That Night - Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
Aku menanyakan diriku berkali-kali, dengan siapa aku ingin menghabiskan seumur hidupku, di kepalaku selalu muncul jelas sebuah nama---Owen Cheng.
Nama ini tidak pernah terganti, walaupun aku merasa nyaman bersama Wiri, tapi aku tetap tidak bisa menghapus nama itu dari kepalaku.
Alangkah baiknya kalau saja ada cara yang bisa membuatku melupakan semuanya?
Aku tidak berhenti berimajinasi, hingga pada akhirnya aku pun terlelap.
Setiap harinya Wiri datang menjengukku, dia selalu membawakan buah-buahan dan kue kesukaanku, lalu tidak sampai sejam, dia memberitahuku data yang kurang untuk pengurusan kartu keluarga Eason dan Joanna, terkadang dia membicarakan masalah pekerjaan, tapi tetap tidak mengungkit nama Owen Cheng.
Tentu saja aku juga tidak akan mengungkit namanya, tapi Wiri yang selalu menjengukku membuatku ibuku khawatir.
Melihat ibuku beberapa kali ingin membicarakan hal ini tapi tidak berani, aku tahu dia ingin menanyakan hubunganku dengan Wiri, lebih baik aku mengatakannya daripada dia pendam terus di dalam hati.
Badanku mulai membaik, meninggalkan Eason dan Joanna kepada kakak Zhang dan kakak Liu, aku dan ibuku pun pergi belanja.
Menjelang malam udara menjadi dingin, angin sepoi-sepoi yang berhembus di kulit membuatku merasa sangat nyaman.
Saat itu kebetulan adalah jam pulang kerja, seluruh lampu-lampu kota mulai menyala, kendaraan di jalan raya bergerak lambat, kadang-kadang ada pejalan kaki yang berjalan dengan sangat cepat dan tergesa-gesa, sepertinya keramaian di kota ini baru saja dimulai.
Aku menarik tangan ibuku dan berjalan lambat, melihat orang-orang dan pemandangan di sekitar, keadaan seperti ini membuatku teringat akan masa lalu, aku sudah tidak ingat lagi sudah berapa lama aku tidak pernah jalan-jalan seperti ini bersama ibuku.
"Ibu, Wiri Chen itu bosku, selama aku di luar negeri dia sangat memperhatikanku." Aku berkata pelan, walaupun badanku sudah membaik, tapi tenggorokanku masih terasa sakit, dan masih serak.
Ibuku menoleh, ekspresinya sedikit kaget, seperti tidak menyangka bahwa aku akan inisiatif mengungkit tentang hubunganku dengan Wiri Chen. Dia menggerak-gerakkan bibirnya, setelah berpikir lama dia berkata, "Aku melihatnya cukup baik kepadamu..."
"Ya." Aku mengangguk, Wiri memang baik kepadaku, aku tahu jelas hal ini, kakak Zhang dan kakak Liu juga tahu, ibuku hanya menjumpainya beberapa kali, sekarang dia juga tahu.
Kebaikan Wiri terhadapku memang tidak bisa disembunyikan lagi, dan kini dia juga tidak ingin menyembunyikannya. Setiap hari dia datang menjengukku, tidak hanya membawakan makanan yang kusukai, sekarang dia juga sudah tahu selera ibuku. Berhari-hari dia membawakan berbagai macam barang untuk ibuku, dan setiap hari dia bilang bahwa ini hanyalah kebetulan melewati rumah kami.
Tapi perkataan dia "kebetulan melewati rumah kami" sudah hampir mencakup setengah kota Shanghai ini.
"Eva..." Ibuku menghentikan langkah kakinya dan menaikkan kepalanya melihatku, tiba-tiba aku merasa bentuk tubuh ibuku sedikit membungkuk, walaupun aku tidak memakai sepatu hak tinggi, aku tetap lebih tinggi darinya, saat ini dia juga harus menaikkan kepalanya untuk melihatku.
"Ibu selalu tidak berani menanyakan, kamu dan Owen... ada apa sebenarnya?"
Ekspresi wajahnya khawatir dan tidak tenang, hatiku tiba-tiba seperti tersumbat. Setiap hari kami semua terlalu berhati-hati untuk tidak mengungkit nama Owen Chen, tapi aku tahu dengan jelas, hal ini tidak dapat dihindari.
Aku menghela nafas, tidak perlu untuk menyembunyikan hal ini lagi, akhirnya aku harus jujur kepada ibuku. "Setelah pulang dari luar negeri aku tidak berhubungan lagi dengan Owen."
"Kalian bertengkar?" Ibuku panik dan bertanya.
Aku menggelengkan kepalaku, di dalam hatiku terasa pahit.
Bertengkar saja masih bagus, tapi yang menakutkan itu Owen Chen dan aku sama sekali tidak bertengkar. Sebelum aku pergi Owen masih sempat bilang bahwa dia akan belajar untuk menghormatiku, belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik dan berjanji dengan Wiri akan bersaing dengan adil.
Tapi sejak kepergianku Owen seperti menghilang dariku, dia tidak menghubungiku, dan yang aku dengar adalah kabar pertunangannya dengan Evelin.
"Ibu, aku merasa aku dan Owen tidak cocok." Aku tersenyum kepada ibuku, bola mata ibuku terlihat jelas mengecil, dia membuka mulutnya, tapi tidak berbicara.
"Sebenarnya setengah tahun yang lalu aku terburu-buru ingin keluar negeri karena aku bertengkar dengan Owen, ibu, aku dan Owen sudah bercerai."
Tubuh ibuku gemetaran, tidak percaya melihatku, tapi bisa terlihat juga kalau dia tidak terlalu kaget, aku pikir dia seharusnya sudah menebak sesuatu sejak dulu.
"Jadi saat itu perkataan yang dia bilang di telepon..." Ibuku menangis, aku melihatnya sedih, sudah dewasa pun aku masih saja membuatnya khawatir, setiap kali melihat ibuku sedih, aku selalu menyalahkan diriku sendiri.
"Dia tidak ingin bercerai denganku, saat aku mengurus perceraian entah apa yang dilakukannya sehingga surat perceraian itu tidak berlaku." Aku juga tidak tahu apa yang dilakukannya, tapi asalkan aku tetap bersikeras dan bilang bahwa di tanganku sudah ada surat nikah, nanti kalau hanya daftar online saja juga sudah bisa, seharusnya tidak ada masalah.
Tapi karena Owen dan Evelin sudah akan bertunangan seharusnya hal ini sudah diurusnya sendiri, tidak perlu aku pikirkan.
Aku mengusap air mata ibuku, ibuku melihatku dan terus menghela nafasnya, "Kamu pertimbangkan sendiri, ibu hanya berharap kamu bisa lebih bahagia. Kalau memang bersama Owen membuatmu tidak bahagia, lebih baik berpisah saja. Walaupun keluarganya kaya, tapi kita juga bukan menginginkan hartanya.
Mendengar perkataan ibuku ini aku pun lega, keluargaku memang miskin, tapi ibuku sama sekali tidak mempermasalahkan uang. Dia sering bercanda dan mengatakan kepadaku bahwa ini adalah kebiasaan baik orang miskin, kita harus tahu uang apa yang seharusnya kita terima dan uang yang tidak seharusnya kita terima.
"Menggunakan uang hasil kerja keras kita sendiri itu lebih nyawan, jujur saja, saat ibu tahu kamu ingin menikah dengan Owen Cheng ibu juga sangat panik, sekarang ibu lebih lega. Seberapa kaya Owen, itu tetap adalah uangnya, ibu takut kamu tidak akan leluasa hidup bersamanya."
"Ibu tahu kamu cerdas, tapi ibu bersalah kepadamu, tidak memberimu keluarga yang baik. Ibu hanya takut kamu akan direndahkan jika menikah dengan Owen."
Aku tersenyum dan mengangguk, "Ibu, sekarang aku juga sudah bisa menghasilkan uang, nanti kita akan memakai uang kita sendiri, dan juga bisa hidup lebih baik."
Batu yang ada di dalam hati ini akhirnya terlepaskan juga, sebelumnya aku selalu khawatir bagaimana untuk jujur kepada ibuku, sekarang sepertinya tidak sesulit yang kubayangkan.
Aku dan ibuku berjalan santai dan pergi ke supermarket, kita membeli banyak makanan, lalu aku juga membeli banyak makanan ringan, kami berdua pulang mengangkat beberapa kantong plastik yang cukup berat dan melihat Wiri sudah duduk di ruang tamu rumah kami.
Melihat aku dan ibuku pulang, Wiri langsung berdiri, dan langsung membantu kami mengangkat semua kantong plastik yang ada di tangan kami.
"Tante, Eva, kalian belanja banyak ya." Wiri berkata sambil tersenyum.
Pandangan mata ibuku tertuju pada Wiri Chen untuk beberapa saat, kemudian juga memandangku, "Itu, kamu belum makan bukan? Aku masak dulu, nanti kita makan bersama ya."
Novel Terkait
Inventing A Millionaire
EdisonCinta Tak Biasa
SusantiCinta Yang Tak Biasa
WennieThick Wallet
TessaPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Cantik Terlihat Jelek
SherinMy Perfect Lady
AliciaUnplanned Marriage
MargeryThat Night×
- Bab 1 Tertangkap selingkuh
- Bab 2 Mengembalikan hadiah pernikahan
- Bab 3 Kamu masih ada uang
- Bab 4 Aku bantu dia kembalikan
- Bab 5 Membawa pulang
- Bab 6 Melayani Bersama
- Bab 7 Kelaparan dan Melahap Apapun
- Bab 8 Terlihat Menyedihkan
- Bab 9 Menyelidikiku
- Bab 10 Meminta Bantuannya
- Bab 11 Menyelesaikan Masalah Hati
- Bab 12 Pertemuan yang kacau
- Bab 13 Kehamilan yang tak direncanakan
- Bab 14 Mendapat yang lebih baik
- Bab 15 Mengalami Penculikan
- Bab 16 – Bisa Dihina
- Bab 17 Menyukai Pria
- Bab 18 Kedatangan
- Bab 19 Berpura-pura
- Bab 20 Mati Saja Kau
- Bab 21 Tanda-tanda Keguguran
- Bab 22 Surat Pernikahan yang Sah
- Bab 23 Pasangan Suami Istri Sesungguhnya
- Bab 24 Sendirian di ruang kosong
- Bab 25 Pekerjaan Lain
- Bab 26 Pencabutan Tuntutan
- Bab 27 Asisten Pribadi Presdir
- Bab 28 Dengan resmi berhubungan
- Bab 29 Undangan Pernikahan
- Bab 30 Membalikkan permasalahan
- Bab 31 Jatuh Cinta
- Bab 32 Lebih cepat berakhir
- Bab 33 Jarak terlalu besar
- Bab 34 Mencari sampai ke rumah
- Bab 35 Terluka Keguguran
- Bab 36 Meninggalkan Owen Cheng
- Bab 37 Menjalin Hubungan
- Bab 38 Kembali ke Shanghai
- Bab 39 Balas Dendam Pribadi
- Bab 40 Selamat Bekerja Sama
- Bab 41 Menolak Pernikahan
- Bab 42 Sangat membenciku
- Bab 43 Tidak Percaya Padaku
- Bab 44 Bicara Baik-Baik
- Bab 45 Tidak Tahu Diri
- Bab 46 Perhitungan
- Bab 47 Tidak Sungkan
- Bab 48 Ditakdirkan untuk mati
- Bab 49 Memecahkan Ilusi
- Bab 50 Klarifikasi fakta
- Bab 51 Tidak memiliki latar belakang
- Bab 52 Aku Takut Malu
- Bab 53 Kesialanku
- Bab 54 Dia Tidak Mencintaiku
- Bab 55 Tidak Ingin Jadi Bayangan Orang Lain
- Bab 56 Dia Bisa Membantuku
- Bab 57 Jangan bersedih
- Bab 58 Membunuh Dengan Tangan Sendiri
- Bab 59 Merusak Wajahku Sendiri
- Bab 60 Menggugurkan Anak
- Bab 61 Telat Salah Melihat Kamu
- Bab 62 Melahirkan Dengan Normal
- Bab 63 Tidak Ingin Melewatkan
- Bab 64 Bertemu Dengan Dia Lagi
- Bab 65 Reuni Dengan Teman Lama
- Bab 66 Takdir Tuhan
- Bab 67 Aku tidak dapat menebaknya
- Bab 68 Setiap orang dapat berubah
- Bab 69 Mendapatkanmu
- Bab 70 Aku memilihmu
- Bab 71 Yang ku cintai adalah kamu
- Bab 72 Tak menghargai
- Bab 3 Satu kesempatan
- Bab 74 Tak akan berbaikan
- Bab 75 Bertemu dengan kenalan lama
- Bab 76 Berani
- Bab 77 Aku akan membunuhmu
- Bab 78 Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 79
- Bab 80 Mengagetkan
- Bab 81 Mengunjungi Tetangga
- Bab 82 Kemarahan yang disengaja
- Bab 83 Aku datang untuk ikut makan
- Bab 84 Keluarga Daniel membuat masalah
- Bab 85 Serigala berbulu domba
- Bab 86 Mendesak Terus
- Bab 87 Melukai Diri Sendiri
- Bab 88 Mengunjungi Bibi Wang
- Bab 89 Belajar untuk berubah
- Bab 90 Pengaruh Lingkungan
- Bab 91 Aku tahu batasan
- Bab 92 Tidak tahu cara menghargai
- Bab 93 Bersaing dengan adil
- Bab 94 Kembali ke kota asal
- Bab 95 Ibu dan anak saling bertemu
- Bab 96 Bertemu Dengan Pria Brengsek
- Bab 97 Lelaki Superior
- Bab 98 Beli 1 Gratis 2
- Bab 99 Kesalahan Besar
- Bab 100 Hal Yang Paling Ditakuti
- Bab 101 Mengungguli
- Bab 102 Main Tangan
- Bab 103 Mengulang kembali
- Bab 104 Mencari pintu masuk
- Bab 105 Janji Palsu
- Bab 106 Memang Kualat
- Bab 107 Tidak Ingin Ikut Campur
- Bab 108 Segera Pindah Rumah
- Bab 109 Kabar Pernikahannya
- Bab 110 Apa yang harus dipertahankan?
- Bab 111 Memutuskan untuk Jujur
- Bab 112 Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 13 Kegilaan
- Bab 114 Bertemu Lagi dengan Owen
- Bab 115 Tidak Khawatir lagi (Tamat)