Behind The Lie - Bab 10 Aku harus mengantarmu pulang
Jocelyn Shen mengatupkan bibirnya, jari-jarinya yang ramping mengepal. Untuk pertama kalinya, dia merasa jijik dan benci kepada wanita yang baru genap berusia dua puluh tahun ini, tapi sudah selicik ini. Saat dia sedang mengobati lukanya, Jovita malah merobek bekas lukanya, dan membuatnya melihat betapa gagal dirinya!
"Celyn."
Dari belakangnya, Jocelyn Shen mendegar seseorang memanggilnya dengan lembut, hal ini membuatnya sedikit bingung. Suara ini seperti suara pria enam tahun yang lalu. Dia menoleh dengan perlahan dan melihat pria tadi sedang berjalan ke arahnya dengan gagah, pria itu meraih tangannya sambil tersenyum, kemudian pria itu berkata dengan lembut, "Sudah membuatmu menunggu lama."
Detik itu, Jocelyn Shen tiba-tiba sangat ingin menangis, dia menunduk untuk menyembunyikan emosinya, lalu dia berkata dengan lembut, "Tidak."
Raut wajah Jovita Shen sedikit berubah, lalu dia menunjukkan senyuman yang manis dan berkata, "Tuan kenal dengan kakakku, kakak, kenapa kamu tidak memperkenalkannya kepada kami."
Jocelyn Shen menatap wajah yang penuh kepura-puraan itu dengan acuh tak acuh, lalu dia berkata dengan datar, "Tuan Muda Kedua Keluarga Lin."
Raut wajah Jovita Shen langsung berubah, dia menundukkan kepalanya dengan tidak kentara untuk menghindari tatapan pria itu, setelah itu dia berkata, "Kakak, kal, kalian lanjutkan ngobrolnya, aku dan Danny masih ada urusan."
Danny Ji mengernyitkan keningnya, lalu dia pergi bersama Jovita Shen. Raut wajahnya sangat serius, Jovita Shen takut melihatnya, karena takut Jocelyn Shen memberitahu pria itu dirinya menolak Keluarga Lin. Dia menarik Danny Ji dengan lembut lalu berkata dengan pelan, "Danny, kakak tidak akan bilang apa-apa kepadanya kan."
Danny Ji mengalihkan pandangan matanya, setelah itu dia menatap wajah gadis ini, sambil berkata dengan serius, "Jelas-jelas paman tidak mengatakan apa-apa, apa maksudmu barusan?"
Tubuh Jovita Shen menegang, dia mengepalkan tangannya, lalu dengan matanya yang memerah dia berkata, "Apa maksudku? Seorang pecandu narkoba, seorang playboy, ini adalah teman yang pernah dikenalkan oleh kakakku yang baik, kenapa aku tidak boleh membalas perbuatannya, atau kamu kasihan padanya?"
Danny Ji mengerutkan keningnya, setelah beberapa saat dia menghela napas, "Apa yang sedang kamu katakan, ini tidak ada hubungannya dengan kita, kelak jangan mencari masalah dengannya, kamu bukan lawannya."
Jovita Shen bersandar di dadanya, sorot matanya sangat menakutkan. Dia dalam hati dia berkata dia akan merebut semua milik Jocelyn Shen, baik Danny Ji ataupun ahli waris Keluarga Shen, dia akan merebut semuanya.
"Kamu marah, kamu peduli kepadanya?"
Pria itu memeluk pinggangnya, dia sedikit menunduk dan menatap dahinya yang mulus, suaranya datar jadi Jocelyn tidak bisa mendengar emosi dibalik kata-katanya.
Jocelyn Shen sedikit terkejut, lalu dia tersenyum dan berkata, "Tidak layak."
Kilatan cahaya melintas di mata pria itu, lalu dia mengatupkan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa lagi.
"Oh ya, Tuan Lin, mengenai masalah yang memerlukan bantuanmu barusan sudah beres."
Maksud perkataannya, perjanjian barusan tidak masuk hitungan lagi.
Mendengar hal ini, pria itu hanya menatapnya dan tidak mengatakan apa-apa.
Jocelyn Shen ingin mengatakan sesuatu, tapi ponselnya tiba-tiba berdering, dia berkata maaf, lalu dia berbalik dan mengangkat teleponnya.
Setelah beberapa saat, dia kembali dengan ekspresi wajah murung, pria itu masih berdiri di tempatnya, gerakannya saat mengguncang gelas di tangannya sangat elegan, dia terlihat acuh tak acuh, tapi membuat orang lain tidak bisa mengabaikannya.
Jocelyn Shen menghentikan langkah kakinya, lalu dia meraih gelas wine di tangan pria itu, dia mengangkat kepalanya dan menghabiskan wine di dalam gelas, lalu dia mencongdongkan tubuhnya dan berbisik di telinganya, "Tuan Lin, semoga kerja sama kita berjalan lancar."
Sudut bibir pria itu terangkat, lalu dia menariknya ke dalam pelukannya, dengan suara yang rendah dan memikat dia berkata, "Semoga kerja sama kita berjalan lancar."
Orang-orang disekitar mencuri foto dengan ponsel mereka. Jocelyn Shen merasa sedikit tidak nyaman jadi dia sedikit mendongkak, tapi matanya malah tidak sengaja melihat dua orang yang berdiri tidak jauh dari mereka, Ivan Han, tapi wanita di sebelahnya bukan Natasia Wen.
Merasakan keanehannya, pria itu ikut melihat ke arah tatapan matanya tertuju, lalu dia bertanya, "Ada apa?"
Jocelyn Shen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Maaf Tuan Lin, aku merasa sedikit tidak enak badan, aku ingin pulang, kesepakatan kita ..."
"Besok pagi, aku akan mengutus orang untuk membahasnya denganmu."
Sambil tersenyum, pria itu menyingkirkan helaian rambut di wajahnya, setelah itu dia berkata dengan lembut, "Tapi, Celyn, aku harus mengantarmu pulang."
Ini bukan pertanyaan, tapi sebuah permintaan, Jocelyn Shen tersenyum, bukankah pria ini sedikit bossy.
Suasana di dalam mobil sedikit hening dan sedikit canggung. Jocelyn Shen bukan orang yang pandai mencairkan suasana, dan dia juga tidak pandai memulai pembicaraan. Diam-diam pria itu mengamatinya dari kaca spion. Jocelyn Shen adalah orang yang sangat rumit, dia memiliki kepribadian yang dingin, tetapi dia memiliki sepasang mata phoenix yang mempesona, kecantikannya yang seharusnya bisa mengakibatkan bencana bagi negara dan rakyat ini malah terlihat sedih. Pria itu berpikir, kalau ada senyuman di wajahnya, akan seindah apa.
Pria itu tiba-tiba teringat kejadian dua bulan yang lalu, saat wanita ini berada di bawah tubuhnya, sisi menggoda wanita ini, langsung membuat mulutnya sedikit kering, tapi begitu memikirkan sampai sekarang wanita ini masih tidak mengenalinya membuatnya merasa sangat kesal dan frustasi, keadaannya saat ini benar-benar seperti pepatah yang mengatakan, saat dirugikan hanya bisa diam dan memendam semuanya sendiri, sialan! Dengan sepenuh hati aku melayaninya sepanjang malam , hasilnya wanita ini malah pergi begitu saja dan tidak mengenalinya lagi! Ini mana boleh dibiarkan begitu saja!
Tiba-tiba dia teringat dengan sebuah cerita yang vulgar: Suatu malam, dua orang pergi ke hotel, mereka bersenggama sepanjang malam, mereka sangat menikmatinya. Seminggu berlalu, mereka kembali bertemu di atas tempat tidur, hasilnya saat wanita itu melihat anu pria itu dia berteriak, "Kita saling kenal? Aku pernah melihat anu-mu!"
Memikirkan hal ini, dia tiba-tiba tertawa. Saat Jocelyn Shen mendengar suara tawanya, dia menoleh dan menatapnya dengan heran. Pria itu berdeham dengan malu lalu dia berkata, “Beberapa tahun ini Kota C berkembang dengan sangat pesat.”
Jocelyn Shen melihat pemandangan malam di luar jendela yang ramai, dia sedikit menyipitkan mata indahnya lalu berkata, "Mendengar ucapanmu, sepertinya kamu sudah lama meninggalkan Kota C."
"Oh, aku sudah meninggalkan Kota C cukup lama."
Jocelyn Shen mengangguk, tapi setelah beberapa saat, dia kembali bertanya, "Apakah kamu kembali karena ada masalah dengan pernikahanmu?"
"Pernikahan?"
Suara pria itu sedikit meninggi, tiga detik kemudian, dia berkata, "Hmm, ... sebagian besar karena hal itu."
Jocelyn Shen ingin bertanya lebih banyak, tapi tiba-tiba ponselnya bergetar, saat dia melihat telepon itu dari Ivan Han, raut wajahnya langsung berubah menjadi sedikit kesal.
Pria itu mengamati wajahnya lalu berkata,"Kamu tidak leluasa mengangkatnya? Bagaimana kalau aku menghentikan mobilnya sebentar."
"Tidak perlu."
Jocelyn Shen berkata lalu menekan tombol jawab.
"Halo."
"Jocelyn Shen, tolong jangan beritahu Tasia mengenai kejadian malam ini."
Jocelyn Shen mencibir, "Kenapa saat kamu melakukannya kamu tidak mengingat Natasia Wen?"
"Ini tidak seperti yang kamu lihat. Gadis itu adalah tetanggaku ketika aku masih kecil, dia adalah keponakan Walikota Sun. Beberapa waktu lalu dia baru kembali ke China . Kali ini aku kebetulan bertemu dengannya. Karena identitasnya aku tidak bisa menolaknya. Aku takut Tasia berpikir yang bukan-bukan jadi aku tidak memberitahunya. "
"Ivan Han, aku tidak akan memberi tahu Natasia Wen mengenai kejadian hari ini. Aku juga tidak ingin melihat kalian ribut, tetapi sebaiknya kamu mengingat ucapanmu hari ini."
"Terima kasih."
Jocelyn Shen sedang tidak mood mendengar dia mengatakan semua ini, jadi berkata dengan datar, "Ivan Han, kamu sudah tiga tahun menikah dengan Natasia Wen. Sikap orang tuamu benar-benar mengecewakan. Kamu adalah suaminya kamu harus menjalani peranmu dengan, dengan begitu Natasia Wen juga tidak akan sesulit ini. "
"Tidak akan lagi, belakangan ini, kami sedang mempersiapkan kehamilan. Setelah kami punya anak, orang tuaku akan memperlakukannya dengan baik."
Jocelyn Shen tertawa dengan sinis setelah itu dia langsung mengakhiri teleponnya.
Novel Terkait
Asisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaKing Of Red Sea
Hideo TakashiPria Misteriusku
LylyGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangDark Love
Angel VeronicaBehind The Lie×
- Bab 1 Aku bisa menganggapnya sebagai anak kandung
- Bab 2 Sesuai Harapanmu
- Bab 3 Memang Tidak Menarik
- Bab 4 Dari awal tidak dapat diputuskan sendiri
- Bab 5 Kedepannya CEO Ji sebaiknya memanggilku Manager Shen
- Bab 6 Pengalaman membaca orang yang tidak terhitung jumlahnya
- Bab 7 Ayahku memang suka menusuk hati orang
- Bab 8 Kamu bisa menari?
- Bab 9 Balas dendam atas apa? Atas pengkhianatanmu?
- Bab 10 Aku harus mengantarmu pulang
- Bab 11 Seluruh keluarga Shen adalah milikmu
- Bab 12 Tidak bisakah membiarkanku mendapatkan istriku ?
- Bab 13 Kenapa baru datang sekarang !
- Bab 14 Perusahaannya telah pindah kembali ke sini
- Bab 15 Mungkin karena aku menyukaimu
- Bab 16 Tidak Ada Pengagum
- Bab 17 Rumah Ini Hanya Dipinjamkan Kepadamu
- Bab 18 Jika kamu memiliki adik laki-laki
- Bab 19 Benar-benar berjalan sesuai keinginan
- Bab 20 Pengantin Wanita Jatuh ke Air
- Bab 21 Aw...Apakah kamu seekor anjing?
- Bab 22 Jasper, Apakah kamu tidak ingin memperkenalkannya kepadaku?
- Bab 23 Ivan Han, Apa Maksudmu?
- Bab 24 Ikut Aku pergi ke suatu tempat
- Bab 25 Apakah kamu sedang mencariku?
- Bab 26 Tidak ada orang yang pernah melihatnya
- Bab 27 Kamu ingin membawanya kemana?
- Bab 28 Matanya memerah ketika membahasnya
- Bab 29 Apakah aku boleh tinggal di tempatmu?
- Bab 30 Biarkan aku melihat kamar tidurmu
- Bab 31 Apa yang Anda Lakukan Di Sini Sepagi Ini?
- Bab 32 Cucuku Memiliki Banyak Penyakit
- Bab 33 Jocelyn Sedang Tidak Enak Badan Akhir-Akhir Ini
- Bab 34 Singkirkan Wajah Munafik Ini
- Bab 35 Lebih Baik Kita Tidak Bertemu Lagi
- Bab 36 Pria Itu Masih Saja Merajuk
- Bab 37 Aku Sudah Mengakui Kamu
- Bab 38 Jasper ... Jasper Huo ...
- Bab 39 Takut Dirinya Akan Melewatkan Sesuatu Bahkan Dalam Sedetik Saja
- Bab 40 Di mana Dia?
- Bab 41 Aksinya Rapi
- Bab 42 Papa Bersalah Padamu
- Bab 43 Memang Sepertinya Lumayan Cantik
- Bab 44 Bagaimana Jika Suster Datang Memeriksa Kamar
- Bab 45 Mengapa Kamu Sendiri Tidak Menyamar Sebagai Wanita
- Bab 46 Tidak Apa-Apa, Aku Mengetahuinya
- Bab 47 Kamu Hanya Melihat Wajahku Saja?
- Bab 48 Menatapnya Dengan Tatapan yang Dingin
- Bab 49 Hatinya Tidak Bisa Merasa Tenang
- Bab 50 Baik, Aku Mengerti
- Bab 51 Hari Ini Aku Membawa Seseorang Untuk Melihat Kamu
- Bab 52 Pergi Makan Terlebih Dahulu Saja
- Bab 53 Apakah Kamu Masih Marah Denganku?
- Bab 54 Tidak Tahan Ingin Menciumnya.
- Bab 55 Kapan Kamu Kembali
- Bab 56 Aku Pergi Sendiri
- Bab 57 Aku Juga Tidak Suka
- Bab 58 Yang Bisa Memanjat Ranjang Pria
- Bab 59 Aku Harap Aku Adalah Dia
- Bab 60 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 61 Tenang Dulu
- Bab 62 Yasmine Tang Tetap Tersenyum
- Bab 63 Mengapa Kamu Mencampuri Urusanku!
- Bab 64 Mengapa Kamu Begitu Percaya Padanya?
- Bab 65 Julia Song Mengepalkan Tinju
- Bab 66 Apakah kamu tidak bisa tanda tangan
- Bab 9 Apakah kamu benar-benar tidak apa-apa?
- Bab 68 Pagi ini mengunjungi kakek
- Bab 69 Tentu saja mau
- Bab 70 Richardo Rong, ada apa?
- Bab 71 Aku melihatnya di majalah
- Bab 72 Menarik taimu!
- Bab 73 Aku tidak tahu
- Bab 74 aku ingin bertanya
- Bab 75 masih tenang
- Bab 76 Pasar Saham Field Bay Anjlok
- Bab 77 Apa yang Aku Tidak Bisa Di dunia ini?
- Bab 78 Kamu Terlalu Menilai Tinggi Diri Sendiri
- Bab 79 Tidak Ada Hubungannya Denganmu!
- Bab 80 Jadi Seperti Apa?
- Bab 81 Apakah Kesepakatan Sudah Dibuat?
- Bab 82 Foto-Foto Ini Palsu
- Bab 83 Di Mana Kamu Letakkan Tanganmu
- Bab 84 Ayo Pindah Dan Tinggal Di Sini
- Bab 85 Hanya Saja Demi Dirimu Aku Bersedia
- Bab 86 Jocelyn Shen tercengang
- Bab 87 Dennis Shen ragu-ragu sejenak
- Bab 88 Aku Menyetujui Permintaanmu
- Bab 89 Aku Pernah Dengar Dari Jasper