Behind The Lie - Bab 52 Pergi Makan Terlebih Dahulu Saja

Jocelyn Shen berjalan maju untuk mengenggam tangan dia. Dia pernah merasakan rasa sakit kehilangan orang yang dia cintai, terlebih dia kehilangan kedua orang yang dia cintai dalam tahun yang sama. Perasaan sakit seperti ini pasti sulit dirasakan oleh orang lain dan Jocelyn Shen pun tiba-tiba merasa sedih.

Pria itu seperti menyadari perasaan dia, pria itu langsung menolehkan kepalanya dan tersenyum ke arah dia lalu dengan pelan berkata,

"Celyn, hari ini adalah ulang tahun ibuku dan juga kakakku."

Tenggorokan Jocelyn Shen terasa kering, tiba-tiba dia menjijitkan kakinya dan mengalungkan tangan di leher dia lalu dengan pelan berkata,

"Semuanya sudah berlalu."

Pria itu tidak berbicara, melainkan hanya menatap ke kejauhan dan semakin memeluk pinggangnya dengan erat seperti ingin memasukkan dia ke dalam tubuhnya.

Setelah kembali dari pemakaman, dia kembali terdiam dan Jocelyn Shen pun hanya dengan diam menemani di sisinya. Pada saat ini semua kalimat penenang hanya akan

terasa sia-sia. Hanya bila dirinya dapat berpikir jernih, hatinya baru akan membaik.

"Celyn, apakah ada yang ingin kamu tanyakan padaku?"

Setelah beberapa saat, dia akhrinya membuka suaranya.

Jocelyn Shen menggelengkan kepalanya,

"Kita bahas lagi tunggu ketika kamu bersedia mengatakannya saja."

Pria itu tertegun lalu detik selanjutnya, dia pun memeluk dia ke dalam dekapannya.

"Justin adalah putra dari kakakku."

Setelah terdiam selama beberapa saat, pria itu mengucapkan kata-kata itu dengan pelan. Jocelyn Shen tertegun, dia tidak tahu harus menunjukkan ekspresi seperti apa untuk saat ini. Kenyataan ini membuat dia merasakan senang dan curiga di saat yang bersamaan, karena masalah ini pasti tidak semudah yang dilihat dari luar.

"Kakakku......."

Pria itu berhenti sejenak, lalu dengan berhati-hati berkata,

"Justin adalah satu-satunya penerus dia, sehingga aku pun memiliki kewajiban untuk menjaga dia, sehingga aku pun hanya dapat menyusahkan kamu. Apakah kamu menyesal?"

"Jika aku menyesal, apakah kamu akan membiarkan aku untuk pergi?"

Jocelyn Shen menaikkan alisnya.

Pria itu bergegas memegang tangan dia dengan erat lalu dengan nada tegas berkata,

"Tidak akan!"

"Bagaimana jika kamu menyusahkan aku?"

Jocelyn Shen masih saja membahas hal itu.

"Bagaimana mungkin aku membiarkan kamu kesusahan?"

Deru nafas pria itu menjadi sangat cepat.

Jocelyn Shen menaikkan bibirnya, "Bukannya tadi kamu yang mengatakan itu?"

Pria itu mengigit bibir dia karena kesal lalu menyipitkan matanya dan berkata,

"Dasar usil!"

Wajah Jocelyn Shen memerah. Setiap perlakuan mesra ini sellau berhasil membuat jantung dia berdetak sangat cepat karena pihak lawannya adalah dia.

"Aku hanya takut diriku tidak dapat melakukan dengan benar."

Setelah selesai bercanda, nada bicara Jocelyn Shen pun mulai terdengar serius,

"Aku tidak tahu bagaimana cara mengurusi dan berinteraksi dengan seorang anak kecil. Terkadang aku takut perbuatan reflekku akan melukai Justin. Kamu tahu bukan bahwa keluargaku tidak pernah mengajariku bagaimana cara menjaga seseorang. Aku takut bila aku melakukannya terlalu baik, orang lain akan mengatakan aku sedang berpura-pura dan jika aku melakukannya dengan buruk, orang lain akan mengatakan aku sedang menyiksa dia. Bila seperti itu, apakah kedepannya kamu tidak akan menyesal?"

Pria itu mengerutkan keningnya dan menekan bibirnya, lalu dengan pelan berkata, "Saat ini kita sedang membicarakan urusan keluarga, kamu jangan menggunakan nada bicara seolah-olah kamu sedang bernegosiasi. Justin adalah anakku dan juga anakmu, tentu saja itu adalah hak kamu bila kamu ingin memarahi atau memukulinya. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan orang lain! Apakah kamu tidak ingin menikah denganku?"

Tatapan dia pun sedikit menggelap begitu membahas hal ini, lalu dia dengan pelan berkata,

"Jangan-jangan kamu masih merindukan mantan kekasihmu!"

Ucapan ini membuat Jocelyn Shen menjadi sedih, lalu dia pun langsung membuka pintu dan keluar dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Begitu pria itu melihat peristiwa ini, dia pun sadar bahwa dia sudah salah berbicara, dia pun langsung turun dari mobil dan memeluk dia lalu berkata,

"Maaf sayang, ini semua salahku, aku terlalu cemburu dan pelit. Kamu adalah orang yang murah hati, aku harap kamu dapat memaafkan aku."

Jocelyn Shen marah hingga wajahnya memerah begitu mendengar kata-kata tidak tahu malu yang dia ucapkan. Lalu dia menggertakkan giginya dan berkata,

"Lepaskan aku!"

Mobil dihentikan di pinggir jalan dan banyak orang-orang yang berlalu-lalang di sini lalu dia dipeluk oleh seorang pria di tengah siang bolong ini yang membuat Jocelyn Shen merasa sangat malu, terlebih ucpaan dia.

Pria itu membaca ekspresi dia dan begitu menyadari dia sedang benar-benar marah, dia pun bergegas melepaskan dia, akan tetapi dia masih saja menggenggam tangan dia.

Wajah Jocelyn Shen masih bersemu merah begitu melihat banyak tatapan yang diarahkan kepada dia. Pada saat ini dia ingin menggali lubang, lalu menenggelamkan dirinya ke dalam lubang tersebut.

"Lepaskan!"

Jocelyn Shen mengibaskan tangan dia, akan tetapi pria itu masih tidak ingin melepaskannya karena dia takut istrinya ini akan kabur.

Jocelyn Shen menggertakkan giginya, lalu dengan pelan berkaya,

"Masuk ke dalam mobil saja, jangan membuat diriku malu di sini!"

Tatapan pria itu pun bersinar-sinar dan bergegas membuka pintu dan memapah dia masuk ke dalam mobil.

Rasa amarah Jocelyn Shen sudah mereda setengah lebih setelah masuk ke dalam mobil, hanya saja dia masih tidak ingin menghiraukan dia. Akan tetapi pria itu mengira dia masih marah dan dia pun bergegas membujuk dia berkata,

"Sayang, kamu harus mengerti aku. Mantanmu si Ryan Ji itu adalah cinta pertamamu dan Danny Ji adalah mantan calon suamimu, tentu saja aku khawatir sebagai calon suamimu."

"Apakah di dalam hatimu, aku adalah wanita murahan seperti itu!"

Masih lebih baik jika dia tidak berbicara, begitu dia berbicara, dia pun berhasil membuat Jocelyn Shen semakin marah.

"Tentu saja bukan!"

Pria itu bergegas menyanggahnya.

"Aku takut mereka yang tidak dapat melupakanmu karena kriteria istriku ini sangat bagus."

Jocelyn Shen mendengus lalu menolehkan kepalanya dan tidak menghiraukan dia.

Begitu pria itu melihat sudut bibir dia yang terangkat, dia tahu bahwa dia sudah tidak marah, lalu barulah dia menggerakkan mobilnya.

Pada saat ini tiba-tiba ponsel dia berdering, pria itu melirik sekilas dan berkata,

"Bantu aku angkat telepon."

Jocelyn Shen tertegun, hanya orang yang memiliki hubungan sangat dekat saja, barulah pihak lawan akan meminta pihak lawan lainnya untuk menggantikan dia menjawab sebuah panggilan. Apakah mereka sudah sedekat itu? Sepertinya semua ini terjadi begitu alami. Dia pun mengambil ponsel tersebut dan menekan tombol hijau, lalu dengan cepat terdengar suara dari ujung sana.

"Jasper kamu ada di mana?"

Suara seorang wanita

Jocelyn Shen tertegun lalu melirik ke arah pria yang ada di sampingnya dan menyalakan mode speaker.

Tanpa menunggu adanya jawaban dari si penerima, wanita itu melanjutkan,

"Aku sudah kembali."

"Cit....."

Tiba-tiba pada jalanan terlihat bekas roda akibat rem mendadak. Pria itu menoleh menatap ke arah Jocelyn Shen, dia tidak dapat melihat ekspresi yang ada di matanya. Dia mengambil ponsel tersebut lalu langsung berkata,

"Salah sambung."

Setelah selesai berbicara, dia pun merasa seperti sedang menampar wajahnya sendiri!

Jocelyn Shen melirik dia dengan datar lalu mengatupkan bibirnya dengan erat dan dengan rendah berkata,

"Ayo kembali ke kantor."

"Pergi makan terlebih dahulu saja."

Pria itu tersenyum kering, lalu dia merasa dirinya terlihat sangat bodoh pada saat ini, lalu dia berkata,

"Celyn, kamu tidak boleh melakukan tindakan kekerasan padaku hanya karena hal tidak penting!"

Sudut bibir Jocelyn Shen berkedut, lalu dia menggertakkan giginya berkata,

"Memangnya aku sudah melakukan apa terhadapmu!"

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu