Behind The Lie - Bab 11 Seluruh keluarga Shen adalah milikmu

Dia menoleh keluar dari mobil, cinta benar-benar hal yang paling tidak bisa diandalkan di dunia, tidak peduli seberapa besarnya cinta dan kasih sayang, cinta tersebut bisa hilang dalam sekejap.

Di sisi lain yang tidak dia ketahui adalah pria itu menatapnya dari belakang, matanya bersinar, sangat menawan.

Ketika mobil melewati Universitas T, pria itu mendadak menginjak rem, Jocelyn Shen membuka matanya, melihat pemandangan luar, menatap dengan tatapan yang mendalam, lalu memandang pria itu dengan curiga.

Pria itu mengambil jaket, mengeluarkan dompet dari dalam jaket, dan berkata dengan pelan,

"Tunggu sebentar, aku mau membeli sebungkus rokok."

Jocelyn Shen mengangguk kepala, dan menatap punggungnya dengan tenang, Jocelyn Shen mengira bahwa orang seperti dia tidak akan membeli rokok di tempat seperti itu. Sebenarnya, pria itu tidak tabu seperti yang Jocelyn Shen pikirkan, pria yang aneh.

Universitas T.

Melihat gedung yang familiar dan asing itu, hati Jocelyn Shen sedikit sedih.

Sepuluh menit kemudian, pria itu kembali dengan membawa secangkir teh susu, melemparkan dompet ke kursi bangku belakang mobil, kemudian memberikan teh susu ke Jocelyn Shen sambil berkata,

"Ini hadiah dari membeli rokok, aku tidak meminum minuman ini."

Dalam sekejap, mobil itu dipenuhi dengan bau asap rokok, Jocelyn Shen memegang teh susu hangat sambil tertegun, lalu bersuara setelah diam beberapa saat,

"Terima kasih."

Pria itu melengkungkan bibirnya dan menginjak pedal gas.

Jocelyn Shen memegang cangkir, jari-jari tangannya yang ramping dengan lembut mengusap tepi cangkir, matanya secara tidak sengaja melihat sederet kata-kata kecil di atasnya :

Secangkir besar teh susu talas seharga 8 yuan.

Jocelyn Shen menunduk, seolah dia tidak melihatnya, membuka bibirnya sedikit, dan memegang sedotan sambil tersenyum, lalu dia tiba-tiba merasa bahwa pria yang baru saling kenal satu malam ini sangat menarik.

Setengah jam kemudian, mereka tiba di Vila keluarga Shen, mereka berhenti di depan pintu masuk, Jocelyn Shen menatap ke gedung yang familiar di depannya itu sambil berkata,

"Terima kasih, aku sudah tiba."

Pria itu tidak berbicara, membuka pintu mobil dan keluar, mengeluarkan kotak yang dikemas indah dari belakang mobil dan menyerahkannya kepada Jocelyn Shen, serta berkata dengan nada bicara yang tenang,

"Ini sudah larut, jadi aku tidak perlu ikut masuk denganmu, ini adalah hadiah untuk paman dan tante."

Jocelyn Shen tercengang, begitu pria itu melepaskannya, Jocelyn Shen secara tidak sadar menahannya, meskipun dia tidak tahu apa isi dalam kotak itu, namun menurutnya itu pasti sesuatu yang sangat berharga. Bagi Jocelyn Shen, pria itu hanya menemaninya memainkan sebuah drama sebagai pasangan, karena itu, dia tidak perlu memberikan hadiah yang begitu berharga kepada orang tuanya.

Pria itu tidak menunggu responnya, dan hendak masuk ke dalam mobil. Jocelyn Shen buru-buru mengejarnya, dan memanggilnya, "Tuan Lin", Jocelyn Shen terkilir saat sedang mengejarnya, melihat dia jatuh, pria itu kebetulan berbalik, Jocelyn Shen langsung menerkam ke dalam pelukannya, bibir lembutnya mencium dagu pria itu, tatapan pria itu sedikit berubah, dan tiba-tiba melembut.

Jocelyn Shen merasakan sentuhan kasar di bibirnya, wajahnya menjadi panas, mendorongnya lepas, lalu berpura-pura batuk.

Pria itu menyentuh dagunya sendiri dengan penuh arti, lalu berkata dengan pelan,

"Ciuman perpisahan ?"

"Tuan Lin, aku....."

"Lain kali kamu boleh naikin sedikit."

Sebelum Jocelyn Shen selesai berbicara, pria itu langsung mengucapkan kalimat lain, lalu masuk ke dalam mobil, melambaikan tangan, dan pergi.

Jocelyn Shen menyentuh bibirnya dengan tidak nyaman. Begitu dia berbalik, dia melihat sebuah keluarga beranggotakan tiga orang berdiri di depan pintu. Tidak, sekarang sudah menjadi sebuah keluarga yang beranggotakan empat orang.

"Kakak, bukankah sebaiknya kamu menjelaskannya kepada kami ?"

Suara tajam Jovita Shen menembus gendang telinga Jocelyn Shen, dan Jocelyn Shen mengerutkan kening dan berkata dengan dingin,

"Kebenarannya adalah seperti apa yang kalian lihat, apa yang perlu dijelaskan lagi ?"

"Yang kulihat adalah kalian sedang berciuman !"

Raut wajah Jovita Shen sangat tidak enak dilihat,

"Kapan kamu mengenalnya !"

Jocelyn Shen mencibir,

"Maaf, siapa kamu, sehingga kamu boleh bertanya seperti ini kepadaku ?"

"Apakah kamu menceritakan semua hal tentangku kepadanya, apakah kamu tidak senang melihatku hidup dengan bahagia !"

Suara Jovita Shen sedikit tajam, lalu mencibir,

"Apakah aku masih perlu memberitahukan perbuatan muliamu kepadanya ?"

Raut wajah Jovita Shen menjadi pucat, lalu mulai terisak pelan,

"Kak, seluruh keluarga Shen adalah milikmu, aku hanya ingin bersama dengan Danny, apakah itu saja tidak boleh ?"

Raut wajah Julia Song tidak enak dilihat, dia membujuk Jovita Shen sambil menyalahkan dan memandang Dennis Shen dengan raut wajah sedih.

Raut wajah Jocelyn Shen tetap tidak berubah, dan ketika dia hendak masuk ke rumah, tiba-tiba Dennis Shen berkata,

"Jocelyn, apakah kamu benar-benar memberitahunya ?"

"Tidak ada,"

Jocelyn Shen mengepalkan tinjunya, hatinya berangsur-angsur menjadi dingin, lalu menatap Dennis Shen dengan sinis,

"Waktu itu, apakah kamu juga begitu meragukannya ?"

Dennis Shen menggelengkan mulutnya, raut wajahnya sedikit memucat, lalu berkata dengan pelan,

"Jocelyn...."

"Jangan memanggilku !"

Tatapan Jocelyn Shen sedikit tajam, ekspresinya dingin dan menakutkan, menatap mereka bertiga dengan tatapan yang dingin dan berkata,

"Orang yang aku panggil ayah, jangan membuatku menghabiskan kasih sayangku untukmu. Waktu itu, ibuku tidak melakukannya, dan aku juga pasti tidak akan melakukannya, tidak peduli apakah kamu percaya atau tidak."

Selesai berbicara, dia menyerahkan kotak hadiah ke tangan Dennis Shen, lalu berbalik dan pergi.

Dennis Shen menatap punggungnya, jari-jari tangannya sedikit gemetar ketika memegang kotak hadiah, matanya dipenuhi dengan rasa bersalah dan penghinaan, ekspresi Julia Song yang berada di sampingnya, sedikit kaku, kemudian, seperti biasa, berkata dengan lembut,

"Dennis, Jocelyn mungkin masih mempermasalahkan masalah Jovita dan Danny, kita perlu memperkenalkannya ke beberapa teman, saat dia memasuki hubungan selanjutnya, secara perlahan dia akan melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan ini."

Dennis Shen mengerucutkan bibirnya dan menghela nafas sambil berkata,

"Itu tidak akan begitu mudah."

Julia Song menegurnya,

"Tidak peduli seberapa kuat seorang wanita, dia juga membutuhkan seorang pria untuk membantunya, kebesaran hatimu selama inilah yang telah menumbuhkan karakternya menjadi seperti ini."

Dennis Shen terdiam beberapa saat, lalu berkata,

"Biarkan aku mencobanya lagi."

Di Vila keluarga Shen, pria itu mengangkat sudut bibirnya, memikirkan ciumannya dengan Jocelyn Shen, membuat suasana hatinya merasa sangat bahagia. Dia menatap tanpa daya ke tubuh bagian bawahnya, batang "penis" nya berdiri, dia menarik napas dalam-dalam dan menekan emosi gelisah di tubuhnya. Pada saat ini, telepon berdering.

"Kakak kedua, di mana kamu ? Segeralah kembali, kakek mencarimu di mana-mana, kamu juga tidak peduli dengan Justin yang sedang mabuk, bocah itu berlari ke rumah kakek untuk buang air kecil, dan ternyata bocah itu membuang air kecil ke dalam botol batu giok putih yang paling disukai oleh kakek itu, kakek sangat marah hingga hampir pingsan."

Pria itu memikirkan situasi di rumah, sudut bibirnya terangkat secara tak sadar.

"Aku sedang dalam perjalanan, aku akan kembali dan menghajarnya nanti."

Adik ke-5 menghela nafas dan berkata.

"Benar, jagalah dirimu sendiri, Justin, si pengkhianat itu bersikeras mengatakan bahwa kamu yang mengajarinya berbuat demikian, kakek bahkan berkata dengan marah bahwa Justin itu tidak mengikuti perilaku yang baik, melainkan mengikuti perilaku yang buruk. Kakak kedua, apakah kamu pernah melakukan ini ketika kamu masih kecil ?"

Sudut mulut pria itu bergerak-gerak, hanya adik ketiga yang pernah memfitnahnya perihal membuang air kecil ke dalam botol air hangat yang diberikan wanita tua itu kepada kakek ketika dirinya masih kecil, bocah nakal itu juga ada di sana pada saat itu, mengapa dia masih mengingat kejadian ini, dia menyipitkan matanya, mencibir, dan berkata,

"Kenapa, kamu juga ingin mempelajarinya ?"

Adik ke-5 tersedak, lalu mencibir,

"Tidak, tidak."

"Sudahlah, aku akan tiba di sana dalam sepuluh menit."

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu