Behind The Lie - Bab 6 Pengalaman membaca orang yang tidak terhitung jumlahnya

Dengan acuh tak acuh Jocelyn Shen menatap tangannya yang sedang menggandeng tangan Jovita Shen, lalu dia berkata dengan perlahan, "Aku beri kamu waktu tiga menit untuk membawanya pergi."

Raut wajah Jovita Shen berubah, dia langsung menarik Danny Ji dengan erat sembari berkata, "Danny ."

Danny Ji diam sejenak, lalu dia berkata dengan lembut, "Jovita, tunggu aku di luar."

Mata Jovita Shen langsung memerah, dia menggigit bibirnya lalu mendorong Danny menjauh, dengan tatapan marah tapi juga takut dia melirik Jocelyn Shen, setelah itu dia berlari keluar sambil menangis.

Saat Danny Ji hendak mengejarnya, dia menoleh dan berkata kepada Jocelyn Shen, "Tunggu aku sebentar."

Melihatnya pergi, sorot mata Jocelyn Shen bahkan tidak berubah, dia langsung menutup pintu lift dan lift langsung melaju ke bawah.

Keluar dari Perusahaan Besar Shen, Jocelyn Shen mengedarai mobilnya ke sebuah bar bernama "Blue Night Bar".

Langit masih belum gelap, jadi bar masih belum ramai. Pakaian formalnya langsung menarik perhatian banyak orang. Tak jauh dari meja bar, seorang pria berpakian mewah sedang merayu dua gadis muda. Jocelyn berjalan menghampirinya lalu menggandeng lengan pria itu dan berkata kepada kedua gadis muda itu sambil tersenyum, "Maaf, dia milikku."

Kedua gadis muda itu langsung mengambil gelas mereka dan pergi dengan malu. Laki-laki itu menyeringai lalu berkata, "Nona Shen, dikarenakan pernikahanmu sudah batal, bagaimana kalau kita merayakan kamu kembali melajang, malam ini aku yang traktir?"

Richardo Rong , Tuan Muda ketiga keluarga Rong, sifatnya semberono, dia dan Jocelyn Shen adalah teman sejak kecil, tetapi sayangnya selama lebih dari 20 tahun sama sekali tidak ada percikan diantara mereka, kalau tidak mana mungkin Danny Ji memiliki kesempatan.

Senyuman di wajah Jocelyn Shen memudar, dia mengambil gelasnya dan menyesap wine dari gelasnya, setelah itu dia berkata dengan serius, "Richardo Rong , aku butuh bantuanmu."

Pria itu juga menyingkirkan senyumannya, sambil mengerutkan kening dia bertanya, "Bantuan apa ?"

"Bantu aku bertemu dengan Jasper Huo, aku ingin membahas masalah Field Bay dengannya."

Richardo Rong menopang dagunya, lalu dia berpikir sejenak.

"Apakah kamu sudah menerima undangan dari keluarga Lin untuk pesta besok malam?"

Jocelyn Shen mengangguk.

"Aku dengar Jasper Huo dan keluarga Lin memiliki sedikit hubungan. Kamu bisa mencoba keberuntunganmu, atau meminta bantuan keluarga Lin."

Jocelyn Shen diam sejenak setelah itu dia berkata, "Kamu lupa dengan masalah Jovita Shen, apakah keluarga Lin akan bersedia membantuku?"

Richardo Rong mencibir, "Dia hanya seorang calon. Belum tentu Tuan Muda Kedua keluarga Lin menyukainya, kalau tidak mana mungkin ayahmu setenang ini?"

Jocelyn Shen mengangkat surut bibirnya, pantas saja.

"Apa kamu tahu seperti apa wajahnya?"

Richardo Rong mengguncang gelasnya, sambil mengangkat alisnya dia berkata, "Tidak tahu, dia tidak pernah terekspos di depan media, tapi katanya dia adalah seorang pria yang sangat berkharisma."

Jocelyn Shen menunduk. Pria yang berkharisma, selain pria yang meninggalkan bekas di hatinya enam tahun lalu, pria mana lagi yang bisa membuatnya merasa sangat berkharisma? Tiba-tiba, di dalam benaknya melintas sepasang mata cokelat yang penuh gairah, jantungnya berdegup kencang, dia menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan emosinya.

Richardo Rong berkata dengan santai, "Kudengar Jasper Huo tidak bisa dihadapi dengan cara keras ataupun lembut. Kendatipun kamu bertemu dengannya, belum tentu akan mencapai kesepakatan, tapi ada satu cara yang bisa kamu coba."

"Cara apa?"

Richardo Rong berkata sambil tersenyum nakal, "Rayu dia ke atas tempat tidur - pria paling mudah diajak berbicara saat di tempat tidur ... Aduh!"

Sebelum dia selesai berbicara, Jocelyn Shen menyiram kepalanya dengan segelas teh dingin.

Keesokan paginya, ketika Jocelyn Shen mengatakan akan menghadiri pesta keluarga Lin, Dennis Shen sedikit kaget. Di pesta keluarga Lin ini akan hadir banyak pemuda yang tampan dan berbakat. Tadinya dia ingin Jocelyn Shen menghadirinya supaya dia bisa bertemu dengan beberapa pria yang baik, tapi akhir-akhir ini hubungan mereka sangat tegang. Dia tidak tahu bagaimana mengungkit hal ini. Saat mendengar Jocelyn Shen berinisiatif sendiri, dia sangat kaget tapi dia langsung menyetujuinya.

"Danny dan Jovita juga akan pergi, nanti aku akan menyuruh supir mengantar kalian.”

Belum selesai berbicara, dia melihat raut wajah Jocelyn Shen berubah menjadi dingin, lalu dia mendengar Jocelyn berkata dengan menegaskan kata demi kata, "Ayah, menurutmu aku masih bisa berhubungan baik dengan mereka?"

Dennis Shen membuka mulutnya, dia menghindari tatapan matanya, setelah itu dia berkata dengan lembut, "Bagaimanapun kalian adalah keluarga."

Jocelyn Shen berdiri, lalu dia berkata dengan dingin, "Ayah, aku bisa bersabar dengan keadaan saat ini karena kamu adalah ayahku."

Maksud dibalik kata-katanya adalah kalau kamu memaksaku lagi, kita bahkan tidak akan bisa menjadi ayah dan anak lagi. Dia yakin Dennis Shen tidak berani, iya, mana mungkin dia berani, tanpa dia Jocelyn Shen, takutnya akan terjadi perubahan besar pada Perusahaan Besar Shen, betapa pun Dennis Shen menyayangi mereka ibu dan anak ini, dia tidak akan mengorbankan Perusahaan Besar Shen, Heh! Sungguh cinta yang agung!

Raut wajah Dennis Shen menjadi tegang, setelah beberapa saat, dia berkata dengan lembut, "Kalau begitu aku akan menyuruh supir mengantarmu."

"Tidak perlu," Jocelyn Shen berkata dengan acuh tak acuh, "Aku akan pergi dengan Richardo Rong ."

Dennis Shen mengangguk, "Baiklah, kalau dengan dengan Richardo Rong, aku lega."

Di aula Royal Kingdom yang megah, penuh dengan canda dan tawa, pria dan wanita berjalan mondar-mandir di aula, semuanya terlihat glamor dan berpakaian sopan. Di Kota C, siapa yang tidak kenal dengan Keluarga Lin, baik dari bidang militer, politik, atau pengusaha tidak ada yang berani tidak memberikan muka kepada Keluarga Lin, jadi tentu saja tamu-tamu yang hadir sangat banyak. Terlebih lagi, meskipun hari ini adalah pesta , tetapi semua orang tahu betul di Keluarga Lin ada dua cucu yang belum menikah dan seorang putri yang belum menikah yang sudah cukup umur untuk menikah, orang-orang yang ingin memiliki kehidupan yang mewah semuanya menaruh perhatian kepada Keluarga Lin yang hebat ini, daripada di katakan pesta, acara ini lebih seperti acara perjodohan.

Jocelyn Shen duduk di pojokan sambil mengguncang gelasnya, lalu dia berbisik kepada pria di sampingnya, "Kamu sudah melihatnya?"

Richardo Rong mengerutkan kening lalu menggelengkan kepalanya. Hari ini dia juga mengenakan setelan jas, dan dia terlihat jauh lebih serius daripada biasanya, tapi dia terlahir dengan aura yang mudah didekati. Meskipun dia berpakaian serius, tapi tetap tidak bisa menghentikan para wanita menatapnya dengan antusias.

"Tidak, dengan pengalamanku dalam membaca orang yang tak terhitung jumlahnya, sepertinya dia tidak ada di sini."

Sudut bibir Jocelyn Shen sedikit bergerak, dengan pengalamanku dalam membaca orang yang tak terhitung jumlahnya ...

"Bibi, susumu hampir keluar."

Tiba-tiba, suara anak-anak terdengar di telinganya mereka. Mereka melihat ke arah asal suara itu, wanita yang barusan diam-diam mengintip Richardo Rong, mengenakan gaun tube yang ketat. Dua gumpalan putih di dadanya terlihat hampir keluar. Di depannya berdiri seorang anak laki-laki berumur sekitar tujuh atau delapan tahun yang memakai setelan jas, dia mengedipkan matanya yang besar sambil dengan "baik hati" mengingatkan.

Richardo Rong tidak bisa menahan diri dan langsung tertawa, "Ha ha."

Meskipun Jocelyn Shen tidak kehilangan kendali seperti dia, tapi sudut mulutnya sedikit terangkat.

Wanita itu langsung merasa malu, lalu dengan marah dia berkata, "Anak siapa ini, kurang ajar sekali!"

Anak laki-laki itu berkata dengan sangat lugu, "Tante, Ayah bilang susu seorang wanita, sama seperti ** pria, tidak boleh sembarangan diperlihatkan. Seperti ini, tidak baik."

Jocelyn Shen mengerutkan bibirnya, didikan seperti ini ... Ehm, bisa dikatakan sangat berhasil.

Orang-orang yang mengerumuni semakin banyak, wajah wanita itu memerah, dia merasa malu dan marah, lalu dia berkata dengan suara yang meninggi, "Dasar anak kurang ajar, omong kosong apa yang sedang kamu katakan, aku baru berusia 21 tahun, aku bukan tante-tante!"

Anak itu mengerutkan keningnya, setelah berpikir sejenak dia berkata, "Ternyata kakak."

Wanita itu mengerutkan alisnya, detik berikutnya dia mendengar anak laki-laki itu berbicara pada dirinya sendiri, "Ayah bilang hanya wanita tua yang tidak percaya diri dengan penampilannya yang akan memakai riasan wajah yang tebal. Apakah yang ayah katakan salah?"

Jocelyn Shen tertawa, anak ini jujur dengan cara yang imut.

Setelah melihat waktu, dia memutuskan untuk melihat sekeliling.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu