarik napas dalam-dalam dan membuka pintu.

Sinar matahari yang cerah menyinari saat pintu itu dibuka, Wiri berdiri di depan pintu, wajahnya tersenyum tapi saat ia melihat Owen, senyum di wajahnya pudar seketika.

Dadaku sesak, dan aku sadar aku tidak bisa melihat langsung pandangannya.

Wiri pasti membenciku sekarang, dia begitu baik padaku tapi aku malah membalas kebaikannya dengan seperti ini. Aku tahu aku telah berjanji ingin memberinya kesempatan, tapi sejak awal aku sudah tidak memberinya kesempatan itu.

“ayo masuk dan duduk lah dulu” pandanganku ke bawah dan suaraku begitu bergetar. Tangan Owen merangkul pingangku , aku merasa semakin bersalah, aku ingin menghindarinya tapi tenaganya lebih kuat dariku.

Aku merasa sedikit kesal, dia dengan jelas mengatakan akan berubah, tapi sekarang dia masih belum bisa mengerti perasaanku! Aku menatap Owen, tapi tatapannya yang tegas membuatku luluh.

Tubuhku membeku dan tak lagi melawannya , aku mengerti maksud dari Owen.

Karena aku memilih untuk memulai kembali dengan Owen, aku juga tidak bisa melupakan perjalananku dari awal hingga akhir, maka seharusnya aku tidak berinteraksi dengan Wiri lagi untuk 3 bulan kedepan.

Ini namanya bukan memberi Wiri kesempatan, ataupun memberiku kesempatan untuk memulai kembali, ini namanya mempermainkan Wiri.

Dalam 3 bulan ini apa yang bisa dilakukan?

Wiri pasti akan tetap baik padaku, tapi aku tidak bisa menikmati kebaikan yang diberikannya padaku, karena janjiku aku tidak bisa menolak kebaikannya, aku hanya bisa tersenyum padanya.

Setelah 3 bulan ini berakhir, apakah aku bisa bersama dengan Wiri?

Jelas itu tidak mungkin. Wiri terlalu baik untukku. Ini bukan 1 atau 2 hari, bahkan jika tidak ada 3 bulan ini, apakah Wiri akan jahat padaku?

Aku mungkin bisa,karena Wiri tidak bisa menahan perasaan itu, mungkin juga aku sangat menikmati saat hidup dengan Wiri, tapi Owen bagaikan duri yang melekat dihatiku, tidak peduli aku bersama dengan siapa , aku tetap tidak bisa melupakannya.

Seharusnya sekarang aku tidak berjuang dalam menghadapi Wiri, tapi menghadapi kenyataan yang ada di pikiran dan hatiku, dan aku harus menghadapi pilihanku yang realistis.

Sekarang aku telah memilih Owen, dan masuk akal jika aku dan dia memiliki hubungan intim. Tapi aku tidak bisa karena jika Wiri melihatnya , aku merasa tidak nyaman, karena itu tidak akan mengubah apapun, lagipula Wiri akan merasa kalau hubungan kita tidak kuat, jadi ada kesempatan.

Awalnya ingin menyelesaikan masalah dengan cepat, malah menjadi perang ketegangan, itu bukanlah hal yang baik untuk kita.

Akhirnya aku medongak dan menatap Wiri dengan tatapan serius dan penuh ketulusan “Wiri maaf, aku dan Owen…..”

“jangan bilang……” Wiri mengangkat tangannya dan terlihat ekspresi wajahnya dia begitu tersakiti, dia mencoba tersenyum tapi terlihat begitu sulit , matanya memperlihatkan sedikit kesedihan dan sedikit harapan.

“Eva, bukankah kita sudah sepakat untuk memberi kesempatan selama 3 bulan?” dia tersenyum dan menatapku. Kata-katanya begitu serius tapi kepanikan dimatanya tidak bisa disembunyikan.

Hatiku begitu sakit “maafkan aku….”

“Wiri, aku tidak bisa memberimu harapan, kau juga tidak bisa mengubah apapun dalam 3 bulan ini, kita sudah pernah membahas masalah ini” aku mengigit bibirku, hatiku begitu sakit.

Aku tidak pernah ingin menyakitinya, tapi pada akhirnya aku tetap menyakiti Wiri.

Tubuh Wiri begitu lemas hingga mundur ke belakang. Aku begitu takut dan ingin membantunya berdiri dengan baik, tapi Owen tiba-tiba mengulurkan tangannya ke Wiri.

“Jangan!” aku takut Owen akan emosi dan melakukannya lagi.

Namun tangannya ditempatkan di bahu Wiri.

Melihat kejadian ini aku merasa tertegun, karena tadi aku berteriak jadi Owen dan Wiri menatapku, jantungku berdebar dan aku merasa begitu malu saat itu.

“Masuk dan duduklah, kita ngobrol sebentar.” Owen menatap Wiri.

Hatiku bingung, aku tidak mengerti arti pandangan mata Owen padaku. Baru saja aku menahan Owen untuk tidak melakukannya, apakah Owen berpikir aku tidak mempercayainya?

Hal ini tidak dapat dijelaskan, karena kekhawatiranku begitu terlihat jelas sekarang, aku benar-benar takut kalau Owen akan menghajar Wiri.

Wiri menatap Owen , wajahnya begitu muram dan akhirnya menyetujui permintaan Owen.

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu