Behind The Lie - Bab 28 Matanya memerah ketika membahasnya

Pria itu menatap ke arah bawah, lalu membungkukan badannya dengan cepat mengecup bibirnya. Lalu segera menggendongnya di saat dia belum menyadarinya.

"Heh, apa yang sedang kamu lakukan!"

Jocelyn Shen melototi dia.

Pria itu tersenyum lalu dengan pelan menggoda,

"Anak baik, panggil aku Kakak Jasper."

"Apakah ada uratmu yang terputus?"

"Ckck, sama sekali tidak mengerti keadaan."

Pria itu menghela nafas dan berkata,

"Begitu banyak orang yang menyaksikan, kamu jangan mengejek aku ya. Saat ini seluruh orang di Kota C sudah mengetahui aku Jasper Huo sudah membungkuk di bawah rok kamu. Kapan kamu akan membuka rokmu dan membiarkan aku masuk?"

Wajah Jocelyn Shen bersemu merah, dia menjulurkan tangan mencubit dadanya sambi menggertakkan giginya berkata,

"Jika bukan karena kamu berbuat hal seperti itu kepada aku, bagaimana mungkin ada orang yang diam-diam memotretnya!"

Pria itu tersenyum pelan.

"Kamu tidak boleh menyalahkan aku dalam masalah ini, pada saat itu kamu terlihat bersemangat."

"Itu karena pengaruh obat!"

"Cepat atau lambat kamu akan menerima aku dalam keadaan sadar."

Pria itu tersenyum hingga matanya tidak terlihat. Jantung Jocelyn Shen berdetak, hatinya tidak merasa marah melainkan malu.

Hingga tengah malam, pria itu barulah mengantar Jocelyn Shen pulang. Di tengah-tengah tersebut, Dennis Shen ada menelepon menanyai kabarnya. Jocelyn Shen sudah mati rasa terhadap Dennis Shen dalam masalah ini. Sejak awal sudah tidak ada lagi posisi dia di rumah ini, tinggal lebih sehari saja sudah seperti penderitaan baginya. Sehingga ketika dia mengatakan kepada Dennis Shen dia ingin pindah keluar, dia merasa jauh lebih lega.

"Kamu mengatakan kamu ingin pindah?"

Ekspresi Dennis Shen terlihat tidak terlalu baik.

"Jika kamu pindah keluar sekarang, apa perkataan orang luar? Keluarga Shen begitu besar, apakah tidak dapat menampung kamu?"

Jocelyn Shen tersenyum sinis dan dengan pelan berkata,

"Ayah apakah kamu pernah memikirkan dari sudut pandangku bahkan sekali saja?"

Seketika Dennis Shen tidak tahu harus berbiicara apa.

"Rumah ini sejak kepergian ibuku, dia sudah kehilangan nilainya. Setiap harinya ketika kamu sedang bersama wanita lain, apakah kamu tahu perasaan aku? Seperti ada makanan yang aku sukai akan tetapi ada seekor lalat yang berterbangan di atasnya membuat aku merasa jijik!"

"Jocelyn Shen!"

"Aku tidak percaya kamu tidak mengetahuinya! Ada berapa banyak orang yang ingin menjatuhkan aku di Perusahaan Besar Shen, sejak hari dimana kamu memilih mengabaikannya, Anda sudah membunuh semua harapanku terhadapmu."

Ketika Jocelyn Shen sedang berbicara, matanya memerah, akan tetapi tidak ada setetes air mata yang turun karena tidak pantas.

Wajah Dennis Shen memucat, bibirnya bergetar dan memalingkan wajahnya. Setelah beberapa saat barulah dia mengeluarkan suara.

"Aku akan memberikan sebuah jawaban kepadamu, aku mengizinkan jika kamu ingin pergi keluar untuk bersantai, tunggu ketika amarahmu mereda, aku akan memerintah orang untuk menjemputmu."

Jocelyn Shen menarik ujung bibirnya, membalikkan badan dan membuka pintu ruangan. Rupanya benar Julia Song sedang berdiri di depan pintu.

"Aku membuatkan teh untuk kalian berdua, sambil minum sambil berbicara."

Sebersit tatapan mengejek timbul pada tatapan Jocelyn Shen, dia pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Dennis Shen memijat keningnya lalu dengan pelan berkata,

"Kamu juga keluarlah."

Julia Song menaruh barang yang ada di tangannya, akan tetapi dia tidak pergi, melainkan berdiri di belakang kursi lalu membantu dia memijat pundaknya.

Dennis Shen tidak lagi mengeluarkan suara, setelah beberapa saat, Julia Song barulah dengan pelan berkata,

"Kamu juga jangan terlalu cemas, nanti aku akan membicarakannya dengan Jovita biarkan dia membantu selama beberapa saat."

"Kamu pikir ini apa? Kamu pikir sembarangan orang bisa mengaturnya?"

Dennis Shen membuka matanya, ekspresinya terlihat tidak senang.

"Keluarlah jangan ganggu aku, aku akan memikirkan kembali untuk masalah ini."

Julia Song mengepalkan tangannya dan tatapannya menggelap.

"Bos rupanya tebakan kamu tepat, sejak masalah Andri Huang, itu semua merupakan perbuatan Jovita Shen."

Victor tertegun sejenak lalu berkata,

"Lalu aku kembali memeriksa hotel tersebut, kamar tersebut check out pada hari kedua pukul 12 siang, berarti ada orang yang kembali datang ke kamar tersebut untuk mengambil barang, sepertinya orang tersebut adalah Andri Huang. Aku memeriksa daftar panggilan telepon dia, selama satu setengah bulan, dia terus berhubungan dengan Jovita Shen. Barang-barang ini sepertinya merupakan pemberian dia kepada Jovita Shen."

Pria itu menutup bibirnya, memutar-mutarkan gelas lalu mengulas senyuman yang berbahaya.

"Cari beberapa orang yang gesit, bawakan barang tersebut kepadaku, lakukan dengan bersih."

Victor tergagap,

"B, Bos, kamu, kamu ingin membunuh dia?"

Pria itu memutarkan matanya,

"Apakah kita akan berbuat perbuatan yang melanggar hukum?"

Dia menyipitkan matanya lalu dengan pelan berkata,

"Bukannya Tuan Muda Huang sangat menyukai sesuatu yang menantang? Carilah beberapa wanita untuk menemaninya untuk memperlihatkan narkoba, dia akan dengan sukarela menukarnya dengan barang tersebut. Mengenai Jovita Shen,"

Pria itu mendengus,

"Dia bersekolah di luar negeri selama dua tahun, pasti dia memiliki banyak barang bagus, bawa beberapa kembali. Aku ingin memberikan dia sebuah hadiah yang sangat besar."

"Bos sepertinya ini tidak terlalu baik, orang itu sudah menikah."

Victor menjawab dengan tidak tulus.

Pria itu menyipitkan matanya lalu tiba-tiba mengangkat sudut bibirnya,

"iya sudah menikah, akan tetapi apa yang harus dilakukan jika dia mengandung anak Keluarga Ji?"

Victtor mengigil, tiba-tiba dia merasa jika akibat dari berselisih dengan istri bos akan jauh lebih buruk dibanding dengan bos langsung. Begitu terpikiran hal ini, sebersit cahaya timbul pada tatapan Victor, dia bersiap-siap ingin "menjilat".

"Bos kemarin malam,

Nona Shen sudah pindah keluar dari rumah Keluarga Shen. Saat ini dia tinggal di apartemen XX nomor XX."

"Mengapa tidak mengatakan lebih awal!"

Pria itu membuang gelas lalu beranjak dan berjalan ke arah luar."

"Bos mereka sekarang berada di rumah sakit."

Tatapan pria itu menjadi tajam dan dengan rendah berkata,

"Apa yang terjadi dengannya?"

Victor dengan pelan berkata,

"Sepertinya dia hamil."

"Hamil!"

Suara pria itu meninggi, Victor dengan tenang menaikkan kacamatanya lalu berdeham dan berkata,

"Maksud aku Nona Wen."

Wajah pria itu menggelap lalu melempar koran yang ada di atas meja,

"Brengsek, apakah kamu bisa mengatakannya dalam sekali berbicara!"

Victor menahan senyumannya, jelas-jelas Anda yang terlalu cemas.

"Benar, dia hamil."

Jocelyn Shen memegang ponsel dengan erat, ekspresinya terlihat tidak baik.

Pihak penelepon di ujung sana Ivan Han berhenti sejenak, lalu setelah beberapa saat, dia dengan pelan berkata,

"Aku akan membicarakannya kepada ayah dan ibuku terlebih dahulu."

"Ivan Han apakah kamu seorang pria! Anak di dalam perut Natasia Wen adalah anakmu, kamu membiarkannya di luar selama beberapa hari tanpa menanyakan kabarnya. Sekarang dia sudah hamil, bahkan pertanggung jawaban kamu untuk menjemput dia pulang saja sudah tidak ada. Apakah kamu tidak akan menjemputnya jika orangtuamu tidak setuju!"

Jocelyn Shen sangat marah, dulu Natasia Wen menyukai sikap berbakti Ivan Han. Akan tetapi bagi dia, itu terlihat bodoh!

Ivan Han terdiam sejenak baru berkata,

"Aku akan pergi sekarang juga."

Barulah Jocelyn Shen melepaskannya, dia memutuskan panggilan dan kembali menemani Natasia Wen.

"Hamil merupakan suatu hal yang baik, kamu jangan terus menekuk mukamu seperti itu. Anakmu tidak akan senang jika mengetahuinya."

Jocelyn Shen mendorong meja makan lalu dengan pelan berkata,

"Makanlah terlebih dahulu, biar pun bukan untuk dirimu, setidaknya lakukan demi anakmu."

Natasia Wen menarik sudut bibirnya dan dengan pelan berkata,

"Jocelyn, aku jujur terhadapmu, jika Ivan Han datang menjemputku karena anak ini, aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghadapi dia."

Ketika sedang berbicara, matanya memerah.

"Begitu aku lulus kuliah aku langsung menikah dengannya, aku memperlakukan Keluarga Ji dengan tulus. Akan tetapi apakah kamu tahu apa yang dikatakan oleh ibunya mengenai aku? Aku bahkan tidak dapat mengucapkan perkataan seperti itu. Setiap saat itu tiba, Ivan Han hanya terdiam, lalu memintaku untuk bersabar. Aku juga sangat lelah mengapa dia tidak dapat mengerti aku sedikit saja. Ibunya ini benar-benar aneh, dia merasa aku tidak dapat melahirkan seorang anak pun dan ingin mencari istri lagi untuk Ivan Han. Agar aku dapat bercerai dengannya, bahkan cara-cara rendahan pun telah digunakannya. Coba kamu katakan apakah ini dapat disebut sebagai keluarga!"

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu