Behind The Lie - Bab 14 Perusahaannya telah pindah kembali ke sini

Pria itu melirik sejenak ke sepatu wanita yang di dekat pintu masuk, menatap Andri Huang, dan berkata dengan ringan,

"Air panas di kamar mandiku habis, pelayan mengatakan kepadaku bahwa katup ada di kamar ini, tolong izinkanku untuk membukanya."

"Pacarku sedang tidur di dalam, tidak bisakah kamu berpindah ke kamar lain?"

Ketika Andri Huang hendak menutup pintu, pria itu melangkah maju dan mendorongnya menjauh, menyipitkan mata sambil berkata,

"Malas untuk berpindah kamar !"

Sehabis berkata, pria itu langsung pergi ke kamar tidur.

Andri Huang terkejut, lalu menahannya dan berteriak,

"Apakah kamu ingin melihat wanitaku, percayakah kamu bahwa aku akan menghajarmu !"

Raut wajah pria itu berubah tajam, lalu menendang pinggang Andri Huang, pria itu telah menjadi tentara selama beberapa tahun, dan dia paling tahu pukulan bagian tubuh mana yang dapat menyakitkan orang. Disaat Andri Huang kesakitan, pria itu langsung menendang pintu kamar, ketika dia melihat wanita yang terbaring di dalam kamar itu adalah Jocelyn Shen, pria itu marah seperti macan tutul.

Belum sempat Andri Huang berdiri tegak, sebuah pukulan langsung datang mengenanya, mulut Andri Huang langsung penuh dengan bau darah, pria itu bergerak cepat, Andri Huang yang masih dalam keadaan setengah mabuk, tidak mampu melawannya. Setelah beberapa saat, seluruh wajah Andri Huang penuh dengan benjolan dan darah, terlihat sangat menyedihkan, lalu terdengar sebuah suara dari kamar tidur menarik kembali jejak kewarasan pria itu, lalu pria itu menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan sepatah kata,

"Keluar !"

Andri Huang melarikan diri dalam kepanikan karena ketakutan, hingga lupa memakai sepatu.

Ruangan itu menjadi sunyi, pria itu mengambil cangkir yang ada di atas meja, berpikir sejenak, lalu membuangnya, berbalik dan berjalan masuk ke kamar tidur.

Sebagian besar pakaian Jocelyn Shen yang terbaring di tempat tidur telah terbuka, dia seperti seekor ular yang sedang memelintir dengan lembut, raut wajah pria itu sangat tidak enak dilihat ketika melihat cangkir beserta pil yang berserakan di samping tempat tidur. Pria itu membungkuk dan hendak mengangkat wanita itu, namun dia tidak menyangka bahwa tenaga Jocelyn Shen sangat kuat, dan tiba-tiba menarik pria itu, lalu mencium bibirnya.

Tubuh pria itu bergetar, perasaan tadi malam kembali muncul, meskipun hanya sebuah sentuhan sederhana, namun itu sudah membuat pria itu ingin memilikinya, sial, sial !

Pria itu mendorong jauh, menahannya, dan bergumam,

"Jocelyn Shen, lihatlah dengan jelas, apa yang kamu lakukan !"

Jocelyn Shen membuka matanya yang berkabut, menjilat bibirnya sendiri, lalu mencium pria itu lagi.

Pria itu menghindar sambil memegangi dagunya, dan berkata,

"Siapakah aku ?"

Jocelyn Shen membalikkan tubuhnya dengan tidak nyaman, lalu menyentuh tubuh pria itu seolah tidak ada apa-apa. kemudian berbisik pelan,

"Peluk aku."

Jocelyn Shen teringat kejadian delapan tahun yang lalu, ketika seorang pria tiba-tiba menundukkan kepala, dan mencium bagian tengah alisnya, lalu berbisik,

"Celyn, katakan padaku, siapakah aku ?"

Jocelyn Shen menatap matanya, bergumam pelan setelah terdiam beberapa saat,

"Ryan Ji....."

Tatapan pria itu menjadi serius, dia menundukkan kepala dan menggigit bibirnya, kamera yang tersembunyi di bonsai sudut berkedip sedikit, tidak ada yang melihatnya.....

Keesokan harinya, Jocelyn Shen terbangun dari tidur, ada sebuah kesakitan di pelipis, memang benar, perasaan setelah tersadar dari mabuk sangat tidak enak. Dia memejamkan mata dan membalikkan badan, tiba-tiba jari-jari tangannya menyentuh sebuah tubuh yang hangat. Jocelyn Shen terkejut dan membuka matanya, wajah tidur yang diperbesar di depannya membuatnya tidak sempat untuk berpikir, lalu dia langsung memberinya sebuah tamparan tanpa sadar.

Sepuluh menit kemudian, terdapat lima sidik jari di wajah pria itu. Pria itu keluar dari kamar mandi dengan wajah suram, Jocelyn Shen menatapnya dengan rasa bersalah, dan berkata dengan suara pelan,

"Tuan Lin, masalah tadi malam, terima kasih."

Pria itu mengerucutkan bibir dengan dingin,

"Cara berterima kasihmu sangat berbeda dengan yang lain !"

Wajah Jocelyn Shen memerah, lalu berkata setelah terdiam beberapa saat,

"Maaf."

"Sebentar lagi, ikutlah aku ke rumah sakit."

"Ha ?"

Pria itu mengerutkan kening,

"Kita tidak tahu kandungan obat apa yang diberikan orang itu kepadamu tadi malam, jadi kita harus pergi memeriksanya."

Hati Jocelyn Shen merasa berat, dia terdiam beberapa saat.

Hasil pemeriksaan membuat Jocelyn Shen lega, itu hanya obat perangsang, tidak ada kandungan halusinogen. Jocelyn Shen merasa malu, penampilannya tadi malam disaksikan oleh pria di depannya ini. Tingkah laku pria itu membuat Jocelyn Shen memiliki kesan yang baik terhadap pria itu, lalu berkata dengan serius,

"Tuan Lin, jika bukan karena kamu, kemungkinan aku sudah....kita berteman, bukan ?"

Pria itu menatapnya sejenak, berkata dalam hati bahwa dirinya tidak ingin berteman dengannya, melainkan ingin menjadi kekasihnya ! lalu mengerucutkan bibir sambil berkata,

"Itu hal yang kecil."

Jocelyn Shen melihat senyumannya, dan tidak tahu mengapa, dia merasa senyuman pria itu sedikit familiar.

Keluarga Shen.

Jocelyn Shen kembali ke rumah, tanpa sengaja mendapati Danny Ji dan Jovita Shen sedang duduk di ruang tamu, keduanya sedang asik bermain. Ketika keduanya mendengar suara Jocelyn Shen dan melihatnya, keduanya langsung melepaskan tangan mereka secara bersamaan, ekspresi keduanya sedikit tidak nyaman. Jocelyn Shen melirik mereka dengan acuh tak acuh, melepas mantel, mengenakan sandal, dan bersiap naik ke lantai atas. Kebetulan Dennis Shen keluar dari ruang kerja dan melihat Jocelyn Shen, mengerutkan kening sambil berkata,

"Ke mana kamu pergi tadi malam ?"

Jocelyn Shen terdiam, lalu berkata dengan pelan,

"Menemui pelanggan."

Dennis Shen sedikit marah, tetapi karena Danny Ji sedang bersama-sama dengan mereka, sehingga Dennis Shen tidak memarahinya, dan berkata dengan nada berat,

"Tanggal pernikahan Jovita dan Danny telah ditetapkan, tanggal 18 bulan ini."

Jocelyn Shen menatap Dennis Shen, lalu mengalihkan pandangannya kemudian Dennis Shen berbisik,

"Jocelyn, usiamu tidak muda lagi, orang-orang yang aku atur untukmu telah dipilih dengan cermat, tidak hanya ada satu Danny Ji yang ada di dunia ini, ayah tidak akan membiarkanmu lebih buruk dari Jovita."

Jocelyn Shen hampir ingin mencibirnya, mengepalkan tinjunya, dan naik ke lantai atas tanpa ekspresi apa pun.

Danny Ji mengerutkan kening, Jovita Shen berkata sambil melihat gaun pengantin,

"Kakak, jika aku tidak pulang malam hari, ayah pasti akan mematahkan kakiku!"

Danny Ji menunduk, untuk pertama kalinya, dia sedikit bertanya-tanya tentang ketidakadilan yang disebut Jovita Shen sebenarnya mengacu kepada siapa.

"Danny, bagaimana dengan satu set ini, pasti sangat cantik jika dipakai."

Danny Ji kembali sadar dari lamunannya, tersenyum ringan sambil berkata,

"Asalkan kamu suka."

Jovita Shen menatap senyum kepadanya, matanya yang polos membuat orang ingin menyayanginya.

Hati Danny Ji tiba-tiba melunak.

Proyek Field Bay sedang berlangsung, karena status "menantu Lin" Jocelyn Shen yang semakin populer di surat kabar, perhatian Field Bay juga ikut mencapai ketinggian yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Saham perusahaan besar Shen juga meningkat, Jocelyn Shen tidak menjelaskan, Denni Shen juga ikut senang melihatnya, hanya saja ada seseorang yang tidak tahan lagi.

Keluarga Lin.

"Adik ke-5, kemarilah, apakah ini adalah anak kedua, si bajingan itu ?"

Pria tua itu memakai kacamata baca, mengernyit pada pria dan wanita yang sedang berciuman di koran, dan sedikit tidak mempercayainya.

Karena kesenangan pria yang disengaja, beberapa media mulai berani menanyakan perkembangan masalah ini. Pria tua itu biasanya tidak membaca koran-koran hiburan ini, jika tidak, dia tidak mungkin baru mengetahuinya sekarang.

Adik ke-5 sudah lama mengetahui kejadian ini, jadi berkata tanpa heran,

"Bukankah itu adalah kakak kedua, dan ini adalah kakak ipar kedua, cantik, bukan ? Konon, dia adalah pemimpin wanita di Kota C kita."

Pria tua itu melihat lebih teliti lagi, wajahnya sedikit gembira, lalu berkata dengan wajah cemberut,

"Aku masih mengira bocah ini menipuku dengan mengatakan bahwa dia akan pergi melihat lokasi di kota J, namun sepertinya itu benar."

"Perusahaannya telah pindah kembali ke sini, kemana dia dapat pergi, kakek, mari kita tunggu dan lihat apa yang terjadi."

"Apa yang perlu dilihat !"

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu