Kamu Baik Banget - Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
“Edo, kenapa kamu pulang begitu telat?” Wanita yang mendobrak masuk kamar kosong masih tidak sadar diri, dia masih berani berinisiatif untuk melingkarkan lengannya yang ramping di pinggang sempit pria tersebut.
Edo sepertinya telah terbiasa dengan seseorang yang datang tanpa diundang, dan juga kulit wajah seseorang yang semakin tebal. Edo mengeluarkan tangan Sahra dari pinggangnya dan menyalakan lampu.
Saat lampu menyala, Sahra berjalan ke depan Edo, berjinjit dan menciumnya.
Edo tidak menolak, dan juga tidak menanggapinya, ketika lidah Sahra ingin masuk ke dalam bibirnya, baru dia mendorong Sahra menjauh lagi.
“Edo!” Sahra sedikit tidak puas, tapi kemudian dia mengulurkan tangan untuk menyentuh bibirnya yang basah, dan tersenyum seperti kucing yang dapat memakan ikan.
Edo melepaskan jaket, menggantungnya di rak, dan perlahan berkata, "Apakah tesnya sudah selesai?"
"Hmm..." Sahra terdiam, tes tentu saja masih belum selesai. Hanya saja dia mendengar bahwa Edo membantu Keluarga Asnawi menangani masalah sepanjang hari, dan dia cemburu, sehingga dia langsung datang mencarinya.
“Aku sudah mendapatkan cara, dan akan segera berhasil!” Sahra menepuk dadanya dan berjanji pada Edo.
Edo melihat ekspresi Sahra, kemudian mengangkat alis dan perlahan berjalan mendekatinya. Dalam tatapan Sahra yang hati-hati, Edo meraih kerah baju Sahra, membuka pintu kamar, dan mendorongnya keluar.
Sebelum Sahra bisa bereaksi untuk mendobrak masuk lagi, Edo sudah menutup pintu.
"Kalau begitu, setelah kamu berhasil baru kita bicarakannya lagi."
Sahra ditolak, dan merasa sedikit sedih. Namun, ketika dia berpikir bahwa tubuh Edo segar dan bersih, tidak ada bau yang tidak jelas, hatinya menjadi segar kembali.
Untuk menikmati hak istimewa memasuki daerah pribadi pria tersebut, Sahra pada dasarnya berfokus pada Safrida untuk sementara waktu.
Benar, dia bermaksud menggunakan Safrida untuk mempermainkan Frodo, kemudian dia dapat melaporkan kepada Edo.
Upaya kerja keras membuahkan hasil, hanya waktu kurang dari seminggu, Safrida sudah tidak bisa menahan diri dan mulai bertindak.
Pada hari itu, Frodo meminta supir untuk mengantarnya ke perusahaan, dan Safrida yang menunggunya di jalan, mengendarai mobil sport dan menabraknya! Langkah ini benar-benar ingin menghancurkan satu sama lain.
Sayangnya, di detik-detik terakhir, dua kendaraan off-road yang telah dimodifikasi berhenti di depan mobil Frodo. Mobil Frodo masih utuh, tetapi mobil sport milik Safrida sudah hancur total.
Safrida sangat beruntung, sehingga dia masih bisa melompat keluar dari mobil dan melarikan diri.
“Ikuti dia!” Frodo keluar dari mobil dan berteriak dengan wajah suram.
Safrida yang berjalan terhuyung-huyung perlahan kehilangan kekuatan. Ketika Safrida jatuh ke lantai, dia melihat pengejar di belakangnya dan sangat membenci, musuh yang membunuh ayahnya masih belum membayar harganya, dia tidak mau ditangkap begitu saja!
Dalam keputusasaan, sepasang sepatu kulit berwarna hitam tiba-tiba muncul di depannya. Dalam sekejap, tubuhnya ditarik ke atas, kemudian bergrak menuju gang samping!
Ketika melihat orang yang menyelamatkannya ternyata adalah Sahra, Safrida sangat terkejut. Tetapi situasi sekarang kritis, sehingga dia juga tidak bertanya dan berusaha mengikuti Sahra.
Gang-gang kecil itu meluas ke segala arah dan sangat rumit.
Sahra membawa Safrida berlari, Safrida bahkan tidak tahu di mana dirinya berada. Untuk pengejar di belakang juga kehilangan target karena gang yang seperti labirin ini.
Setelah melewati satu belokan jalan, Sahra membawa Safrida keluar dari gang. Sebuah kendaraan off-road hitam berhenti di pintu keluar, supir yang sedang menunggu melihat mereka, dan segera membuka pintu mobil.
Ketika semua orang masuk ke dalam mobil, mobil pergi dengan laju.
Setelah Safrida memastikan bahwa dirinya aman, dia menghela nafas lega dan pingsan.
Ketika melihat Safrida yang pingsan, Sahra sangat kesal. Benar saja, IQ Safrida sangat rendah, sehingga Safrida menggunakan trik seperti ini untuk membalas dendam. Jika Safrida meninggal, bukankah rencananya akan sia-sia?
Lupakan saja, dia harus mengambil inisiatif untuk membantunya.
Setelah membuat keputusan, Sahra berpikir lagi. Dia bukan tidak tahu bagaimana melakukannya, tapi ada terlalu banyak trik yang bisa digunakan, dan dia tidak bisa memutuskan harus menggunakan trik yang mana.
Di rumah sakit, Tuhan memberinya sebuah kejutan.
Ketika melihat laporan di depannya, ekspresi wajah Sahra berubah beberapa kali, dan akhirnya dia menunjukkan senyum yang berarti. Safrida dibawa ke rumah sakit untuk merawat luka, namun Safrida ditemukan hamil lebih dari dua bulan.
Sampai tengah hari keesokan harinya, Safrida baru bangun. Ketika dia membuka mata, dia melihat wajah yang dingin dan cantik.
“Sudah bangun?” Sahra duduk di kursi, ketika melihatnya bangun, dia mengubah postur tubuhnya dan menghadapi Safrida.
Safrida menatapnya dengan ekspresi yang rumit. Setelah sekian lama, dia bertanya, "Apa tujuanmu menyelamatkanku?"
“Kamu tidak terlihat bodoh sekarang, mengapa kamu tidak pakai otakmu ketika pergi mencari mati?” Setelah bersama Edo untuk waktu yang lama, keterampilan Sahra untuk menyindir orang juga meningkat.
Perkataan ini tentu saja membuat wajah Safrida menjadi pucat.
Dia tentu saja tahu bahwa bertindak seperti ini adalah ide yang buruk, tetapi keluarganya dalam masalah, ada banyak orang yang menjauhinya, dan sudah tidak ada sumber daya yang tersedia untuknya. Karena kematian ayahnya, dia enggan membiarkan pria mendekatinya, sehingga satu-satunya keunggulan dari jenis kelamin juga hilang.
Dalam situasi seperti ini, hanya ada satu cara, yaitu nyawa mengganti nyawa.
Perkataan mengalah seperti ini, ketika menghadapi mantan saingannya, Safrida yang sombong tentu saja tidak akan mengungkapkannya.
Sahra menatap wajah Safrida yang pucat, dan juga malas untuk mengetahui terlalu banyak. Dia berdiri dan tidak berbicara, dia hanya menyerahkan laporan di atas meja kepadanya.
Begitu melihat hasil laporan, Safrida membuka matanya lebar-lebar.
Kehidupan pribadinya kacau, tetapi dia sangat waspada, dan melakukan langkah-langkah keamanan yang cermat sebelum dan sesudah kesenangan. Dalam kondisi seperti ini, bagaimana mungkin dia bisa hamil?
"Karena kamu tidak bisa menemukan cara untuk membalas dendam, maka aku akan menunjukkan satu jalan untukmu." Sahra tersenyum, jarinya yang putih dan ramping memegang USB berwarna hitam dan menyerahkannya kepada Safrida: "Setelah melihat ini, kamu akan mengerti."
Setelah selesai berbicara, Sahra juga berhenti berbicara omong kosong, dia segera meninggalkan bangsal pasien.
Dia yakin mereka akan segera bertemu lagi.
Benar saja, tiga hari kemudian, Safrida langsung pergi ke vila Keluarga Junda setelah keluar dari rumah sakit.
Saat ini, vila Keluarga Junda sangat ramai, Jaydo duduk di kursi utama, Sahra dan Frodo duduk di satu sisi, dan Edo duduk di sisi lain.
“Apa yang kamu katakan?” Frodo tiba-tiba berdiri dari kursi, suara kursi ditarik keluar sangat keras dan menusuk.
Tapi tidak ada yang memperhatikan hal ini, tatapan semua orang fokus pada Safrida yang tiba-tiba muncul dan perutnya yang rata.
Safrida menarik napas dalam-dalam dan perlahan menunjukkan senyum licik: "Aku berkata, aku telah mengandung anakmu."
“Ini tidak mungkin!” Frodo menepuk meja.
Safrida juga tidak terus berbicara, dia mengeluarkan laporan dokter yang membuktikan bahwa dia telah hamil dua setengah bulan, kemudian mengeluarkan ponselnya, dan membuka sebuah video, kemudian suara mengerang serta suara air yang mesra segera terdengar.
Ini adalah video Safrida dan Frodo tidur bersama, dan di sudut atas video tersebut terdapat tanggal pengambilan video yang sangat jelas, jika dihitung dari tanggalnya, itu sepenuhnya bertepatan dengan waktu pada laporan tes kehamilan.
"Ini ..." Frodo melangkah mundur dan hampir tersandung kursi di belakangnya.
Novel Terkait
Hanya Kamu Hidupku
RenataMy Enchanting Guy
Bryan WuLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaMy Lifetime
DevinaWaiting For Love
SnowCinta Dan Rahasia
JesslynKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir