Behind The Lie - Bab 38 Jasper ... Jasper Huo ...

"Celyn ada atau tidak meskipun hanya dalam beberapa saat saja?"

Suara pria itu terdengar berat yang membuat orang merasa sedih ketika mendengarnya. Dia menganggukkan kepalanya dengan pelan lalu bergumam,

"Ada, ada."

Pria itu bergegas memeluk dia dengan sangat erat seperti ingin memasukkan dia ke dalam hatinya. Hanya dua kata ini saja langsung masuk ke dalam hatinya. Dia merasa semuanya menjadi pantas hanya untuk kata-kata ini.

Pria itu mencium ujung rambutnya dengan lama, lalu dengan berat dan seksi berkata,

"Katakan padaku sejak kapan?"

Jocelyn Shen merasa gatal dengan ciumannya, jadi dia merunduk sedikit, mengerucutkan bibir dan tidak berbicara.

Akan tetapi pria ini tidak melepaskan dia, dia langsung menangkup rahang dia lalu mencium dia dan kembali mencium dia. Lalu dengan pelan berkata,

"Sebenarnya sejak kapan kamu mulai menyukai aku?"

Jocelyn Shen sudah tidak tahan lagi akan godaan dia, dengan suara yang bergetar dia berkata,

"Tidak tahu."

Pria itu seperti menemukan sebuah kesenangan, dia menciumi daun telinga dia, menangkup rahang dia agar dia menatap ke arah matanya. Lalu dia dengan mesra dan seksi berkata,

"Coba izinkan aku untuk menebaknya. Apakah ketika saat aku mengajarimu berdansa di acara perjamuan? Atau ketika aku mencium kamu untuk pertama kalinya?"

Setelah selesai berbicara, pria itu mengelengkan kepalanya lalu menundukkan kepalanya dan tersenyum ringan lalu kembali berkata,

"Apakah jangan-jangan ketika kita pertama kali melakukan hal itu? Omong-omong soal itu, apakah pada saat ini kamu sudah tidak sabar ingin menarik aku?"

Telinga Jocelyn Shen memerah, pria ini semakin berbicara semakin melantur. Posisi pertama kali ketika mereka bertemu itu sangat mesra dan ambigu, itu merupakan hal paling memalukan bagi Jocelyn Shen di depan seorang pria. Setiap kali memikirkannya dia pasti akan merasa malu!

"Apakah aku berhasil menebaknya?"

Nada bicara pria itu penuh dengan kemenangan, lalu mengigiti telinga dia dengan pelan,

"Celyn rupanya kamu sudah memiliki niat yang tidak baik terhadapku sejak awal. Jika kamu tidak bertanggung jawab setelah melakukan hal seperti itu, benar-benar kamu pasti akan dihujat oleh orang lain. Coba kamu katakan kompensasi apa yang akan kamu berikan padaku."

Sudut bibir Jocelyn Shen berkedut, dia pasti sudah gila jika mengiyakannya.

"Hentikan!"

Nada bicara Jocelyn Shen terdengar kesal dan gugup.

Pria itu tersenyum dan berbicara sendiri.

"Apakah ini artinya kamu ingin sebuah kompensasi? Kalau begitu aku tidak akan sungkan."

Setelah selesai berbicara, dia pun langsung mencium bibir dia. Ciuman kali ini sangat berbeda, ciuman kali ini begitu hati-hati, lembut dan sebuah pernyataan cinta, terlebih mereka merasakan bahwa cinta ini datang dengan tidak mudah sehingga pria ini sedikit takut. Jocelyn Shen mengedipkan matanya dengan pelan, jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Bibir dia ditempeli dengan bibir pria itu yang lembut dan hidungnya penuh dengan bau pria itu, dia tidak akan pernah bisa menghindari semua ini.

Dia memejamkan matanya dan menjulurkan tangannya untuk mengalungkan tangannya di leher pria itu. Di tangga yang gelap itu penuh dengan kemesraan.

Tiba-tiba terdengar suara yang mengandung aksen lokal,

"Aduh!"

Wajah Jocelyn Shen memerah dan dia bergegas mendorong pria itu, akan tetapi dia menggenggam tangan dia dan berlari ke arah bawah. Jocelyn Shen tersenyum melihat tangan dia digenggam oleh tangan dia yang hangat.

Jocelyn Shen melepaskan tangan pria itu ketika tiba di lantai bawah sambil terengah-engah.

Stamina pria itu sangat bagus, wajahnya tidak memerah dan juga tidak terengah-engah, melainkan dia tersenyum menatap ke arah dia dan membuat wajah Jocelyn Shen bersemu merah. Lalu dia terbatuk dan berkata,

"Kamu harus memasang infus."

Pria itu menyunggingkan senyuman jahat,

"Apakah kamu masih belum paham dengan tubuh priamu ini? Apakah dengan aku yang begini masih memerlukan infus?"

"Tubuh yang bagus bisa terkena demam setelah tidur semalaman di luar?"

Jocelyn Shen membalasnya tanpa berbelas kasihan.

Sudut bibir pria itu berkedut lalu menjulurkan tangan menyentuh ujung hidung dia dan berkata,

"Wanita bodoh, tahu tidak kamu harus memberikan 'wajah' kepada priamu sendiri?"

Sentuhan ini membuat hati Jocelyn Shen menghangat, dia bahkan menganggukkan kepalanya tanpa disadari. Pria itu tertegun sejenak, terdiam sejenak dan kembali berkata,

"Kamu ikuti kata-kataku ketika berada di luar, akan tetapi ketika di rumah, aku akan menuruti ucapanmu."

Jocelyn Shen tertegun, setelah beberapa saat barulah dia berkata,

"Aku tidak dapat menurutimu dalam masalah pekerjaan."

Wajah pria itu menggelap dan menjulurkan tangan untuk mencubit pipi dia lalu dengan rendah berkata,

"Kamu benar-benar ingin membuatku kesal ya!"

Tiba-tiba Jocelyn Shen menjinjitkan kakinya dan menyentuh kepala dia lalu dengan pelan berkata,

"Sepertinya masih sedikit panas."

"Suhu tubuhku memang lebih tinggi."

Ketika pria itu selesai berbicara, tiba-tiba dia mengeluarkan termometer dari dalam pakaiannya dan berkata,

"37,2 derajat celcius merupakan suhu yang wajar untukku."

Jocelyn Shen tidak tahu harus berkata apa begitu melihat termometer tersebut yang tidak terjatuh.

"Apakah kamu ada kegiatan pada sore nanti?"

"Iya, aku harus kembali bekerja."

Jocelyn Shen berbicara dengan jujur.

Pria itu menggenggam tangan dia dan berkata,

"Ayo pergi makan lalu aku akan mengantar kamu."

Jocelyn Shen menganggukkan kepalanya dengan pelan dan tiba-tiba hatinya terasa hangat.

Mobil itu melaju dengan mulus di jalan raya yang ditinggikan, tetapi kedua orang di dalam mobil itu sepertinya direndam di dalam madu. Pria itu bahkan harus memegang tangan Jocelyn Shen ketika sedang mengemudi. Jocelyn Shen takut itu akan mempengaruhi dia dalam mengemudi, jadi tentu saja dia tidak berani bergerak. Laki-laki itu memegang tangan kecilnya secara terang-terangan sambil menyunggingkan senyuman penuh kemenangan

Jocelyn Shen sedikit tidak berdaya dan sedikit panas. Mengapa dia selalu begitu tidak berdaya padanya?

"Celyn aku sangat senang."

Pria itu menatap ke arah depan dan tiba-tiba mengeluarkan suaranya.

Jocelyn Shen tidak bersuara, dia kembali tersenyum dan membalas genggaman pada tangannya.

"Bagaimana dengan kamu?"

Pria itu seperti anak kecil yang harus menanyakan perasaan dia terus menerus. Jocelyn Shen tidak ingin menjawab akan tetapi pria itu menggaruk tangannya dengan jarinya. Dia tidak berdaya dan tidak punya pilihan selain menjawab.

Tiba-tiba terdengar sebuah suara pada jalan satu arah yang tersebut. Mobil sport itu melaju dengan kecepatan yang sangat menakutkan. Pupil mata Jocelyn Shen menyusut dan dia menggenggam lengan pria itu dengan sangat erat. Ekspresi pria itu sangat tenang, dia memutar setir dengan cepat, berusaha menghindari mobil sport Mercedes-Benz tersebut dan terdengar suara keras ban yang bergesekan dengan tanah saat pengereman yang begitu tiba-tiba yang membuat orang berdebar-debar.

Dia masih tidak dapat menghindarinya meskipun sudah berusaha. Pada saat kedua mobil itu bertabrakan, tiba-tiba pria itu melepas sabuk pengamannya dan memeluk Jocelyn Shen ke dalam dekapannya.

Terndengar suara hantaman yang sangat memekakkan telinga.

Jocelyn Shen bisa mendengar suara ambulans secara samar-samar, akan tetapi dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, tubuh hangat lelaki itu masih ada di depannya, dia bisa merasakan kehangatan cairan panas yang mengalir ke lehernya dan membasahi pakaiannya. Pada saat kedua mobil saling menabrak, dia menggunakan seluruh tubuhnya untuk melindungi dia, dia bahkan dapat merasakan matanya dipenuhi dengan warna darah dia.

"Jasper ... Jasper Huo ..."

Jocelyn Shen berseru tanpa suara.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu