Behind The Lie - Bab 16 Tidak Ada Pengagum
"Terima kasih, kurasa aku tidak cocok, jadi lupakan saja."
Wajah karyawan toko berubah menjadi cemberut, dia bergumam setelah diam beberapa saat,
"Jika tahu begini, aku tidak membawanya untuk dicoba olehmu tadinya, buang-buang waktu saja—"
Ekspresi wanita itu membeku, detik berikutnya Jocelyn Shen tiba-tiba berkata,
"Berapa harga pakaiannya, aku akan membayarnya."
Wanita itu terkejut, dia menoleh dan melihat Jocelyn Shen kemudian tertawa.
"Nona Shen yang cantik, apakah kamu habis memenangkan lotre? Begitu murah hati padaku?"
Jocelyn Shen tersenyum padanya, dia menoleh dan menatap karyawan toko, kemudian berkata dengan sungguh-sungguh,
"Bawa aku ke kasir, aku mau menemui manajer toko kalian, aku perlu memberitahunya mengenai sikap pelayanan karyawannya."
Wajah karyawan toko itu berubah menjadi pucat pasi, seorang pria menaikkan alisnya sembari melihat mereka dari kejauhan, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Wanita itu mendorong Jocelyn Shen sedikit dan berbisik,
"Sudahlah, bukan masalah besar juga."
Saat dia melihat pria yang berdiri di belakangnya, dia terkejut sejenak, lalu tersenyum dan berbisik,
"Apakah kamu sudah menemukan orang berikutnya dengan begitu cepat?"
Jocelyn Shen terkejut, kemudian menyadari bahwa dia sebenarnya tidak sendiri, dia terbatuk-batuk dan saat dia hendak berbicara, pria itu tiba-tiba melangkah maju dan mengulurkan tangannya.
"Halo, Jasper Lin, orang berikutnya Celyn yang kamu katakan tadi."
Wajah Jocelyn Shen segera memerah, tapi dia tidak mengatakan apapun untuk membantah.
Natasia Wen melihat sekilas reaksi antara mereka berdua, lalu tersenyum lembut dan mengulurkan tangan untuk menyalaminya.
"Natasia Wen, sahabat baik Jocelyn Shen."
Pria itu tersenyum dan berkata,
"Aku mendengar Celyn berkata, kamu adalah gadis cantik satu Universitas T?"
Natasia Wen memang terlihat cantik, berbeda dengan pesona Jocelyn Shen, dia terlihat lebih lembut dan elegan, setelah menikah, dia terlihat semakin dewasa, pria itu menatapnya dengan penuh kekaguman, hanya memuji, tanpa sedikit hinaan.
Jocelyn Shen terheran-heran, sejak kapan dia mengatakannya, apakah mungkin menebak-nebak lewat telepon?
Natasia Wen tercengang, lalu tertawa.
"Ada Nona Shen yang cantik di sini, aku tidak berani menyebut diri adalah gadis cantik di sekolah, aku tidak bisa dibandingkan dengan Nona Shen yang cantik."
Wajah Jocelyn Shen tidak berdaya, sebutan istri dan ibu yang baik hanya ditunjukkannya kepada keluarga mertuanya, dia tetap saja tidak berubah ketika berada di depannya.
Pria itu juga tertawa pelan dan berubah menjadi lembut ketika menatap Jocelyn Shen.
"Pakaian yang dikenakan Nona Wen dan juga itu,"
Pria itu menunjuk ke gaun putih yang dipakai manekin di depan pintu.
"Ambil ukuran M untuk dicoba olehnya."
Karyawan toko tidak berani mengatakan apa-apa lagi, kemudian dengan cepat pergi mengambil barang.
Natasia Wen memandang punggung pria itu dan berbisik,
"Nona Shen yang cantik tidak mudah ya, sudah bisa mencari seorang pria yang begitu dewasa, bagus sekali, pakaian ini aku anggap sebagai hadiah pertemuan pertama dari kalian ya."
Jocelyn Shen mengertakkan gigi,
"Kamu benar-benar pintar hitung ya, satu baju harganya tidak seberapa, sebegitu pintar menghemat uang Keluarga Ji ya."
Natasia Wen menyeringai dan berkata,
"Ini juga tidak menggunakan uangmu, iri sekali, cepat nikah maka kamu akan mengendalikan uangmu sendiri."
Jocelyn Shen memutar bola matanya, sebenarnya dalam hatinya mengerti kondisi Natasia Wen, bahkan jika dia menghabiskan satu sen, dia juga harus melapor kepada ibu mertuanya yang sangat luar biasa itu, Natasia Wen adalah seseorang yang keras juga, dia tidak akan pernah menyerah begitu saja demi satu pakaian yang pada akhirnya harus bermasalah dengan keluarga Ji, oleh karena itu, walaupun Jocelyn Shen sangat marah, dia juga tidak enak mengatakan apapun mengenai rumah tangga orang lain.
Jocelyn Shen akhirnya didorong ke ruang ganti juga di bawah konspirasi kedua orang tersebut, setelah sepuluh menit, dia baru keluar dengan perlahan.
Ekspresi pria itu yang awalnya diam, berubah menjadi sedikit tercengang saat melihat Jocelyn Shen keluar.
Gaun itu pas badan, V-neck jatuh pas pada belahan dadanya dan membungkus kedua payudaranya dengan bagus, menguraikan belahan dadanya yang belum pernah dia tunjukkan sebelumnya, rumbai yang tipis terurai di bahunya yang telanjangnya, kemudian tersebar di kulitnya yang halus, bergerak mengikuti angin, rambut hitam sebatas pinggangnya tercurah seperti air terjun pada gaun seputih salju itu, terlihat elegan dan anggun.
Natasia Wen melebih-lebihkan,
"Kamu sepertinya ingin membunuhku dalam hitungan detik, Nona Shen yang canitk, sepertinya pesonamu meningkat dari tahun ke tahun."
Jocelyn Shen menarik gaunnya karena tidak nyaman, lalu memelototinya, Natasia Wen menutup mulutnya dan tersenyum sembari menunjuk ke arah pria itu, Jocelyn Shen mengangkat kepala dan menatap dalam mata pria itu, jantungnya berdebar tanpa sadar, dia sedikit lepas kendali dan wajahnya memerah.
Pria itu berjalan mendekat dan membelai rambut di pipinya kemudian berkata dengan lembut,
"Sangat bagus."
Tidak ada pujian yang berlebihan, hanya menyatakan fakta, Jocelyn Shen terbatuk dan berkata,
"Ayo kita pergi makan."
Pria itu mengangguk dan berkata,
"Ayo ikut bersama kami, Nona Wen."
Natasia Wen tersenyum dan berkata,
"Baiklah, aku bisa mengungkapkan beberapa riwayat cinta Nona Shen yang cantik kepada kamu berdasarkan kualitas makanan hari ini."
Mata Jocelyn Shen membelalak, memberikan tanda bahaya mendekat, tapi pria itu menyipitkan matanya dan berkata dengan lembut,
"Kedengarannya menarik."
Suaranya dalam dan lembut, tapi Jocelyn Shen tiba-tiba gemetar dan punggungnya terasa dingin juga.
Tidak tahu apakah itu karena perkataan Natasia Wen, pria itu memilih restoran Prancis, setelah masuk ke dalam, dia menggunakan bahasa Prancis yang fasih berbicara dengan pelayan, Jocelyn Shen hanya belajar sedikit bahasa Prancis dan tidak begitu memahaminya, namun saat dia menatap pria itu, dia merasa sangat nyaman, pengucapan kata dan aksen yang digunakan sangat jelas dan sangat enak didengar, jika dia bernyanyi, pasti sangat enak didengar.
"Ayo, kita duduk di sana."
Pria itu berjalan membawa mereka ke tempat duduk yang ditunjuk tadinya, setelah selesai memesan makanan, dia memandang Natasia Wen dan berkata dengan serius,
"Mulailah dari orang pertama yang mengejar Celyn."
"puup--"
Natasia Wen hampir menyemprotkan anggur merahnya, dia terbatuk sekali, kemudian memandang wajah Jocelyn Shen yang memerah, dia menahan tawa kemudian berkata,
"Aku benar-benar tidak tahu siapa orang pertama yang mengejarnya , bagaimana aku menceritakan mulai dari aku mengenal dirinya?"
Pria itu melirik Jocelyn Shen, tersenyum dan berkata,
"Aku akan mendengarkan dengan saksama."
Setelah minum anggur, Natasia Wen mulai banyak berbicara lagi, tanpa menutupi apa-apa dia langsung berkata,
"Orang yang mengejar Jocelyn bisa berbaris hingga ke ujung jalan sana, tetapi tidak ada satupun yang disukai oleh Nona Shen yang cantik ini, salah,"
Natasia Wen mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya,
"Yang dia merasa lumayan ternyata ada seorang bajingan yang tidak bertanggung jawab!"
Jocelyn Shen mengerutkan kening dan menyodoknya lalu berkata,
"Jangan sembarangan berbicara."
Natasia Wen juga merasa tidak pantas mengatakan ini dan langsung mengganti topik pembicaraan,
"Tuan Lin, aku sudah memberitahumu tentang Jocelyn, kamu juga harus memberitahu kami tentang sejarah cinta kamu, pria seperti kamu memiliki karier yang sukses, penampilan yang bagus, pasti ada banyak pengagum."
Ketika Jocelyn Shen mendengarnya, dia menatap pria itu dan mereka kebetulan saling memandang, terdapat sedikit ketidaknyamanan diantara mereka, seketika hatinya seperti berkeringat, dia juga ingin tahu bagaimana pria ini mencintai seseorang, hingga bisa memiliki seorang anak di usia mudanya.
Pria itu tersenyum dan berkata dengan terus terang.
"Sebelum menginjak umur dua puluh tiga tahun, aku selalu tinggal di barak, hanya ada sekelompok pria, tidak ada pengagum namun aku pernah mengagumi orang lain."
Mata Natasia Wen berbinar dan berkata,
"Laki-laki atau perempuan?"
Jocelyn Shen menamparnya dan mengertakkan gigi.
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoSee You Next Time
Cherry BlossomMarriage Journey
Hyon SongIstri kontrakku
RasudinYour Ignorance
YayaBaby, You are so cute
Callie WangLoving Handsome
Glen ValoraBehind The Lie×
- Bab 1 Aku bisa menganggapnya sebagai anak kandung
- Bab 2 Sesuai Harapanmu
- Bab 3 Memang Tidak Menarik
- Bab 4 Dari awal tidak dapat diputuskan sendiri
- Bab 5 Kedepannya CEO Ji sebaiknya memanggilku Manager Shen
- Bab 6 Pengalaman membaca orang yang tidak terhitung jumlahnya
- Bab 7 Ayahku memang suka menusuk hati orang
- Bab 8 Kamu bisa menari?
- Bab 9 Balas dendam atas apa? Atas pengkhianatanmu?
- Bab 10 Aku harus mengantarmu pulang
- Bab 11 Seluruh keluarga Shen adalah milikmu
- Bab 12 Tidak bisakah membiarkanku mendapatkan istriku ?
- Bab 13 Kenapa baru datang sekarang !
- Bab 14 Perusahaannya telah pindah kembali ke sini
- Bab 15 Mungkin karena aku menyukaimu
- Bab 16 Tidak Ada Pengagum
- Bab 17 Rumah Ini Hanya Dipinjamkan Kepadamu
- Bab 18 Jika kamu memiliki adik laki-laki
- Bab 19 Benar-benar berjalan sesuai keinginan
- Bab 20 Pengantin Wanita Jatuh ke Air
- Bab 21 Aw...Apakah kamu seekor anjing?
- Bab 22 Jasper, Apakah kamu tidak ingin memperkenalkannya kepadaku?
- Bab 23 Ivan Han, Apa Maksudmu?
- Bab 24 Ikut Aku pergi ke suatu tempat
- Bab 25 Apakah kamu sedang mencariku?
- Bab 26 Tidak ada orang yang pernah melihatnya
- Bab 27 Kamu ingin membawanya kemana?
- Bab 28 Matanya memerah ketika membahasnya
- Bab 29 Apakah aku boleh tinggal di tempatmu?
- Bab 30 Biarkan aku melihat kamar tidurmu
- Bab 31 Apa yang Anda Lakukan Di Sini Sepagi Ini?
- Bab 32 Cucuku Memiliki Banyak Penyakit
- Bab 33 Jocelyn Sedang Tidak Enak Badan Akhir-Akhir Ini
- Bab 34 Singkirkan Wajah Munafik Ini
- Bab 35 Lebih Baik Kita Tidak Bertemu Lagi
- Bab 36 Pria Itu Masih Saja Merajuk
- Bab 37 Aku Sudah Mengakui Kamu
- Bab 38 Jasper ... Jasper Huo ...
- Bab 39 Takut Dirinya Akan Melewatkan Sesuatu Bahkan Dalam Sedetik Saja
- Bab 40 Di mana Dia?
- Bab 41 Aksinya Rapi
- Bab 42 Papa Bersalah Padamu
- Bab 43 Memang Sepertinya Lumayan Cantik
- Bab 44 Bagaimana Jika Suster Datang Memeriksa Kamar
- Bab 45 Mengapa Kamu Sendiri Tidak Menyamar Sebagai Wanita
- Bab 46 Tidak Apa-Apa, Aku Mengetahuinya
- Bab 47 Kamu Hanya Melihat Wajahku Saja?
- Bab 48 Menatapnya Dengan Tatapan yang Dingin
- Bab 49 Hatinya Tidak Bisa Merasa Tenang
- Bab 50 Baik, Aku Mengerti
- Bab 51 Hari Ini Aku Membawa Seseorang Untuk Melihat Kamu
- Bab 52 Pergi Makan Terlebih Dahulu Saja
- Bab 53 Apakah Kamu Masih Marah Denganku?
- Bab 54 Tidak Tahan Ingin Menciumnya.
- Bab 55 Kapan Kamu Kembali
- Bab 56 Aku Pergi Sendiri
- Bab 57 Aku Juga Tidak Suka
- Bab 58 Yang Bisa Memanjat Ranjang Pria
- Bab 59 Aku Harap Aku Adalah Dia
- Bab 60 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 61 Tenang Dulu
- Bab 62 Yasmine Tang Tetap Tersenyum
- Bab 63 Mengapa Kamu Mencampuri Urusanku!
- Bab 64 Mengapa Kamu Begitu Percaya Padanya?
- Bab 65 Julia Song Mengepalkan Tinju
- Bab 66 Apakah kamu tidak bisa tanda tangan
- Bab 9 Apakah kamu benar-benar tidak apa-apa?
- Bab 68 Pagi ini mengunjungi kakek
- Bab 69 Tentu saja mau
- Bab 70 Richardo Rong, ada apa?
- Bab 71 Aku melihatnya di majalah
- Bab 72 Menarik taimu!
- Bab 73 Aku tidak tahu
- Bab 74 aku ingin bertanya
- Bab 75 masih tenang
- Bab 76 Pasar Saham Field Bay Anjlok
- Bab 77 Apa yang Aku Tidak Bisa Di dunia ini?
- Bab 78 Kamu Terlalu Menilai Tinggi Diri Sendiri
- Bab 79 Tidak Ada Hubungannya Denganmu!
- Bab 80 Jadi Seperti Apa?
- Bab 81 Apakah Kesepakatan Sudah Dibuat?
- Bab 82 Foto-Foto Ini Palsu
- Bab 83 Di Mana Kamu Letakkan Tanganmu
- Bab 84 Ayo Pindah Dan Tinggal Di Sini
- Bab 85 Hanya Saja Demi Dirimu Aku Bersedia
- Bab 86 Jocelyn Shen tercengang
- Bab 87 Dennis Shen ragu-ragu sejenak
- Bab 88 Aku Menyetujui Permintaanmu
- Bab 89 Aku Pernah Dengar Dari Jasper