That Night - Bab 66 Takdir Tuhan
Owen Cheng duduk di meja yang tidak jauh dari meja kami, ujung bibirnya yang tipis dan seksi membentuk lengkungan yang samar, tetapi tatapan matanya dingin.
Terlihat jelas Wiri Chen tertegun sebentar ketika melihat Owen Cheng, dia segera berdiri dan menyembunyikanku di belakang tubuhnya, tetapi Owen Cheng berdiri dan berjalan menghampiri aku dan Wiri Chen.
"Eva Luo, kamu meninggalkanku bukan karena Wiri Chen bukan?Mengapa sudah begitu lama kamu belum menikah?" Owen Cheng menaikan alisnya, dari suaranya yang tegas itu terdapat rasa yang mencekam.
Tenggorokanku seperti tersangkut sesuatu, dan tidak dapat mengeluarkan suara, aku hanya terdiam melihatnya.
Aku sering sekali membayangkan keadaan bilamana bertemu dengan Owen Cheng, aku membayangkan saat itu aku sudah menjadi wanita yang hebat, mungkin dengan mengenakan blazer bertemu dengannya duduk berhadapan di satu meja dan bernegosiasi, atau dengan mengenakan gaun malam, bertemu di sebuah perjamuan malam.
Tidak peduli di dalam keadaan seperti apa, aku ingin bertemu dengan Owen Cheng agar dia tahu aku berbeda dengan aku yang dulu, bukanlah wanita yang memiliki wajah yang sama seperti Catherine Chu.
Tetapi, tak pernah aku bayangkan aku justru bertemu dengan Owen Cheng di sebuah restoran di luar negeri dan ketika Wiri Chen akan melamarku.......
Dia menghelakan napas, "Wajahmu, sudah baik....."
Tiba-tiba aku merasa gugup, tanpa disadari aku menyentuh pipiku, aku merasaakan ada sebuah tempat yang sakit seperti di jahit.
Waktu itu dalam keadaan emosional aku menggunakan gunting melukai wajahku, Owen Cheng mencarikan semua dokter yang mempunyai kemampuan terbaik, mengobati wajahku hingga bekas luka menjadi samar, lalu Wiri Chen juga membelikan berbagai salep untuk menghilangkan bekas luka dan menyuruhku untuk selalu mengoleskannya., sekarang bekas luka di wajahku hampir tidak meninggalkan bekas. Sekarang setiap harinya aku hanya menggunakan bedak untuk menutupinya.
Tetapi, sekarang Owen Cheng menanyakan tentang wajahku, hatiku berdegup, ternyata dia masih memperdulikan wajahku.
Aku mengedip-ngedipkan mata untuk menutupi air mataku, menarik napas dan tersenyum kepada Owen Cheng, "Betul, Wiri Chen mencarikan berbagai macam salep agar bekas luka di wajahku hilang, untung tidak meninggalkan belas".
"Wiri, aku bersedia".
Dalam satu saat Wiri Chen tidak menyadari apa yang terjadi, terdiam beberapa saat dia baru mengeluarkan cincin dari kotaknya dan dengan tersenyum mengenakannya di jariku.
“Eva, aku akan membuktikan semua apa yang telah aku katakan".
Mendengar kata-kata Wiri Chen yang serius, tiba-tiba tubuhku gemetar, tetapi aku terus mencoba untuk tersenyum, cincin yang bersinar itu membuatku bertahan, tetapi ini membuatku merasa sangat tidak bebas.
Sekarang kalau teringat gerak-gerik ku pada saat itu sangat lah kekanak-kanakan dan lucu, seperti anak-anak yang di tuding tidak baik, tetapi berusahaa untuk menunjukan semuanya baik. Itu karena aku mendengar Owen Cheng mengatakan aku tidak menikah dengan Wiri Chen, dan dengan gegabah menggunakan kesempatan ini untuk menyetujui lamaran ini.
"CEO Cheng, sudah lama tidak bertemu, mengapa kamu ada di sini?" Aku merangkul lengan Wiri Chen, dan tersenyum bertanya kepada Owen Cheng.
Senyuman di bibir Owen Cheng menghilang, bibir tipisnya yang seksi itu seperti satu garis lurus, didalam tatapannya yang dalam itu mengisyaratkan sesuatu.
Aku berpikir, perasaannya yang bergejolak saat ini apakah karena aku?
Tidak ada orang yang dapat memberiku jawaban, akupun tidak dapat menanyakan jawban ini kepadanya.
"Urusan pekerjaan". Dia menjawab, tatapan yang tenang itu beralih dariku. :"CEO Chen, bisnis export import perusahan anda lumayan, kalau ada kesempatan saya ingin bekerja sama dengan anda".
Wiri Chen tersenyum, "Saya tersanjung"
Tanpa aku sadari aku menggigit bibirku, ada beberapa kali aku ingin berbicara dengan Owen Cheng, tetapi aku terus menerus memarahi diriku di dalam hati seperti orang murahan.
"Tidak menggangu kalian menikmati makan lagi, semoga segera ada hal baik, sampai saat itu jangan lupa mengundangku ke acara pernikahan kalian". bibir Owen Cheng tersenyum, lalu pergi tanpa ada rasa rindu.
Hatiku seperti di pukul keras oleh seseorang, aku menggigit bibirku dengan kuat. Perlakuan Owen Cheng kepadaku tadi seperti telah lama tidak bertemu dengan orang biasa. Aku akui aku merasa kecewa.
Mengapa dia dapat mengatakan jangan lupa mengundangnya ke pernikahan? Apakah dia sama sekali tidak peduli aku menikah dengan WIri Chen?
Saat ini, tiba-tiba aku teringat ketika seseorang yang cemburu karena Wiri Chen, aku rindu ketika dia dengan tidak masuk akal mencari tahu tentang Wiri Chen.
Tiba-tiba mataku menjadi panas, segera aku menundukan kepala untuk menutupi perasaan ku.
"Eva...." tiba-tiba Wiri memanggil.
Tiba-tiba hatiku bergejolak, pura-pura membetulkan rambut dan mengosok mata. "Ada apa?"
Aku tersenyum menatapnya, tetapi menghindar dari tatapannya, saat itu aku merasa sangat tidak enak hati.
"Apakah kamu masih tidak dapat melupakannya?"
Aku menggigit bibirku, lalu berkata :" Kamu sembarangan berbicara, mana mungkin...."
Lalu dia melihatku sekilas, " kamu mencengkramku sampai sakit".
Dengan segera aku lepaskan tanganku dari lengan Wiri Chen, saat itu aku merasa tidak enak hati, lalu terus menerus meminta maaf." Maaf...aku, aku tidak sengaja....".
"Aku tahu".
"Aku tahu kamu tidak sengaja, hanya saja kamu tidak dapat menahan perasaanmu“. Didalam suaranya terdapat helaan napas.
Saat itu aku tidak tahu harus bagaimana, hanya dapat terdiam. Cincin itu berkilau dibawah sorotan lampu, berliannya sangat besar, besar sampai aku merasa sangat berat, berat sampai tidak dapat menggangkat tanganku.
Wiri Chen mengatakan hal ini, itu artinya dia sudah mengetahui semuanya, tetapi tadi dia malah membantuku.
Aku sangat merasa bersalah, merasa hutangku kepada Wiri Chen semakin banyak. Tetapi aku tidak boleh terus-menerus melakukan kesalahan seperti ini.
Aku mengangkat tanganku ingin melepaskan cincin itu dan mengembalikannya kepada Wiri Chen, tidak tahu bagaimana cara untuk mengatakannya. Tetapi ketika aku menyentuh cincin itu, Wiri chen memegang tanganku, dan menarikku kembali duduk.
" Aku tahu tadi kamu sengaja seperti itu, kalau dia tidak bertanya, kamu tidak akan menerima cincin dariku".
Tidak ada yang di sembunyikan oleh Wiri Chen, dia mengatakan semua isi hatiku, saat itu aku tak tahu harus berkata apa.
Dari matanya terlihat ada sedikit rasa tidak percaya diri, “ Aku tahu kamu sulit melupakan Owen Cheng, beberapa bulan ini beberapa kali kamu melihat fotonya....."
Senyuman WIri Chen terlihat sangat lembut, tetapi terlihat bahwa dia tidak berdaya, "Aku dapat memaklumimu, karena akupun tidak dapat melupakanmu".
“Wiri...."
"Mungkin ini adalah takdir". Wiri Chen tersenyum, ” Aku tidak peduli kamu percaya atau tidak, tapi aku percaya".
"Kalau Owen Cheng tidak muncul, kamu tidak akan menerima cincinku. Oleh karena itu, apakah aku boleh mengartikan Tuhan sengaja mengatur kemunculan Owen Cheng?"
"Eva, kamu telah mengenakan cincin ini, aku tidak akan membiarkanmu untuk melepaskannya. Tiga bulan! bolehkah hanya tiga bulan? jangan menolakku lagi, berikan kesempatan sekali kepada kita berdua, mungkin, kamu akan mengetahui bahwa bersamaku bukanlah pilihan yang salah?"
Novel Terkait
Perjalanan Selingkuh
LindaThe Sixth Sense
AlexanderHis Soft Side
RiseCinta Dan Rahasia
JesslynMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeLove at First Sight
Laura VanessaThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)