Behind The Lie - Bab 69 Tentu saja mau

Yasmine Tang sepertinya tidak menyangka dia akan berkata demikian, dia menolehkan kepalanya melihat Jocelyn Shen, melihat wajahnya tanpa ekspresi, perlahan dia menurunkan kelopak matanya dan tersenyum, berkata, "Bila mencoba gaun pengantin, sebenarnya ada orang yang aku kenal,"

Dia berbicara lalu terdiam sesaat, kemudian dengan tersenyum berkata, "Jasper, kamu juga mengenalnya, dulu kamu juga pernah mengantarku ke sana untuk mengambil pakaian, hasil karyanya cukup bagus, aku dengar belakangan ini dia baru saja mendesign baju dengan tema pakaian pangantin, apakah kalian mau pergi melihat-lihat, aku mempunyai nomor teleponnya, aku bisa membantu kalian untuk menghubunginya."

Jocelyn Shen mengangkat matanya dan menatapnya dalam-dalam, wajah Yasmine Tang terlihat lembut dan tulus, sama sekali tidak terlihat sedang bersandiwara, tetapi perkataannya, sama sekali tidak terlihat maksud apa-apa terhadap dirinya, Jasper Huo dan dia sangat akbrab, bahkan mungkin juga menemaninya mencoba gaun pengantin, pengetahuan ini membuat Jocelyn Shen merasa tidak senang, dia bersedia menerima Jasper Huo, juga bersedia menerima masa lalunya, tetapi jika masa lalu masih ada sangkut pautnya sampai sekarang, dia sama sekali tidak ada keharusan untuk bersabar.

"Maksud baik Nona Tang kami menerimanya."

Sebelum pria itu berbicara, Jocelyn Shen berkata dengan dingin terlebih dahulu, dia sedikit menyungingkan senyum dan berkata dengan datar, "Jasper, sudah mencari puluhan designer dengan berbagai style baju pengantin, akhir pekan kita hanya pergi untuk memilih yang paling kita suka, aku rasa dari 10 designer terkenal dalam dan luar negeri ini, seharusnya tidak sebaik toko bridal yang tidak dapat di sebutkan oleh Nona Tang tadi, dan juga pernikahan ini, Jasper sangat serius mempersiapkannya!"

Tiga kalimat terakhir, dia mengatakannya dengan di tekankan, pria itu langsung merasakan istrinya sedang kesal, tetapi dia begitu terbuka mengumumkan kekuasannya ini, sejak dulu dia belum pernah berbuat demikian, hal ini membuat pria itu sangat senang, ternyata mengubah sifatnya memang berguna, mengejar istri memang harus tidak tahu malu, wanita memang takut selalu di jerat, ternyata perkataan orang lama memang tidak bohong.

Tatapan mata Yasmine Tang menjadi dingin, tangannya yang di kepalkan menjadi erat, sudut bibirnya menjadi serius, matanya melihat sekilas Jocelyn Shen, lalu dengan suara rendah berkata,"Kalau begitu, ternyata aku yang terlalu banyak berpikir."

Dia berdiri dan melihat jam.

"Aku masih ada hal yang mau di urus, aku pergi dulu, kalau Victor ada waktu, suruh dia datang lebih cepat, aku berharap dapat segera pindah kembali ke rumah."

TIdak tahu mengapa, Jocelyn Shen merasa ada suatu maksud yang dalam pada perkataannya yang terakhir, seperti mengumumkan sesuatu padanya, dia mengerutkan kening, lalu Yasmine Yang berpamintan, memutar tubuhnya dan pergi.

Pria itu mengerutkan alis, tidak tahu sedang memikirkan apa, Jocelyn Shen mengunakan kakinya menendang-nendangnya, lalu dengan alis yang dinaikan berkata, "Kamu tidak mengantarnya, Nona Tang akan sakit hati."

Tiba-tiba pria itu bergidik, dia segera memeluk pingang langsing Jocelyn Shen dan tersenyum, "Dia sakit hati atau tidak apa urusannya denganku, justru kamu, rasa cemburumu aku dapat merasakannya."

Wajah Jocelyn Shen merah, dia menepis tangan pria itu, dan menetralkan suasana hatinya, lalu dengan mata di sipitkan berkata, "Di bandingkan nona Tang yang tahu semuanya, apakah aku tidak lulus sebagai istrimu,"

Dia berkata dan mengelus pipi laki-laki itu, lalu mengelus hingga ke buah jakunnya, matanya tersenyum, terlihat sangat memikat, pria itu menahan dirinya dan menelan air ludahnya, dan menarik tangannya kebawah, "Siapa bilang kamu tidak lulus, sayangku, begitu kamu datang penyakitku sembuh semua, ayo sentuh lagi kebawah."

Jocelyn Shen dibuat terkejut oleh kelakuan tidak tahu malunya, tangannya tiba-tiba berhenti, lalu dengan tersenyum menatapnya, dan masuk ke dalam kemejanya.

Tangan-tangan kecil yang halus dan lembut itu menyapu kulitnya, dan pria itu gemetar karena perasaan senang, matanya perlahan-lahan semakin dalam, dan suaranya serak, “Sayang, mengapa kamu begitu bersemangat hari ini?”

Jocelyn Shen menyungingkan senyum dan tertawa datar, lalu dia menghembuskan napas, "Apakah kamu tidak suka?"

Pria itu segera menganggukan kepala.

"Tentu saja suka."

Dia menuntun tangannya menuju ke ikat pingangnya, sambil melepaskannya, sambil dengan terengah-engah berkata, "Tetapi hal seperti ini, sekali-sekali saja tidak apa-apa, bila kamu setiap hari seperti ini, aku bisa tidak bertenaga, kamu tahu, terhadap dirimu, ehm, aku tidak mempunyai pengendalian diri, pelan sedikit, betul"

Suara pria yang bercampur dengan aroma cinta, membuat wajah Jocelyn Shen menjadi merah, tangannya menyentuh tubuh pria itu, membuat dirinya mundur sedikit, tetapi dengan mengertakkan gigi, dia mengikuti gerakan pria itu.

Pria itu melihat pipi wanita itu yang merah, tiba-tiba dia tersenyum jahat, dengan suara rendah bergumam, "Walaupun tindakanmu masih awam, tetapi dibandingkan dengan mengunakan tangan sendiri, masih tangan istriku lebih nyaman."

Masih memiliki peikiran bahwa tidankannya masih awam, Jocelyn Shen menyipitkan mata, dia langsung maju, pria itu menahannya dan suaranya menjadi besar.

Wajah Jocelyn Shen menjadi merah, bahkan ujung matanya pun terlihat mabuk, pria itu sudah tidak merasa terpuaskan dengan gerakan yang mengelikan itu, dia mengulurkan tangannya, memegang dagu Jocelyn Shen, lalu mendundukan kepala mencium bibirnya dengan dalam, ciuman yang perlahan, tetapi lembut, Jocelyn Shen menutup matanya, bulu matanya perlahan bergetar, seperti kupu-kupu yang akan terbang, cantiknya sangat mengetarkan hati, dari tengorokan pria itu mengeluarkan suara yang serak, tiba-tiba dia memluk wanita itu dan menekannya di sofa.

"Jangan terburu-buru."

Jocelyn Shen menahan lengan pria itu, dia menyungingkan senyum, mengangkat kepalanya dan mencium bibir pria itu, lalu berbisik.

"Apakah kamu tidak suka aku yang lebih agresif?"

Pria itu menatap bibir yang sangat mengoda itu, tubuhnya mulai bereaksi, Jocelyn Shen menempel pada tubuh pria itu, dengan jelas merasakan, telinganya merah, tetapi gerakannya tidak berhenti.

Mata Jasper Huo menjadi dalam, dia menahan tangan wanita itu yang nakal, dengan terengah-engah, dan suara serak berkata,

"Sayangku, kamu yakin?"

Jocelyn Shen menaikan lututnya, lalu mengosokan pada tubuh pria itu yang bergairah, matanya menyipit membuat sudut yang memikat, dan perlahan dia berbisik di telinganya,

"Kamu tidak mau?"

"Tentu saja mau."

Pria itu ternegah-engah, berbisik di telinga merahnya, dan tersenyum nakal, "Tunggu sebentar, bila kamu tidak mempunyai tenaga, kita berganti posisi, aku tidak ingin kamu kelelahan."

Selesai berbicara, dia langsung mengendong Jocelyn Shen ke atas tubuhnya, ketika Jocelyn Shen tersadar, dirinya sudah duduk dia tas pinggang pria itu, Postur yang memalukan ini membuat pipinya memerah. Rasanya seperti tidak dapat di hentikan.

"Sayangku, ayo kita mulai."

Pria itu menyipitkan matanya seperti tidak terburu-buru. Jocelyn Shen memandang wajahnya yang penuh rasa menikmati. Sudut bibirnya sedikit menekuk, dia menundukkan kepalanya dan dengan lembut membuka kancingnya, jari-jarinya gemetar, dan gerakannya lambat. Mata pria itu menatapnya dengan tajam. Jocelyn Shen menelan ludahnya. Mulutnya agak kering. Dia bisa merasakan tatapannya, tetapi tidak berani untuk melihat ke arahnya,d ia takut dirinya akan terpesona oleh sepasang mata itu.

Bagi Jasper Huo, Jocelyn Shen tidak perlu merayunya dengan sengaja. Selama Jocelyn Shen menatap matanya, dirinya bisa tenggelam di dalamnya. Saat ini, orang yang disukainya duduk di atasnya. dengan agresif melakukan keintiman seperti ini, pria itu merasa bahwa puncak hatinya dilembutkan, dia sangat mencintainya dan sangat bersemangat.

"Sayangku, yang atas tidak terubur-buru, yang di bawah dulu."

Dengan suara serak pria itu mendesak, bila terus berlama-lama seperti ini, dia bisa menahnnya hingga timbul penyakit.

Jocelyn Shen menunduk dan melihat apa yang menyembul di pinggangnya. wajahnya menjadi sangat merah. Tadi baru saja melepskan ikat pingangnya, peluru yang berada di dalam celana itu sudah terangkat sepenuhnya, dan dia hampir bisa membayangkan pemandangan tersebut, dasar bajingan!

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu