Behind The Lie - Bab 37 Aku Sudah Mengakui Kamu
"Tanganku ini sedang disuntik, bagaimana aku bisa bergerak. Kamu bantu aku."
Pada masa lalu jika Jocelyn Shen bertemu dengan orang seperti ini, dia pasti akan langsung pergi. Akan tetapi ketika dia berhadapan dengan pria ini, dia pun memilih mengalah. Dia ragu-ragu sejenak lalu melangkah maju untuk membuka kancing baju dia dan pada saat inilah ekspresi pria itu terlihat membaik.
Suhu tubuh dia masih saja tinggi, suhu badannya panas hingga membuat wajah Jocelyn Shen memerah. Tangan rampingnya itu mengusap lembut dada pria itu. Gerakan ini pasti membuat orang memiliki pemikiran yang tidak-tidak. Dia dengan serak berkata,
"Apakah sudah selesai?"
"......Lenganmu tolong diangkat sedikit."
Pria itu menatap bulu matanya yang panjang, yang sedang berkedip-kedip pelan, seolah-olah sedang menyentuh ujung hatinya. Lalu dengan pelan dia mengangkat lengannya, Jocelyn Shen menjulurkan tangannya dan pria itu langsung memegangnya dengan kuat secara tiba-tiba. Jocelyn Shen dengan suara tidak stabil berkata,
"Longgarkan sedikit."
Pria itu menjahilinya.
"Aku sudah melonggarkannya."
Jocelyn Shen menatap ke arah bawah lalu dengan pelan berkata,
"Tanganku sakit."
Begitu pria tiu mendengar ucapan tersebut, dia pun segera melepaskannya dan Jocelyn Shen pun memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur, akan tetapi dia melihat ekspresi penuh kemenangan pada wajah pria itu.
Jocelyn Shen menggertakkan giginya berkata,
"Kamu membohongi aku!"
Akan tetapi Jocelyn Shen menaikkan sudut bibirnya sehingga membuat pria itu tertegun dan dia mulai merasa aneh, dia tidak ingin mengakui bahwa
dia terpesona akan senyuman Jocelyn Shen, padahal dia sudah menyiapkan rencana untuk terus berperang. Tidak bisa, ini merupakan sebuah jebakan, dia tidak boleh terjebak di dalamnya.
Ketka dia sedang berbicara dengan hatinya, tiba-tiba terdengar suara derap langkah kaki, dia meninggikan suaranya berkata,
"Kamu sudah ingin pergi begitu saja?"
Jocelyn Shen menghentikan langkahnya lalu dengan pelan berkata,
"Sup ayam ini sudah dingin, aku ingin membawanya untuk menghangatkannya kembali."
Pria ini barulah mengunci bibirnya dengan puas, dia mengulas sebuah senyuman sambil menatap kepergian dia.
Sepuluh menit kemudian Jocelyn Shen kembali masuk ke dalam kamar. Dia membuka termos tersebut dan seketika seluruh ruangan tersebut dipenuhi dengan aroma sup ayam. Jocelyn Shen menuangkannya ke dalam sebuah mangkok, akan tetapi begitu melihat dia tidak dapat menggerakkan tangannya, dia pun ragu-ragu sejenak lalu meletakkan serbet di atas kaki dia lalu dengan pelan berkata,
"Apakah kamu bisa menggunakan tangan kirimu?"
"Tidak bisa."
"Kalau begitu aku akan memanggil perawat kemari."
"Jocelyn Shen kamu jangan lupa aku menjadi seperti ini karena siapa!"
Pria itu merasa tidak senang. Bukannya hanya tinggal menyuapinya saja, untuk apa mencari orang lain!
Jocelyn Shen kalah di tangan dia, dia pun pada akhirnya memegang sendok lalu mengaduknya sebentar dan mengarahkan sendoknya ke dekat bibir pria itu. Pria itu terus menatap ke arah Jocelyn Shen selama proses tersebut, begitu melihat dia menyodorkan sendoknya, dia pun langsung membuka mulutnya dan ekspresinya pun berubah.
"Uhuk, uhuk."
Jocelyn Shen bergegas memberikan tisu kepada dia lalu dengan panik berkata,
"Ada apa?"
Pria itu menjilat lidahnya yang melepuh lalu dengan tidak stabil berkata,
"Sedikit panas."
Wajah Jocelyn Shen bersemu merah, dia bergegas meniupinya dan kembali mengarahkannya kepada pria itu. Pada kali ini pria itu menyesapnya dengan pelan lalu setelah yakin tidak panas, dia pun baru menyesap semuanya.
"Apakah ini kamu yang membuatnya? Lezat sekali."
Pria itu berbicara dengan pelan.
Gerakan tangan Jocelyn Shen terhenti, lalu setelah beberapa saat barulah dia menjawab,
"Aku memesannya dari luar ketika aku berada di kantor."
Pria itu.........
Ketika selesai, Jocelyn Shen pun merapikan semua peralatan dan pria itu berkata,
"Kakekku ada mencari kamu bukan?"
Jocelyn Shen tertegun, dia menundukkan kepalanya tanpa bersuara.
Pria itu merasa marah karena dia dengan mudah melepaskan dia hanya karena masalah sesepele ini dan dia juga kesal karena perasaan dia terhadap dirinya ternyata tidak sedalam itu. Jika tidak, bagaimana mungkin hanya alasan sesepele ini sudah dapat memukul mundur dia. Begitu terpikirkan hal ini, dia pun semakin marah lalu tiba-tiba mencabut jarum suntik, memakai sepatu dan berjalan keluar.
Jocelyn Shen terkejut dan ingin mengejar dia. Pada saat ini keadaan rumah sakit cukup ramai, pria itu tidak menggunakan lift melainkan langsung berjalan turun menggunakan tangga. Jocelyn Shen benar-benar merasa cemas karena demam dia belum benar-benar pulih!
Begitu terpikirkan hal ini, dia pun mempercepat langkahnya. Bahkan dirinya sendiri tidak menyadari bahwa dia akan sebegitu pedulinya demi seseorang.
Baru saja dia tiba di tangga, tiba-tiba sebuah tangan dijulurkan dan langsung merangkul pinggang dia lalu menarik dia ke dalam kegelapan.
Punggung Jocelyn Shen ditekan dengan kuat pada dinding, lalu deru nafas pria itu mengelilingi tubuh dia dan pria itu berkata,
"Kamu ingin melepaskan aku begitu saja hanya dengan dua hingga tiga kalimat yang mereka ucapkan?"
Dia merasa bersalah begitu mengadahkan kepalanya dan melihat tatapan dia, sebenarnya dia memang berencana untuk berbuat seperti itu dan dia tidak merasa bersalah ketika tidak melihat dia, karena dia tidak akan membiarkan harga dirinya diinjak-injak dengan mudah oleh siapa pun.
Tetapi ketika melihat dia, Jocelyn Shen pun merasa bersalah, sebenarnya hatinya tidak dapat melepaskan dia dan sebenarnya dia merasa sangat menyesal.
Melihat keterdiaman dia pun membuat pria itu merasa sedih dan semakin marah. Dia melepaskan tangan dia dan membalikkan badannya lalu pergi.
Seperti ada yang hilang pada hati Jocelyn Shen, dia bahkan tanpa berpikir panjang pun langsung mengejar dia. Bagaimana jika dia tidak kembali lagi? Jocelyn Shen yang biasanya bersikap tenang pun sudah tidak dapat mempertahankan ketenangannya lagi pada saat ini.
Jocelyn Shen memeluk dia dari belakang. Gerakan pria itu terhenti, dia tidak dapat melangkahkan kakinya lagi. Bertemu dengan Jocelyn Shen merupakan sebuah kesengsaraan yang tidak dapat dia hindari bahkan dia dengan mempelakukan dia dengan sepenuh hati.
"Dengan kamu mengiyakan permintaan mereka itu artinya kamu tidak percaya padaku. Kita sudah berhubungan selama ini, apakah kamu masih tidak dapat melihat isi hatiku? Jocelyn Shen, aku mencintai kamu!"
Meskipun dia sudah berucap seperti itu, akan tetapi dia masih marah sehingga dia terlihat sama sekali tidak memiliki keinginan untuk membalikkan badannya dan jantung Jocelyn Shen pun berdegup dengan sangat kencang.
Aku cinta kamu.
Tiga kata ini merupakan kata-kata terindah di dunia ini. Tidak mungkin ada satu wanita pun yang akan bersikap tenang begitu mendengar seorang pria yang mengatakannya dengan tulus dan dalam, begitu juga dengan Jocelyn Shen. Dia juga merupakan manusia awam di dunia ini dan dia tidak ingin menyangkalnya lagi bahwa sejak awal pria ini sudah berhasil memasuki hati dia dan telah menjadi tulang rusuk yang dapat mengendalikan emosi dia.
"Apakah kamu benar-benar tidak memiliki perasaan sedikit pun terhadapku?"
Jocelyn Shen menggerakkan bibirnya, akan tetapi tidak ada sepatah kata pun yang keluar. Dia ini sudah berumur 26 tahun dan dia bukan lagi anak gadis yang dapat mengatakannya dengan mudah. Ada beberapa hal yang dia mengerti di dalam hatinya akan tetapi sangat sulit untuk mengatakannya.
Keterdiaman dia membuat dia semakin tidak yakin dan ingin melepaskan dia, akan tetapi dia dipeluk dengan sangat erat dan dia sendiri juga bukan seorang pria yang lembut dan sopan. Begitu melihat dia tidak ingin melepaskan tangannya, dia pun menarik dia dan menahannya di dinding lalu mencium dia dengan kasar.
Satu tangan memegang pinggangnya dan yang lainnya menekan bagian belakang kepalanya. Ciuman ini sangat posesif dan penuh kasih sayang yang sangat dalam. Jocelyn Shen tidak bisa menahan untuk menutup matanya dan mulai merespon. Tatapan pria itu menggelap dan butuh banyak usaha untuk mendorongnya menjauh lalu sambil terengah-engah berkata,
"Kamu tidak dapat menggunakan alasan apa pun untuk membuang aku. Celyn aku sudah mengakui kamu, meskipun terkadang kamu membuatku merasa sangat kesal, akan tetapi aku ini tetap menyukai kamu. Meskipun aku tahu kamu ingin meninggalkan aku karena ucapan kakek, akan tetapi aku juga tidak memiliki keinginan untuk melepaskan kamu. Celyn, aku tanya padamu, apakah kamu ada menyukai aku meskipun sedikit saja? Sedetik pun juga tidak apa-apa. Selama ada, aku pun rela untuk mengorbankan seluruh hidupku. Cepat beritahu aku ada atau tidak."
Nada bicara pria itu terdengar panik dan ucapannya pun tidak terdengar jelas. Seorang pria berumur 30 tahun itu menunjukkan ekspresi seperti pria remaja yang bertemu dengan cinta pertamanya. Pada sata itu juga Jocelyn Shen merasa sedih dan bersalah.
Tiba-tiba matanya pun menjadi basah. Selain ibunya tidak ada lagi orang yang peduli padanya. Dia mempunyai sebuah firasat apabila dia melewatkan pria ini begitu saja, maka ini akan menjadi penyesalan dalam seumur hidupnya.
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaCinta Tapi Diam-Diam
RossieBlooming at that time
White RoseBeautiful Lady
ElsaBack To You
CC LennyLoving The Pain
AmardaBehind The Lie×
- Bab 1 Aku bisa menganggapnya sebagai anak kandung
- Bab 2 Sesuai Harapanmu
- Bab 3 Memang Tidak Menarik
- Bab 4 Dari awal tidak dapat diputuskan sendiri
- Bab 5 Kedepannya CEO Ji sebaiknya memanggilku Manager Shen
- Bab 6 Pengalaman membaca orang yang tidak terhitung jumlahnya
- Bab 7 Ayahku memang suka menusuk hati orang
- Bab 8 Kamu bisa menari?
- Bab 9 Balas dendam atas apa? Atas pengkhianatanmu?
- Bab 10 Aku harus mengantarmu pulang
- Bab 11 Seluruh keluarga Shen adalah milikmu
- Bab 12 Tidak bisakah membiarkanku mendapatkan istriku ?
- Bab 13 Kenapa baru datang sekarang !
- Bab 14 Perusahaannya telah pindah kembali ke sini
- Bab 15 Mungkin karena aku menyukaimu
- Bab 16 Tidak Ada Pengagum
- Bab 17 Rumah Ini Hanya Dipinjamkan Kepadamu
- Bab 18 Jika kamu memiliki adik laki-laki
- Bab 19 Benar-benar berjalan sesuai keinginan
- Bab 20 Pengantin Wanita Jatuh ke Air
- Bab 21 Aw...Apakah kamu seekor anjing?
- Bab 22 Jasper, Apakah kamu tidak ingin memperkenalkannya kepadaku?
- Bab 23 Ivan Han, Apa Maksudmu?
- Bab 24 Ikut Aku pergi ke suatu tempat
- Bab 25 Apakah kamu sedang mencariku?
- Bab 26 Tidak ada orang yang pernah melihatnya
- Bab 27 Kamu ingin membawanya kemana?
- Bab 28 Matanya memerah ketika membahasnya
- Bab 29 Apakah aku boleh tinggal di tempatmu?
- Bab 30 Biarkan aku melihat kamar tidurmu
- Bab 31 Apa yang Anda Lakukan Di Sini Sepagi Ini?
- Bab 32 Cucuku Memiliki Banyak Penyakit
- Bab 33 Jocelyn Sedang Tidak Enak Badan Akhir-Akhir Ini
- Bab 34 Singkirkan Wajah Munafik Ini
- Bab 35 Lebih Baik Kita Tidak Bertemu Lagi
- Bab 36 Pria Itu Masih Saja Merajuk
- Bab 37 Aku Sudah Mengakui Kamu
- Bab 38 Jasper ... Jasper Huo ...
- Bab 39 Takut Dirinya Akan Melewatkan Sesuatu Bahkan Dalam Sedetik Saja
- Bab 40 Di mana Dia?
- Bab 41 Aksinya Rapi
- Bab 42 Papa Bersalah Padamu
- Bab 43 Memang Sepertinya Lumayan Cantik
- Bab 44 Bagaimana Jika Suster Datang Memeriksa Kamar
- Bab 45 Mengapa Kamu Sendiri Tidak Menyamar Sebagai Wanita
- Bab 46 Tidak Apa-Apa, Aku Mengetahuinya
- Bab 47 Kamu Hanya Melihat Wajahku Saja?
- Bab 48 Menatapnya Dengan Tatapan yang Dingin
- Bab 49 Hatinya Tidak Bisa Merasa Tenang
- Bab 50 Baik, Aku Mengerti
- Bab 51 Hari Ini Aku Membawa Seseorang Untuk Melihat Kamu
- Bab 52 Pergi Makan Terlebih Dahulu Saja
- Bab 53 Apakah Kamu Masih Marah Denganku?
- Bab 54 Tidak Tahan Ingin Menciumnya.
- Bab 55 Kapan Kamu Kembali
- Bab 56 Aku Pergi Sendiri
- Bab 57 Aku Juga Tidak Suka
- Bab 58 Yang Bisa Memanjat Ranjang Pria
- Bab 59 Aku Harap Aku Adalah Dia
- Bab 60 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 61 Tenang Dulu
- Bab 62 Yasmine Tang Tetap Tersenyum
- Bab 63 Mengapa Kamu Mencampuri Urusanku!
- Bab 64 Mengapa Kamu Begitu Percaya Padanya?
- Bab 65 Julia Song Mengepalkan Tinju
- Bab 66 Apakah kamu tidak bisa tanda tangan
- Bab 9 Apakah kamu benar-benar tidak apa-apa?
- Bab 68 Pagi ini mengunjungi kakek
- Bab 69 Tentu saja mau
- Bab 70 Richardo Rong, ada apa?
- Bab 71 Aku melihatnya di majalah
- Bab 72 Menarik taimu!
- Bab 73 Aku tidak tahu
- Bab 74 aku ingin bertanya
- Bab 75 masih tenang
- Bab 76 Pasar Saham Field Bay Anjlok
- Bab 77 Apa yang Aku Tidak Bisa Di dunia ini?
- Bab 78 Kamu Terlalu Menilai Tinggi Diri Sendiri
- Bab 79 Tidak Ada Hubungannya Denganmu!
- Bab 80 Jadi Seperti Apa?
- Bab 81 Apakah Kesepakatan Sudah Dibuat?
- Bab 82 Foto-Foto Ini Palsu
- Bab 83 Di Mana Kamu Letakkan Tanganmu
- Bab 84 Ayo Pindah Dan Tinggal Di Sini
- Bab 85 Hanya Saja Demi Dirimu Aku Bersedia
- Bab 86 Jocelyn Shen tercengang
- Bab 87 Dennis Shen ragu-ragu sejenak
- Bab 88 Aku Menyetujui Permintaanmu
- Bab 89 Aku Pernah Dengar Dari Jasper