Behind The Lie - Bab 53 Apakah Kamu Masih Marah Denganku?

"Perang dingin jauh lebih menakutkan!"

Pria itu berbicara seolah-olah dia sangat benar.

Jocelyn Shen tidak tahu harus mengatakan apa-apa lagi begitu mendengar ucapan dia, dia pun langsung memejamkan mata dia tanpa ingin menghiraukan dia lagi.

Pria itu dengan berhati-hati melihat ekspresi kelelahan dia dan dia pun merasa sedih. Setelah beberapa saat, dia pun baru menggerakkan mobilnya dan ekspresinya pun terlihat menggelap.

Pria itu tidak mengantar dia kembali ke kantor, melainkan ke apartemen.

Begitu tiba, Jocelyn Shen langsung mengambil tas dan turun dari mobil tanpa berbicara sepatah kata pun dengan dia.

Begitu pria itu melihat punggung dia yang sudah menjauh pun langsung menendang pintu mobil. Setelah beberapa saat dia barulah mengeluarkan ponsel dan langsung bertanya begitu pihak di ujung sana sudah menerima panggilannya,

"Sejak kapan dia sudah pulang?"

Orang di ujung sana pun tertegun karena dia tidak tahu apa-apa dan dia berbicara dengan deru nafasnya pun terdengar sangat kasar,

"Siapa? Hm, siapa yang sudah pulang?"

Sudut bibir pria itu berkedut, lalu sambil menggertakkan giginya berkata, "Noah Xiao. Sialan, kamu sedang bersama dengan wanita yang mana lagi? Barang yang aku berikan padamu pasti sudah habis bukan!"

Terdengar suara di ujung sana. Ada suara berbisik, teriakan seorang wanita, lalu perlahan menjadi tenang.

"Jasper ada masalah apa?"

Terdengar suara pria di ujung sana yang terdengar malas akan tetapi terdengar sedikit mempesona. Suara ini membuat dia menggertakkan giginya, "Sialan, bisa-bisanya kamu tidak terkena penyakit."

"Hehe."

Orang di ujung sana tidak marah sama sekali, melainkan hanya tersenyum dan berkata,

"Mendengar nada bicaramu yang kesal ini, kamu sepertinya dicampakkan oleh wanita lagi. Kali ini wanita yang mana?"

"Pergi, pergi, pergi!"

Pria itu mulai mengutuk karena orang lain langsung dapat menebak hal yang meresahkan dia pada saat ini,

"Apakah Yasmine Tang sudah pulang?"

"Dia itu mantanmu, mengapa kamu menanyakannya kepadaku? Bagaimana aku mengetahuinya?"

Nada bicara pria itu terdengar tidak berdaya. Lalu dia kembali tersenyum-senyum setelah selesai berbicara, lalu dengan pelan berkata,

"Aku mendengar dari Wasley Bai bahwa kamu menyukai seorang wanita cantik di sana. Aku akan pulang minggu depan, bagaimana jika kamu membawanya dan memperkenalkannya kepadaku?"

"Tidak, aku beritahu kamu, jangan berani-beraninya kamu memikirkan dia!"

Nada bicara pria itu menjadi sangat tajam.

Pada dasarnya Noah Xiao tidak takut akan hal apa pun dan dia pun melanjutkan, "Aku menjadi semakin tertarik begtu mendengar ucapanmu. Bahkan wanita seperti itu saja bisa menyukaimu, tidak mungkin aku kalah darimu bukan."

"Pergi!"

Pria itu tidak memiliki niatan untuk bercanda, lalu dia masih saja dengan wajah serius berkata,

"Bagaimana proses tugas yang aku berikan kepadamu?"

"Hm masih tersisa sedikit lagi. Aku akan membicarakannya lagi kepadamu setelah aku kembali."

Setelah Noah Xiao selesai berbicara, dia pun dengan pelan meminta wanita tersebut pergi dan melanjutkan, "Apakah kamu dan Yasmine Tang benar-benar sudah berakhir? Jika seperti itu, untuk apa kamu meminta aku memantau dia selama bertahun-tahun ini? Apakah kamu ingin menjadi seperti seorang raja yang memiliki banyak istri?"

"Brengsek!"

Pria itu mengumpat dan berkata, "Sebaiknya kamu jangan menjodoh-jodohkan aku dengan Yasmine Tang, hubungan kami berdua tidak seperti yang kamu bayangkan. Aku peringatkan kamu, setelah kamu kembali, sebaiknya jaga mulutmu ketika berada di depan kakak iparmu."

Noah Xiao tertawa lalu dengan pelan berkata,

"Aku ingat dulu ketika kita masih berlatih militer, kamu mengatakan kamu menyukai seorang gadis, jangan-jangan."

Sudut bibir pria itu berkedut lalu mengumpat dengan pelan, "Jangan mengurusi masalahku!"

Setelah memutuskan panggilan, hati dia masih saja tidak dapat merasa tenang. Dia mengadahkan kepalanya dan melihat sebuah cahaya dari jendela. Dia termenung selama beberapa saat, lau berjalan masuk.

Setelah pulang ke rumah, Jocelyn Shen merasa hatinya yang kacau sudah kembali tenang. Dia kembali merasa kesal begitu teringat suara di dalam panggilan tersebut. Entah sejak kapan, hatinya bisa timbul sebuah perasaan cemburu. Bahkan tadi dia sangat ingin berteriak dan menanyakan kepadanya. Akan tetapi dia tidak melakukannya dan lebih memilih menutup mulutnya. Jocelyn Shen mengulas senyuman pahit, sejak kecil hingga saat ini, rasa sayang seperti ini seperti sangat langka bagi dirinya. Dia tidak dapat menurunkan harga dirinya untuk memohon karena dia takut semakin dia menanggapinya, maka luka yang akan dia rasakan akan semakin dalam. Hanya saja bagaimana mungkin dia dapat mengontrol hatinya sendiri, terlebih ketika berada di depan pria itu, dia semakin merasa tidak percaya diri.

Dia mencoba suhu air, lalu tunggu ketika bak air sudah diisi penuh dengan air, barulah Jocelyn Shen membuka pakaiannya dan duduk di daam. Air hangat yang bersentuhan dengan kulitnya dengan cepat membuat dia merasa nyaman. Dia memejamkan matanya dan berusaha menghilangkan perasaan yang kacau ini, hanya saja terus-menerus timbul wajah dia di dalam pikiran dia.

Dia tenggelam di dalam pikirannya sendiri hingga tidak tahu ada pergerakkan di luar sana.

Jasper Huo bersumpah dia hanya ingin masuk untuk berbicara baik-baik dengannya. Dia hanya melihat sekali Jocelyn Shen memasukkan kata sandinya sekali saja sudah dapat mengingatnya, sehingga perlakuan ini tidak dapat disebut dengan menyelinap masuk ke rumah orang lain. Lagipula bukannya mereka sudah mau menikah? Hanya saja setelah dia berkeliling di dalamnya, dia menyadari bahwa wanita yang dia cintai sedang berendam di dalam bak mandi, menurut kamu apa perasaan yang dirasakan seorang pria normal?

Aroma samar melayang keluar dari kamar mandi. Itu adalah bau tubuh dia. Pria itu tanpa sadar mengerutkan keningnya karena tangannya sudah berada di gagang pintu.

Buka.

Tidak buka.

Dia bersumpah, sebenarnya dia tidak ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan, karena ini bukan perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh pria sejati.

Hanya saja dia juga tidak mengatakan bahwa dirinya adalah pria sejati bukan?

Dua orang yang melambangkan keadilan dan kejahatan sedang bertempur di dalam hatinya dan dia menyerah pada sifat sejati seorang pria.

Dalam hal ini, bukan pria jika tidak memanfaatkan kesempatan itu.

Jocelyn Shen tidak tahu apa-apa tentang bahaya yang akan dia hadapi. Suhu di kamar mandi terlalu tinggi dan dia sudah sedikit mengantuk. Tiba-tiba, dia merasa bahwa tidur yang awalnya damai tiba-tiba terguncang dan sepertinya ada sesuatu yang sangat besar jatuh ke dalam.

Tiba-tiba dia membuka matanya, reaksi pertamanya adalah menarik handuk mandi untuk membungkus dirinya, tetapi handuk mandi putih itu dengan cepat menjadi basah. Tubuhnya yang lembut menjulang di bawah air, tetapi itu terlihat lebih menggoda.

Wajahnya memanas oleh uap air, matanya yang indah melebar karena terkejut, lengannya yang ramping menutupi dadanya, tulang selangkanya yang indah menjulang di uap air, Semua ini menimbulkan sebuah gejolak dalam tubuh pria itu.

Dia sama dengan dia yang tidak bergerak sedikit pun. Dia masih saja duduk di dalam bak tanpa bergerak sedikit pun. Dia bertatapan dengannya akan tetapi karena dia terlalu terkejut, sehingga dia tidak menanyakan apa pun, melainkan dia hanya merasa lidahnya sangat kering. Apakah ini karena suhu di dalam ruangan terlalu tinggi?

Pria itu melengkungkan bibirnya ke arah bawah dan memeluk dia lalu berkata, "Celyn, kamu jangan marah padaku ya."

Suara dia sangat rendah, hingga terdengar seperti sebuah godaan yang membuat jantung dia berdetak dengan sangat cepat. Dia berusaha membuat suaranya terdengar sangat tenang, akan tetapi suaranya masih saja terdengar serak.

"Kamu keluar terlebih dahulu."

"Apakah kamu masih marah denganku?"

Dia menggenggam lengan dia dengan erat sehingga handuk dia menempel pada dadak dia, dia seperti bersikeras ingin mendapatkan sebuah jawaban.

Jocelyn Shen berusaha keras mengontrol perasaannya yang kacau, dia mengatupkan bibirnya dan menarik handuk lalu mendorong dia untuk keluar.

Hanya saja karena pose seperti ini sudah berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga kaki dia pun terasa kebas. Kaki dia terasa licin dan hampir saja dia terjatuh, akan tetapi ada sepasang tangan yang memegang pinggang dia. Dia mengadahkan kepalanya dan bertemu dengan tatapan dia. Seketika wajahnya pun memerah. Dia memapah pinggang dia dan menduduki dia di atas bak air. Ubin keramik yang dingin membuatnya menggigil dan kemudian dia melipat kedua kakinya dan dengan erat membungkus satu-satunya handuk basah yang menempel di tubuhnya.

Deru nafas dia semakin mendekat, deru nafas pria itu membuat dia menahan nafasnya. Pada saat ini akal sehat dia sedang berkelahi dengan moralitas. Pada hatinya timbul sebuah keinginan yang memalukan. Jocelyn Shen apa yang sedang kamu lakukan! Dia memarahi dirinya di dalam hatinya, akan tetapi dia tidak melakukan apa pun.

Cermin di kamar mandi memantulkan tubuh mulus kedua orang itu. Tubuh kedua orang itu sama-sama merangsang bola mata orang lain. Jasper Huo sedikit menunduk dengan ragu-ragu dan mencium bibirnya dengan lembut. Jocelyn Shen tersentak, akan tetapi dia tidak melawan dan deru nafasnya menjadi kacau.

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu