Behind The Lie - Bab 42 Papa Bersalah Padamu

Cahaya dingin melintas di mata pria itu, dan dia tidak berbicara untuk waktu yang lama.

Victor menunggunya memikirkan strategis dalam diam.

Setelah beberapa saat, tiba-tiba mendengar dia berbicara,

"Apakah Celyn sudah makan?"

Sudut mulut Victor berkedut dan dia hampir jatuh ke lantai dan muntah darah, numpang tanya apa yang dia pikirkan untuk waktu selama ini!

"Keluarga Nona Shen telah tiba, dan seharusnya tidak ada waktu untuk makan sekarang. "

"Kalau begitu, aku akan mengajaknya makan bersama."

Perhatian pria itu hanya tertuju pada kalimat terakhir yang dia ucapkan sendiri, dia membuka selimut, membawa infus dan berjalan keluar dengan gagah.

Victor menghela nafas panjang dari belakang, jika bukan karena gaji tingginya senilai puluhan juta setiap bulan, dia benar-benar tidak ingin mengajari seorang anak kecil.

Bangsal Jocelyn Shen sudah penuh dengan orang saat ini, tepatnya,

Empat anggota Keluarga Shen.

"Jadi kamu masih belum mau pergi?"

Dennis Shen mengerutkan kening, ekspresinya tidak senang, berita ini terlalu besar, begitu mereka

Keluarga Shen juga terjebak, maka mereka takkan bisa membela diri, jadi Dennis Shen sangat marah karena dia ingin membawa Jocelyn Shen pergi sebelum reporter mengetahuinya, tapi Jocelyn tidak bersedia.

Jocelyn Shen mengangkat matanya dan menatap Dennis Shen dengan dingin, suaranya tidak keras, tapi semua orang bisa mendengar dengan jelas.

“Ayah, apa kamu perlu aku memperjelas? Di sini, aku hanya mewakili diriku saja. Apa saja yang aku lakukan, tidak ada hubungannya dengan Perusahaan Besar Shen."

Wajah Dennis Shen tiba-tiba menjadi lebih masam, cemberut tanpa bicara, dia menenangkan amarahnya.

"Kak, kamu mengatakannya dengan mudah, kamu adalah orang Keluarga Shen, hal yang berhubungan dengan kamu, orang lain dengan sendirinya akan melemparnya pada Keluarga Shen, maksudmu memutuskan hubungan dengan ayah?"

Jovita Shen meraih lengan Danny Ji dan mengelus perut yang sedikit menggembung dengan satu tangan, menasehatinya dengan niat baik.

Jocelyn Shen meliriknya dengan samar, tidak menjawab, hanya berkata kepada Dennis Shen,

"Ingin mendengar bagaimana ini terjadi?"

Sudut mata Jovita Shen menyusut, dan ekspresi wajahnya sedikit aneh.

Dennis Shen mengerutkan kening, tidak mengerti apa yang dia maksud.

Jocelyn Shen menunduk, dan sepertinya sedang menggigit bibirnya, setelah waktu yang lama, dia berbisik.

"Pa, aku ingin mengobrol dengan kamu sendirian."

Panggilan "Pa" membuat Dennis Shen samar-samar pingsan. Panggilan ini sudah bertahun-tahun tidak terdengar di mulut Jocelyn Shen. Sejak kapan? Tampaknya setelah perang keluarga yang tak berujung antara dia dan Janice, sepertinya semenjak Janice meninggal, namun juga sepertinya semenjak dia membawa pulang Julia song dan putrinya. Singkatnya, dia jarang mendengar putri ini memanggilnya dengan penuh kasih sayang. Dia ingat bagaimana dia berbaring di pundaknya dengan manja ketika dia masih kecil dan memanggilnya ‘pa’, dia tiba-tiba merasa sedikit terkejut.

Julia Song memperhatikan tatapannya dari samping, matanya menjadi kelam, tetapi dia tidak berbicara.

Tapi Jovita Shen tidak tahan lagi. Tatapan Jocelyn Shen barusan membuatnya merasa tidak nyaman. Kematian Andri Huang membuatnya lega, ada yang menjadi kambing hitam, dia seharusnya lega, tapi hatinya selalu sedikit gelisah. Sekarang ketika dia mendengar Jocelyn Shen mengatakan ini, dia merasa lebih tidak nyaman, dan segera menghentikan.

"Kita semua keluarga, ada apa yang tidak bisa dikatakan di depan semua orang, Kak, apa kamu sulit bicara karena ada kami?"

Jocelyn Shen menoleh untuk melihatnya, berkata tanpa ekspresi,

"Kamu mengerti dengan baik."

Jocelyn Shen menahan napas di tenggorokannya, dengan sedih melirik pria di sebelahnya.

Dan kali ini anehnya adalah Danny Ji hanya menyentuh rambutnya, sama sekali tidak membantunya bicara, hanya berbisik,

"Diam sedikit, hati-hati dengan bayinya."

Mata Jovita Shen semakin kelam, sebelum dia berbicara, dia mendengar Julia Song juga berkata,

"Jovita, kebetulan datang ke rumah sakit hari ini, minta Danny menemanimu periksa kandungan."

Jovita Shen terpaksa nurut tanpa bersuara.

Julia Song mengantar putri dan menantunya lebih dulu, lalu menutup pintu dengan pengertian.

Jocelyn Shen memperhatikan setiap gerakan Julia Song, dan hatinya sedikit tergerak. Pantas saja Dennis Shen memperlakukan wanita ini dengan sama selama sepuluh tahun. Dia bersikap begitu baik, perhatian, pengertian, tidak pamer, tidak cemburu, atau berisik, setidaknya semua sikapnya sangat sempurna tanpa cacat. Seorang pria dengan karir yang sukses seperti ayahnya berharap memiliki istri yang akan memperhatikannya, yang menyalakan lampu setiap malam untuk menunggunya pulang, dan suka bergantung padanya untuk mengambil keputusan penting, sedangkan ibunya sendiri kuat dan tangguh, tidak bisa melakukan apa yang diinginkannya. Berdasarkan ini saja, ibunya benar-benar "tidak berbudi halus" sebaik Julia Song.

Melihat tidak ada orang lain di bangsal, Dennis Shen berjalan mendekat dan duduk di kursi. Dua kerabat terdekat agak canggung untuk berbicara pada saat ini.

"Ayah, aku mengerti perasaanmu tentang menjauhkan aku dari masalah ini, tapi pernahkah kamu berpikir bahwa aku juga orang yang hidup yang memiliki perasaan?"

Jocelyn Shen berbicara dengan lembut. Kalimat ini sepertinya telah dipertimbangkan terlalu lama. Ketika dikeluarkan, terasa agak menyakitkan. Dia jarang menyalahkan Dennis Shen atas sikapnya yang pilih kasih,a bukan tidak menginginkannya, hanya saja bukankah hidup dirinya Jocelyn Shen terlalu menyedihkan bila harus memohon untuk mendapatkan kasih dari ayahnya?

Tenggorokan Dennis Shen tersedak, tapi dia tidak bisa berkata-kata. Jovita Shen tinggal bersama Julia Song selama sepuluh tahun di luar sana, dan diia selalu membela putri kecilnya. Putri sulung memiliki kepribadian dan wajah yang mirip dengan mantan istrinya, yang selalu membuatnya menolak di hatinya, seiring waktu pun terbiasa mengabaikannya.

Jocelyn Shen tampaknya juga tidak menginginkan jawabannya, dan melanjutkan,

"Saat Andri Huang mengendarai mobil dan langsung menabrak kami, aku hampir mengira sudah mati seperti itu, tapi tahukah kamu bahwa pada detik itu juga, tiba-tiba Jasper Huo melepas sabuk pengamannya dan melindungi aku dalam pelukannya."

Jocelyn Shen mengatakannya sambil merah matanya, tanpa meneteskan air mata.

“Di dunia ini, yang bisa menganggap aku lebih penting dari nyawanya sendiri, kecuali ibu aku, hanya dia. Aku tidak memiliki kesempatan untuk mencintai ibu aku lagi, tapi aku memiliki kesempatan untuk mencintainya, jadi tidak peduli apakah urusan keluarga Huang terkait dengan dia, aku akan menghadapinya bersamanya, adapun Perusahaan Besar Shen, aku akan melakukan apa saja yang aku bisa untuk melestarikan, karena hanya inilah yang tersisa dari ibuku untukku."

Dennis Shen menatapnya dengan tatapan rumit, dan setelah sekian lama, dia berbisik,

"Jocelyn, kamu katakan yang sebenarnya kepada ayah, selama bertahun-tahun ini, apakah kamu membenci aku?"

Jocelyn Shen mengangkat matanya, dan menatapnya sambil berbisik,

"Ketika aku tahu ada Jovita Shen, kamu adalah ayah orang lain."

Jocelyn Shen membuang pandangannya, suaranya tidak berfluktuasi,

"Saat Jovita Shen datang ke Keluarga Shen, aku masih ingat senyummu waktu itu, yang belum pernah diberikan kepadaku, kamu sendiri yang akan menyerahkan kado perjalanan bisnis ke Jovita Shen, mengendongnya dan menggodanya untuk membahagiakannya, dan aku selalu diam saja berbaring di atas meja di kamar tidur yang mahal dan sangat dingin. Aku ingat bahwa suatu kali Jovita Shen tertidur di ruang tamu. Setelah kamu pulang kerja, kamu tidak membangunkannya, tetapi dengan lembut mengendongnya ke kamar tidur. Aku iri, suatu hari aku juga sengaja tidur di ruang tamu dan diam-diam menunggu kamu kembali. Setelah kamu melihatnya, kamu tidak melakukan apa yang kamu lakukan padanya. Kamu hanya menepuk dan membangunkan aku dan menyuruh aku tidur di kamar. Aku tahu perbedaan kami, dia anak kamu, dan aku hanya tanggung jawab kamu."

Dennis Shen mendengarkan dengan diam. Tiba-tiba matanya sedikit perih. Ternyata tindakan tanpa sadar sudah membuat jarak antara ayah dan putrinya semakin jauh, namun kini, menghadapi putri tertua yang kehilangan ibunya dan belajar mandiri, Dia tiba-tiba merasa bersalah.

"Jocelyn, Papa, Papa bersalah padamu."

Novel Terkait

Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu