Behind The Lie - Bab 56 Aku Pergi Sendiri

“Kemarin aku menelponmu, tapi tidak tahu kenapa tiba-tiba terputus. Apa saat itu ada orang di sampingmu?"

Sang pria memipihkan bibir, tidak menjawab pertanyaan ini, hanya berkata datar,

"Karena sudah kembali, kenapa tidak pulang? Kamu sekarang dimana? Aku suruh Victor jemput kamu."

"Lewat dua hari lagi saja. Aku pulang dulu ke Rumah Keluarga Tang. Besok masih ada pameran lukisan. Setelah nanti selesai, aku cari kamu."

"Besok mungkin aku tidak ada waktu."

Suara sang pria datar, tidak terdengar emosi apa pun.

Sang wanita berhenti sebentar, tersenyum kecil, dan berkata bercanda,

"Tidak apa-apa, aku tahu kamu adalah orang yang sangat sibuk. Bahkan aku yang berada di lantai bawah saja tidak bisa masuk."

Sang pria terdiam sebentar dan berkata,

"Aku sekarang sedang rapat."

"Baik, aku tahu."

Sang wanita tersenyum datar dan berkata rendah,

"Sampai jumpa."

Setelah menutup sambungan, wajah sang pria masam. Sebelum dia berpikir ada apa, ponsel di mejanya berbunyi. Dia mengangkat ponsel dengan kesal dan teriak,

"Kalau tidak ada masalah apa pun, jangan telepon aku!"

Di ujung sana berhenti sebentar, lalu beberapa saat kemudian Jocelyn Shen baru berkata datar,

"Menemanimu menjemput Justin termasuk masalah tidak?"

Sang pria hampir saja melempar ponsel, lalu mengusir kekesalan tadi dan berkata sambil tersenyum,

"Celyn, ini kamu ya. Maaf, tadi ada masalah di kerjaan, aku bukan berkata untukmu."

Jocelyn Shen tidak menjawab perkataan ini, hanya membalas,

"Aku menunggumu di mana?"

"Tidak usah, kamu di perusahaanmu, aku yang pergi menjemputmu."

Yang membalasnya adalah suara putus sambungan. Sang pria tersenyum terhadap ponsel. Sebelum selesai bicara, sudah menutup sambungan dulu. Benar-benar tidak memiliki temperamen yang bagus.

Melihat Jasper Huo keluar dari kantor dengan tergesa-gesa, naik buru-buru ke mobil, lalu mengendarai mobil dengan cepat. Seorang wanita di dalam mobil tidak jauh dari sana, melepaskan kacamata, dengan mata cantiknya menatap kejauhan dengan datar, lalu perlahan-lahan mengenakan kacamata dan berkata ringan,

"Kembali ke Rumah Keluarga Tang."

Setelah Justin diantar dengan "kejam" oleh ayah ke ketentaraan untuk "melatih diri" selama satu bulan, sudah berubah dari adonan putih menjadi arang hitam. Jocelyn Shen ketika bertemu langsung terkejut. Teringat kembali pada dua bulan lalu, kulit putih yang dia lihat, sekarang laki-laki di hadapannya ini hampir mendekati warna hitam mata. Jocelyn Shen hampir saja tidak mengenalnya.

"Kakak cantik!"

Suara panggilan manis itu, selain Justin yang panggil, bisa siapa lagi. Sebelum Jocelyn Shen melihat orangnya, paha besarnya sudah dipeluk oleh lengan yang pendek.

"Apa kamu datang untuk menjemputku?"

Jocelyn Shen menundukkan kepala melihat anak laki-laki yang memeluk kakinya dengan manja dan tersenyum. Belum menunggu dia bicara, sang pria tiba-tiba mengangkat Justin dan berkata sambil mengerutkan dahi,

"Kebiasan apa ini, bicara dengan baik. Peluk-peluk seperti itu, apa jadinya!"

Jocelyn Shen kesal, matanya memelototi pria itu dan wajahnya tanpa sadar merona.

Justin mengerjapkan mata, menyodorkan tas punggung kartunnya kepada sang pria dan berkata kecil,

"Ayah, kamu tidak mau dia menjadi ibuku?"

"Apa yang ingin kamu katakan?"

Justin memberikan pandangan pada pria itu untuk melihatku.

"Kakak cantik, Rabu minggu depan akan ada rapat orang tua, mengharuskan ayah dan ibu hadir bersama-sama. Apa kamu bisa menjadi ibuku?"

Berkata sampai sini, Justin berkata dengan kasihan,

"Di kelas hanya aku saja yang tidak punya ibu."

Awalnya kalimat yang sangat cocok, tapi kalimat terakhir Justin merusak suasana,

"Semua ini salah ayahku yang terlalu payah, tidak bisa mengejar wanita."

Sang pria kesal, menepuk pelan kepala Justin dan berkata sambil melotot,

"Omong kosong apa yang kamu katakan!"

Jocelyn Shen mengerutkan dahi, tanpa sadar melindungi Justin dan melihat pria itu. Pria itu segera berakting menjadi ayah hangat,

"Di kepalanya ada sehelai rumput. Aku bantu dia bersihkan."

Jocelyn Shen memelototi pria itu dengan tatapan merendahkan, beberapa saat kemudian baru berkata,

"Rabu minggu depan aku tidak ada urusan."

Sang pria tersentak, seketika tidak bereaksi, sedangkan Justin malah senang,

"Yee, ibu cantik."

Jocelyn Shen merona, ingin menyuruh Justin mengecilkan suara, tapi melihat senyum di wajah Justin yang tidak berdosa itu, dia malah tidak bisa mengatakannya.

Sang pria sekalian melingkarkan tangan ke pinggang Jocelyn Shen, menariknya ke dalam pelukan. Ketiganya terlihat seperti sebuah keluarga dan membuat orang lain merasa iri.

Keesokan paginya, Jocelyn Shen mendapat sarapan yang pria itu suruh orang lain antorkan di dalam kantor. Tidak tahu apakah benar-benar demi menghindari dia diganggu oleh "***", intinya gerakan ini memang membuat hatinya merasa hangat. Dia menyeruput satu teguk susu kedelai, mengambil koran untuk melihat berita hari ini, lalu tatapannya tertarik pada wanita cantik di dalam foto.

Jocelyn Shen selalu tidak memerhatikan tampilan luar, tapi bukan menandakan dia tidak mengetahui dia mempunyai wajah yang cantik. Dulu saat kuliah, beberapa teman perempuan di kamar asrama yang sama, pernah bermain permainan yang menukar peralatan dengan foto asli. Jocelyn Shen dipaksa ikut dan langsung memenangkan perlatan set jenis boss. Kecantikan wajahnya bukan hanya bualan saja. Tapi wanita di foto ini, sama sekali tidak kalah dari kecantikannya, bahkan lebih cantik lagi darinya. Rambut yang panjang mencapai pinggang, mengenakan Cheongsam berwarna hijau, memiliki nuansa Kota Kanal. Mata wanita itu selembut air, memiliki wajah bernuansa tradisional, selembut air sumur, tapi malah lebih lincah dari air sumur. Hanya perlu sekali lihat, bisa menarik pandangan semua orang, wanita yang sangat cantik.

Pandangan Jocelyn Shen menurun, melihat judul artikel, "Pameran Pertama Setelah Pelukis Wanita Cantik Pulang Negeri".

Yasmine Tang, nama yang sangat enak didengar. Selain itu, wanita ini kelihatannya sedikit familiar. Di saat dia ingin melihat lagi, pintu diketuk dari luar.

"Manager Shen, CEO Shen menyuruhmu pergi ke kantornya."

"Baik."

Dia melempar koran secara asal ke samping. Jocelyn Shen mengangkat tisu, mengelap jari tangannya dan berkata datar,

"Kalau begitu bereskan dulu tempat ini."

"Baik."

Setelah Jocelyn Shen pergi dari sana, Lisa membereskan dokumen di meja, melemparkan koran dan kemasan cemilan bersamaan ke dalam tong sampah. Wanita di koran tersenyum hangat dan tidak mendapat pengaruh sedikit pun.

Kantor CEO.

"Jocelyn, kamu sudah melihat koran hari ini kan. Minggu ini ada sebuah pameran, aku harap kamu bisa mewakili perusahaan kami untuk menghadiri."

Jocelyn Shen mengerutkan dahi, "CEO Shen, ini sepertinya tidak memiliki hubungan yang terlalu besar bukan dengan perusahaan kita?"

Dennis Shen menggelengkan kepala dan berkata,

"Kamu tahu Keluarga Tang kan. Pelukis yang baru pulang negeri, yang memiliki sedikit ketenaran itu adalah putri pertama Keluarga Tang. Keluarga Tang mengeluarkan banyak uang untuk menyediakan jalan ini kepadanya. Keluarga Shen kita setidaknya harus hadir. Kedepannya untuk berbisnis juga tidak akan terlalu sulit."

Dennis Shen berada di posisi ini selama bertahun-tahun lamanya, saat mempertimbangkan masalah selalu sangat menyeluruh. Tapi mungkin karena mengalami terlalu banyak masalah, malah sedikit tidak berani. Jocelyn Shen sebenarnya tidak setuju. Keluarga Tang dan Keluarga Shen dulu tidak pernah memiliki hubungan dalam. Dennis Shen menyuruhnya pergi, terkesan agak dipaksakan. Tapi dia tentu tidak akan mengatakan hal ini, hanya menganggukan kepala dan berkata,

"Baik, aku tahu."

"Nanti Danny juga akan hadir mewakili Keluarga Ji, kalian..."

"Aku pergi sendiri."

Jocelyn Shen memutuskan perkataan Dennis Shen dan berkata datar,

"Aku tidak ingin menimbulkan salah paham yang tidak diperlukan. Jadi kedepannya harap ayah bisa mengatur terpisah pekerjaan kami."

Dennis Shen tersentak lalu beberapa saat kemudian menganggukan kepala.

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu