Behind The Lie - Bab 45 Mengapa Kamu Sendiri Tidak Menyamar Sebagai Wanita
Pria itu melepas topinya, memperlihatkan kain kasa putih di atas kepalanya, dan bergegas berjalan cepat, mengulurkan tangan untuk memeluknya, terlihat kasar, tetapi dengan hati-hati menghindari lengannya yang terluka. Kemudian Jocelyn Shen mendengar desahan puas di telinganya.
"Buat aku kangen setengah mati."
Jocelyn Shen melembut hatinya, mengulurkan tangan untuk memeluk lehernya, dan kemudian bersandar ringan di bahunya. Pria itu terkejut, dan mulutnya tersungging tanpa tertahankan. Jocelyn Shen yang jinak seperti ini biasanya jarang terjadi, membuat orang tidak bisa menahan diri untuk menjadi sedikit tergerak hatinya dan mulai memikirkan dengan penuh imajinasi. Dia dengan tidak bisa menahan diri mencium daun telinganya dengan lembut dengan memiringkan wajahnya, Jocelyn Shen terangsang, kulit di belakang telinga segera menjadi merah, dan dia menarik lehernya dan mencoba menghindarinya, pria itu segera membisikkan,
"Jangan bergerak, aku terluka."
Ketika Jocelyn Shen mendengarnya, dia segera berhenti. Pria itu melihat kesempatan dan menundukkan kepalanya dan mencium bibirnya. Jocelyn Shen berkedip, dan kemudian dia menyadari apa yang lembut di bibirnya, saat menatap matanya yang hitam, dalam dan indah, Jocelyn Shen sedikit mabuk, dan tidak bisa menahan untuk tidak merespon.
Ciumannya menjadi lebih intens, seolah-olah ingin menelannya ke dalam perutnya, Jocelyn Shen setengah berbaring di tempat tidur, tangannya terikat di leher pria itu, dan sang pria membungkuk untuk menciumnya, memperhatikan wanita yang dia pikirkan siang malam dengan tanpa penolakan berbaring di tempat tidur, sebagai pria berusia tiga puluh tahun yang ganas bagaikan serigala atau harimau, dia hanyalah seorang kasim jika tidak impulsif. Pria itu menelan air liur di tenggorokan, matanya menjadi gelap dan berbahaya.
Jocelyn Shen setengah membuka matanya yang berair, dan memandang mata gelap pria itu yang memiliki cinta yang kuat dan keinginan yang tak terkendali, Jocelyn Shen tersipu, dan napasnya menjadi sedikit cepat. Membayangkan dua "orang cacat" sedang saling menyerang di sini, hati dan jantungnya bergetar, sedikit malu, dia mencoba mendorong orang itu menjauh dengan sedikit kekuatan, mengulurkan satu kaki, tapi tidak disangka malah memberinya kesempatan, membiarkan dia masuk saat ada sela, kemudian Jocelyn Shen merasakan benda panas di pangkal pahanya, Dia seperti terbakar, dan dia tergagap,
"Sini
tidak bisa."
Pria itu mengerutkan kening kesal, tetapi senang karena dia tidak menolak.
Setelah ciuman lebat di bibirnya, pria itu berbalik dan berbaring di sampingnya dengan senyum penuh di bibirnya.
Atmoster kebahagiaan memenuhi udara, dan jantung Jocelyn Shen yang bertabrakan menjadi sedikit kehilangan ritmenya.
"Apakah masih sakit?"
Suara yang dalam dan lembut tidak dibuat-buat, tetapi sangat menyenangkan.
Jocelyn Shen menggelengkan kepalanya, mendesah, dan berkata,
"Kamu harus istirahat yang baik."
Pria itu jatuh tepat di depannya hari itu dan benar-benar membuatnya takut, dan sekarang dia sedikit khawatir.
"Aku bukankah datang mencarimu untuk istirahat yang baik?"
Pria itu mengatakannya dengan lugas, lalu meraih tangannya dan memainkannya di telapak tangannya, dengan tidak sengaja berkata,
"Siapa wanita yang baru saja keluar itu?"
Jocelyn Shen mengangkat alisnya dan berkata perlahan,
"Kamu tidak kenal dia."
Mulut pria itu cemberut, dan berkata dengan nada aneh,
"Dia sangat mirip dengan mantan kamu."
Ekspresi cemburu membuatnya geli.
"Kamu tahu segalanya, dan masih tanya aku?"
Pria itu menatapnya,
"Aku memberimu kesempatan untuk membiarkan kamu mengakui sendiri!"
"Oh"
Jocelyn Shen meliriknya, mengangguk sambil tersenyum, tetapi tidak mengatakan apa-apa.
"Oh?"
Ego seorang pria sanggup membongkar atap, dia duduk dan berkata dengan wajah tegas,
"Kamu tidak punya apa-apa untuk dikatakan padaku?"
Jocelyn Shen menatapnya, tersenyum, "Karena tidak ada yang perlu dikatakan."
Pria itu menyipitkan matanya.
"Apakah dia menginginkan kamu untuk bersama putranya si sepatu robek?"
Mata Jocelyn Shen bergerak-gerak, Danny Ji adalah sepatu robek, metafora ini hanya dia yang bisa sampaikan.
"Karena aku punya sepatu baru, kenapa aku memakai sepatu robek? Kamu tidak percaya dengan kualitas dirimu?"
Jocelyn Shen tersenyum dan bertanya kepadanya, kali ini sudut mulut pria itu bergerak-gerak, pertanyaannya adalah apakah ada atau tidak.
Dia sekalian langsung menekannya di pelukannya dan menciumnya dengan membara lagi.
"Kamu bisa menjawabku seperti ini. Cepat atau lambat aku akan memanjakan kamu agar tidak ada pria yang tahan, lihat siapa yang nantinya masih berani menginginkanmu!"
Jocelyn Shen menarik napas dan berkata dengan lembut.
"Dengan kamu, kenapa aku mencari pria lain."
Pria itu berhenti dan membalasnya dengan ciuman yang lebih membara. Pada saat ini, pintu diketuk dengan panik.
"Nona Shen, apakah kamu di dalam sana? "
Jocelyn Shen tersipu dan mendorong pria itu pergi, terbatuk.
"Tunggu sebentar."
Pria itu melotot ke pintu tidak puas, dan melihat ke pintu dengan wajah masam.
Kecuali perawat kecil yang mengetuk pintu, Herman Lin yang sudah lama berdiri di luar pintu tidak melihatnya. Anak ketiga dari Keluarga Lin yang memiliki profil yang mirip dengan Jasper Huo dan terlihat lebih dewasa dan stabil.
Jasper Huo mengerutkan kening, tidak menyambut adik ketiganya yang muda dan dewasa.
"Untuk apa kamu di sini?"
Herman Lin melirik bagian dalam bangsal dengan ringan, dan berkata perlahan.
"Jemput kamu kembali."
"Cedera aku belum sembuh,"
"Kakek bilang, bersama
Nona Shen."
"Baik."
Pria itu segera berkata lain, "Bagaimana dengan begitu banyak orang di luar?"
Herman Lin menatapnya dengan tatapan penuh pertimbangan.
Sepuluh menit kemudian, di dalam lift, seorang pria tampan, menggandeng seorang gadis pirang dengan riasan tebal yang terluka di lengannya, wajahnya tegang, menunjukkan ketidaksenangannya, dan di belakang mereka ada seorang "bibi" yang gagah, dengan rambut berantakan, mulutnya seperti meminum darah ayam, dan pakaian di tubuhnya berwarna-warni dan berkesan kampungan. Sekali pandang bisa mengetahui bahwa dia adalah wanita yang turun dari gunung, tetapi wanita ini terlalu kuat, tingginya 1,85 meter, dan otot di lengannya terlihat. Meski wajah diwarnai dengan riasan tebal, tetap tidak bisa menyembunyikan mata indah itu. Meski tubuhnya tidak mirip wanita, tapi juga menarik banyak perhatian pria di sampingnya, tetapi segera mereka tidak berani melihatnya lagi, karena mata "bibi" itu terlalu menakutkan.
Jocelyn Shen mengenakan wig, menundukkan kepalanya dan menahan tawa.
"Bibi" awalnya memiliki wajah yang tenang, tetapi ketika dia melihat senyum Jocelyn Shen, dia semakin gusar. "Bibi" ini, yang jelas-jelas adalah penyamaran Tuan Jasper Huo, memandang dengan kejam pada si bungsu yang tanpa ekspresi. Dia berani mengatakan bahwa bajingan ini past sengaja mengerjainya, orang yang paling pendiam di seluruh Keluarga Lin, siapa yang akan tahu ternyata penuh niat jahat, dia depresi, adik ketiga yang sifatnya seperti ini ternyata lebih cepat beristri dari pada dirinya, apa yang salah dengan dunia ini!
Kelompok aneh yang terdiri dari tiga orang ini menarik perhatian banyak orang di sepanjang jalan, tetapi tidak ada yang menyadari identitas mereka, sehingga mereka bertiga keluar dari pintu rumah sakit secara terang-terangan, masuk ke dalam mobil dan pergi.
Para reporter yang berjongkok berkerumun di depan pintu tidak ada yang tahu bahwa orang yang mereka jaga sudah pergi di depan mereka.
Begitu dia masuk ke mobil, Jasper Huo dengan kasar mencopot wig dari kepalanya, mengambil tisu dan menggosok keras di wajahnya, dan mengumpat dengan suara rendah.
"Sialan kenapa kamu tidak menyamar menjadi wanita!"
Herman Lin berkata dengan ringan saat mengemudi,
Novel Terkait
Eternal Love
Regina WangMy Tough Bodyguard
Crystal SongBack To You
CC LennyThe Great Guy
Vivi HuangThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensSomeday Unexpected Love
AlexanderCinta Seorang CEO Arogan
MedellineBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesBehind The Lie×
- Bab 1 Aku bisa menganggapnya sebagai anak kandung
- Bab 2 Sesuai Harapanmu
- Bab 3 Memang Tidak Menarik
- Bab 4 Dari awal tidak dapat diputuskan sendiri
- Bab 5 Kedepannya CEO Ji sebaiknya memanggilku Manager Shen
- Bab 6 Pengalaman membaca orang yang tidak terhitung jumlahnya
- Bab 7 Ayahku memang suka menusuk hati orang
- Bab 8 Kamu bisa menari?
- Bab 9 Balas dendam atas apa? Atas pengkhianatanmu?
- Bab 10 Aku harus mengantarmu pulang
- Bab 11 Seluruh keluarga Shen adalah milikmu
- Bab 12 Tidak bisakah membiarkanku mendapatkan istriku ?
- Bab 13 Kenapa baru datang sekarang !
- Bab 14 Perusahaannya telah pindah kembali ke sini
- Bab 15 Mungkin karena aku menyukaimu
- Bab 16 Tidak Ada Pengagum
- Bab 17 Rumah Ini Hanya Dipinjamkan Kepadamu
- Bab 18 Jika kamu memiliki adik laki-laki
- Bab 19 Benar-benar berjalan sesuai keinginan
- Bab 20 Pengantin Wanita Jatuh ke Air
- Bab 21 Aw...Apakah kamu seekor anjing?
- Bab 22 Jasper, Apakah kamu tidak ingin memperkenalkannya kepadaku?
- Bab 23 Ivan Han, Apa Maksudmu?
- Bab 24 Ikut Aku pergi ke suatu tempat
- Bab 25 Apakah kamu sedang mencariku?
- Bab 26 Tidak ada orang yang pernah melihatnya
- Bab 27 Kamu ingin membawanya kemana?
- Bab 28 Matanya memerah ketika membahasnya
- Bab 29 Apakah aku boleh tinggal di tempatmu?
- Bab 30 Biarkan aku melihat kamar tidurmu
- Bab 31 Apa yang Anda Lakukan Di Sini Sepagi Ini?
- Bab 32 Cucuku Memiliki Banyak Penyakit
- Bab 33 Jocelyn Sedang Tidak Enak Badan Akhir-Akhir Ini
- Bab 34 Singkirkan Wajah Munafik Ini
- Bab 35 Lebih Baik Kita Tidak Bertemu Lagi
- Bab 36 Pria Itu Masih Saja Merajuk
- Bab 37 Aku Sudah Mengakui Kamu
- Bab 38 Jasper ... Jasper Huo ...
- Bab 39 Takut Dirinya Akan Melewatkan Sesuatu Bahkan Dalam Sedetik Saja
- Bab 40 Di mana Dia?
- Bab 41 Aksinya Rapi
- Bab 42 Papa Bersalah Padamu
- Bab 43 Memang Sepertinya Lumayan Cantik
- Bab 44 Bagaimana Jika Suster Datang Memeriksa Kamar
- Bab 45 Mengapa Kamu Sendiri Tidak Menyamar Sebagai Wanita
- Bab 46 Tidak Apa-Apa, Aku Mengetahuinya
- Bab 47 Kamu Hanya Melihat Wajahku Saja?
- Bab 48 Menatapnya Dengan Tatapan yang Dingin
- Bab 49 Hatinya Tidak Bisa Merasa Tenang
- Bab 50 Baik, Aku Mengerti
- Bab 51 Hari Ini Aku Membawa Seseorang Untuk Melihat Kamu
- Bab 52 Pergi Makan Terlebih Dahulu Saja
- Bab 53 Apakah Kamu Masih Marah Denganku?
- Bab 54 Tidak Tahan Ingin Menciumnya.
- Bab 55 Kapan Kamu Kembali
- Bab 56 Aku Pergi Sendiri
- Bab 57 Aku Juga Tidak Suka
- Bab 58 Yang Bisa Memanjat Ranjang Pria
- Bab 59 Aku Harap Aku Adalah Dia
- Bab 60 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 61 Tenang Dulu
- Bab 62 Yasmine Tang Tetap Tersenyum
- Bab 63 Mengapa Kamu Mencampuri Urusanku!
- Bab 64 Mengapa Kamu Begitu Percaya Padanya?
- Bab 65 Julia Song Mengepalkan Tinju
- Bab 66 Apakah kamu tidak bisa tanda tangan
- Bab 9 Apakah kamu benar-benar tidak apa-apa?
- Bab 68 Pagi ini mengunjungi kakek
- Bab 69 Tentu saja mau
- Bab 70 Richardo Rong, ada apa?
- Bab 71 Aku melihatnya di majalah
- Bab 72 Menarik taimu!
- Bab 73 Aku tidak tahu
- Bab 74 aku ingin bertanya
- Bab 75 masih tenang
- Bab 76 Pasar Saham Field Bay Anjlok
- Bab 77 Apa yang Aku Tidak Bisa Di dunia ini?
- Bab 78 Kamu Terlalu Menilai Tinggi Diri Sendiri
- Bab 79 Tidak Ada Hubungannya Denganmu!
- Bab 80 Jadi Seperti Apa?
- Bab 81 Apakah Kesepakatan Sudah Dibuat?
- Bab 82 Foto-Foto Ini Palsu
- Bab 83 Di Mana Kamu Letakkan Tanganmu
- Bab 84 Ayo Pindah Dan Tinggal Di Sini
- Bab 85 Hanya Saja Demi Dirimu Aku Bersedia
- Bab 86 Jocelyn Shen tercengang
- Bab 87 Dennis Shen ragu-ragu sejenak
- Bab 88 Aku Menyetujui Permintaanmu
- Bab 89 Aku Pernah Dengar Dari Jasper