Behind The Lie - Bab 30 Biarkan aku melihat kamar tidurmu

"Ryan Ji jangan berjalan begitu cepat, tunggu aku."

Suara wanita itu terdengar manja, nama yang keluar dari mulutnya itu membuat hati Jocelyn Shen menjadi dingin. Pria itu melihat ekspresi dia, tatapannya menggelap dan merangkul pinggangnya lebih erat.

Ryan Ji tidak menyangka akan bertemu mereka di sini, melihat mereka yang begitu mesra pun membuat gerakannya terhenti sejenak lalu perlahan-lahan mengangkat sudut bibirnya,

"Kebetulan sekali."

"Ryan Ji kamu sedang berbicara dengan siapa?"

Wanita itu berlari pelan masuk ke dalam, ketika dia melihat dengan jelas siapa orang yang ada di dalam pun ekspresinya berubah. Setelah beberapa saat barulah dia dengan pelan berkata,

"Kak Jasper."

Dua kata ini menusuk jiwa Jocelyn Shen, dia menolehkan kepala menatap pria itu dengan dingin lalu mendengus tanpa kejelasan. Dia menginjak punggung kaki dia dan memutar-mutarkan kakinya.

Pria itu membeku dan berusaha keras menahan agar dirinya tidak mengeluarkan suara yang mengenaskan. Mengapa dia tiba-tiba mengeluarkan emosinya?

Jocelyn Shen berpikir panggilan Kak Jasper ini mesra sekali, pantasan saja pria brengsek ini memaksa dia memanggil seperti itu. Dia menjulurkan tangan melepaskan tangan pria tersebut dan dengan dingin berkata,

"Aku masih ada urusan, aku pergi terlebih dahulu."

Meskipun berkata ingin pergi, akan tetapi di mata pria itu, dia seperti melihat cinta lama dan berusaha kabur darinya. Dia sangat marah, tanpa menjaga sikapnya di depan saingannya pun langsung mengejarnya.

Begitu mereka pergi, pintu lift kembali tertutup. Wanita itu menepuk dadanya dan dengan pelan berkata,

"Mengejutkan sekali, mengapa kakakku bisa menyukai pria seperti itu."

Ryan Ji mengatupkan bibirnya, dia termenung menatap lampu lift. Lantai enam sepertinya adalah bagian kebidanan, bagaimana mereka bisa muncul bersama? Dia membuka kancing lehernya, dirinya tiba-tiba tidak dapat bernafas.

"Jocelyn Shen hentikan langkahmu!"

Hingga sampai di tempat parkir, pria itu barulah menunjukkan ekspresi dingin dan langsung menangkap dia.

Jocelyn Shen berusaha melepaskannya, akan tetapi tidak berhasil. Emosinya semakin meluap dan berteriak,

"Jasper Huo, kamu puas bermain belum!"

Pria itu menjadi lebih marah, dia menggertakkan giginya menatap dia dan berkata,

"Bermain? Ini pertama kalinya aku begitu serius terhadap seseorang, bagimu aku sedang bermain? Dasar tidak tahu diri! Jika sejak awal aku tahu akan terjadi seperti ini, untuk apa aku bersikap tulus, seharusnya aku terus menahanmu di atas ranjang agar kamu tidak dapat meninggalkan aku!"

"Tidak tahu malu!"

Jocelyn Shen marah hingga wajahnya memerah, dia masih berusaha memberontak. Pria itu membuka pintu mobil dan mendorong dia masuk ke dalam mobil dan menendang pintu mobil.

"Aku akan memperlihatkanmu sikap tidak tahu malu yang sebenarnya!"

Begitu pria itu selesai berbicara, dia menundukkan kepalanya dan mengigit bibir dia. Begitu teringat tatapan dia terhadap Ryan Ji pun membuat ekspresinya menggelap, dia sangat cemburu. Ryan Ji meninggalkan jejak selama 7 tahun di hati dia, sedangkan dirinya di mata dia adalah seorang tidak tahu malu dan di hati dia hanya Ryan Ji yang terbaik. Inilah yang membuat dia merasakan amarah begitu besar!

"Eng....kamu brengsek!"

Jocelyn Shen memberontak dan berteriak,

"Kamu tidak tahu malu. Kak Jasper? Kamu mengatakan ini ke berapa banyak wanita!"

Pria itu menghentikan gerakannya dan terdiam selama beberapa detik. Tiba-tiba dia tertawa, menundukan kepala dan mengusap leher dia dengan pelan berkata,

"Celyn kamu sedang cemburu."

Nada bicara pria itu sangat yakin dan terdengar senang.

Jocelyn Shen tertegun. Entah kenapa detak jantungnya berhenti, dia seperti merasa terkejut dan menjulurkan tangan mendorong pria itu lalu sambil mengerutkan kening berkata,

"Kamu terlalu percaya diri!"

Pria itu tidak menjawab, akan tetapi dia masih saja mengulas senyuman pada bibirnya. Tatapannya itu membuat Jocelyn Shen tidak dapat menghindarinya, dia dengan kesal mengadahkan kepala melototi dia,

"Apa yang sedang kamu tertawakan!"

Senyuman pria itu semakin lebar, pria itu membungkuk, memasukan rambutnya ke belakang telinganya lalu dengan suara rendah berkata,

"Dasar pembohong!"

"Aku tidak.......eng!"

Baru saja Jocelyn Shen membuka mulutnya, pria itu langsung menciumnya. Ciumannya kali ini begitu lembut, Jocelyn Shen hampir saja terlena ke dalamnya. Ketika dia menyadarinya, dia membuka mulut ingin mengigitnya, akan tetapi pria itu seperti sudah dapat menebaknya, dia menghindar dengan cepat lalu tersenyum lebar.

Telinga Jocelyn Shen memerah karena tertawaan dia, dia menggertakkan giginya berkata,

"Kamu turun! Ini mobilku."

Pria itu tidak menghiraukannya dan terus tersenyum bertanya,

"Aku berikan dua pilihan untukmu. Pertama, aku tinggal di tempatmu."

Jocelyn Shen mengerutkan keningnya untuk menunggu pilihan kedua. Pria itu tersenyum lalu dengan pelan berkata,

"Kedua, aku tidur di tempatmu."

Bibir Jocelyn Shen bergerak, lalu sambil menggertakkan giginya berkata,

"Apakah ada perbedaan dari dua pilihan ini!"

Dia merasa sedikit menyesal setelah bertanya, dia merasa dirinya terjebak. Rupanya benar, detik selanjutnya pria itu dengan tidak tahu malu berkata,

"Yang pertama itu murni, yang kedua itu agak ambigu karena tidur bisa saja dikaitkan dengan ranjang ataupun....orang."

Kata terakhirnya sengaja dipanjang-panjangkan agar sesuai dengan suaranya yang seksi dan berat itu. Tentu saja pikirannya tidak sekotor itu!

"Jocelyn Shen kamu jangan membentengi hatimu sendiri, sebenarnya tidak begitu susah untuk menerima aku."

Sebelum Jocelyn Shen menjadi gila, nada bicara pria itu tiba-tiba menjadi serius dan matanya menunjukkan keseriusan yang dalam. Hati Jocelyn Shen bergerak seolah-olah di dalamnya ada sesuatu yang diam-diam berubah.

Malam itu, pria itu memaksa pindah ke apartemen Jocelyn Shen dengan postur tubuh yang kuat. Bahkan dia sendiri agak sulit mempercayainya. Sudah begitu banyak orang yang ditolak olehnya mengapa dirinya terus mentolerir dia hingga ke titik ini. Jocelyn Shen mengusap alisnya. Jika dia hanya tertarik pada tubuhnya, dia tidak akan mempengaruhi emosinya. Tapi bagaimana dia bisa merasa sedikit jatuh cinta sekarang?!

"Ruang tamu sudah dirapikan, kamu tidur di sana!"

Jocelyn Shen menaruh kunci mobil di atas meja lalu sambil melepaskan jaketnya sambil berkata,

"Ada kamar mandi di ruang tamu, akan tetapi tidak ada jubah mandi pria. Kamu uruslah sendiri."

Begitu selesai berbicara, dia ingin masuk ke dalam kamar, akan tetapi pria itu menarik lengan dia sambil tersenyum berkata,

"Tunggu sebentar, biarkan aku melihat-lihat kamar tidurmu."

Setelah selesai berbicara, dia langsung masuk ke dalam sebelum Jocelyn Shen mencegatnya dan pria itu sudah berputar-putar di dalam sambil tersenyum berkata,

"Kamar ini lumayan, aku sangat menyukainya, aku beristirahat terlebih dahulu. Selamat malam."

Begitu selesai berbicara, dia kembali ke ruang tamu. Jocelyn Shen berdiri di posisi awal dengan kebingungan,

Pria itu mengenggam kunci di tangannya, sebersit cahaya timbul pada matanya. Malam yang panjang........

Jocelyn Shen adalah orang yang kurang akan rasa nyaman. Mungkin karena ibunya meninggal terlalu dini daan ayahnya memberikan semua perhatiannya kepada Jovita Shen. Dia sudah mandiri di saat gadis lain seusia dirinya masih suka bermain, jadi dia bersikap acuh tak acuh terhadap segalanya, karena dia sendiri adalah orang yang tidak memiliki banyak kehangatan. Seperti sekarang, di akhir musim gugur, meskipun AC dihidupkan, kaki dan tangannya selalu sulit untuk dihangatkan.

Jocelyn Shen memejamkan mata dan mengecilkan tubuhnya, lalu mengulurkan tangan untuk mematikan lampu. Orang yang tertidur di sebelah sekarang adalah hal yang paling merepotkan baginya. Dia berharap ketika dia bangun, dia dapat menemukan solusi. Ketika sedang berpikir, dirinya pun tidak sadar sudah masuk ke alam mimpi.

Suasana kamar sangat hening sehingga suara jarum detik yang bergerak dapat terdengar jelas. Saat ini, tiba-tiba kunci pintu kamar bergerak, setelah beberapa saat, bergerak lagi. Lalu, terdengar suara "klik", pintunya terbuka perlahan-lahan. Bayangan hitam tinggi dengan tenang berjalan masuk. Kemudian pintu ditutup dengan pelan.

Cahaya bulan masuk melalui celah di tirai. Cahaya bulan menyinari wajah yang tampan pada bayangan hitam tersebut, pemilik wajah tersebut adalah Jasper Huo. Dia tersenyum memandangi wanita yang tertidur di atas ranjang dengan sedikit membungkuk. Dia melepaskan handuk di pinggangnya dan membuangnya ke lantai. Tubuh atletis itu hanya mengenakan celana boxer lalu berjalan ke samping ranjang.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu