Kamu Baik Banget - Bab 82 Hadiah Buruan

Setelah memelototinya beberapa saat, melihat Edo yang tidak melakukan apa-apa, Sahra pun melihat ekspresinya dengan bersembunyi, berusaha tidak memperlihatkan pandangannya yang berharap:” Edo? Kenapa kamu masih diam saja?”

Di bawah pandangannya, Edo akhirnya melakukan sesuatu. Hanya saja yang dia lakukan adalah membuka kunci pintu kursi penumpang dan mengisyaratkan nya dengan dagunya.

“ Aa? “ Sahra kaget,

Pria itu tersenyum dengan dingin:” Turun!”

“ Tidak, Edo…” Dia bermain dengan api, Sahra hampir dibuat menangis oleh hal yang dia lakukan. Dia meletakkan mobilnya di tempat parkir rumah sakit demi menumpang mobil Edo.

Selain itu, tas, ponsel semua ada di dalam mobilnya. Jika dia turun dari mobil, bukankah dia hanya bisa pulang dengan berjalan kaki?

Namun, Edo yang berhati keras ini bukanlah orang yang bisa dipengaruhi hanya dengan wajah menangis. Dia menaikkan alisnya, bibirnya membentuk busur yang ketat:” Masih tidak turun?”

Melihat ekspresinya ini tidak ada jalan untuk kembali.

Sahra terus memandangnya dengan dalam, pundaknya pun akhirnya turun. Dia menggeser badannya dengan perlahan, dengan perlahan membuka pintu mobil dan menggerakkan badannya dengan kecepatan seekor kura-kura.

Dia berharap pria ini akan berubah pikiran, namun dia menemukan hingga kakinya akhirnya jatuh ke tanah, pria di belakangnya masih tidak mengatakan sepatah katapun.

Edu sangat sabar, ketika dia sudah turun dari mobil, dibawah pandangan Sahra dia mengulurkan tangan dan menutup pintu

“ Bam!”

Ketika pintu itu ditutup, mobil itu pergi dengan tidak berperasaan. Meninggalkan Sahra yang berdiri di tempat dengan wajah yang hitam terkena asap knalpot.

Menginjakkan kakinya dengan marah, memastikan mobil itu tidak mungkin kembali, Sahra baru dengan tidak ada pilihan menarik pandangannya. Merapikan rambut, kembali menaikkan pandangannya, dia kembali menjadi bunga kaolin yang tidak bisa didekati.

Setelah melihat ke sekeliling nya dengan perlahan, memastikan jarak dari sini ke kediaman keluarga Junda hanyalah sepuluh menit, dia baru melangkahkan kakinya. berjalan dengan anggun, tidak seperti wanita yang baru saja diturunkan di tengah jalan, namun lebih seperti orang yang sedang berjalan-jalan santai.

Ketika tiba di villa kediaman keluarga Junda, ternyata melihat mobil Edo yang baru saja dikendarainya di depan pintu. Memandangnya singkat dengan sedih, dia baru melangkahkan kaki memasuki ruang tamu.

Tidak disangka di dalam ruang tamu cukup ramai.

Frodo dan Layra duduk di sisi sofa, sementara Edo duduk di sisinya yang lain, membuat dua sisi yang berhadapan. Tidak peduli Frodo ataupun Edo, wajahnya terpancar senyuman, namun pandangan mata mereka seakan sedang berkelahi.

“ Kak, bagaimana belakangan ini sangat santai, apakah perusahaan akan bangkrut?” Senyuman Frodo terlihat sangat hangat dan harmonis, namun pandangannya terpancar kemarahan yang bisa memotong seperti pisau, yang menggores ke arah Edo .

Orang ini sudah jelas tahu dia membawa Layra untuk meminta ampun kepada Sahra, namun masih sengaja berhenti disini, seakan sudah jelas ingin menertawakannya!

Edo tersenyum, namun dalam pandangannya terlihat kebencian yang malas untuk dia sembunyikan dan berkata:” Masih belum bangrut, hanya saja dengan susah payah akhirnya bisa melihat pacar kesayangan yang kamu sembunyikan, sehingga aku harus melihatnya.”

Walaupun dia mengatakan seperti itu, namun dia tidak memandang Layra sama sekali, sudah jelas terpancar penghinanan di matanya.

Wanita separuh baya seperti ini hanya Frodo seoranglah yang menyukainya.

Apa yang dia pikirkan dalam hatinya, terlihat jelas di wajah Edo.

Tidak hanya Layra yang dihina menjadi marah, bahkan wajah Frodo pun terlihat tidak enak. Frodo menyukai wanita paruh baya adalah satu hal namun tidak boleh jika dikatakan oleh orang lain.

Dia mengepalkan tinjunya hingga berbunyi, dengan rona wajah tersembunyi:” Tidak salah jika kakak penasaran. Bagaimanapun kakak sudah menjomblo beberapa tahun, ini adalah hal yang sulit dilakukan oleh pria biasa.”

Sahra bersama dengan Edo selama tiga tahun, dalam tiga tahun itu di sisi Edo tidak ada wanita yang dekat dengannya. Karena Sahra menyembunyikan dan tidak ada yang mengetahuinya, orang luar akan mengira bahwa dalam beberapa tahun terakhir Edo tidak memiliki kekasih.

Frodo mengatakan ini secara jelas untuk mengisyaratkan bahwa kemampuan seksual Edo tidak baik. Demi memperdalam maksud perkataannya, dia dengan sengaja menunjukkannya dengan melihat ke arah celana Edo.

Hanya sebelum melihat jelas, di depan pandangannya muncul sebuah bayangan.

“ Sahra?” menutupi pandangannya, Sahra yang baru saja berjalan pulang.

Sahra menganggukan kepala kepadanya, melihat singkat ke arah matanya, baru dengan perlahan duduk di sisi sofa yang lain. Sebelum pergi dia masih memberikan pandangan yang penuh arti kepada Edo.

Tidak ada orang yang lebih mengetahui seberapa hebat Edo selain dia!

Sayangnya, Edo seakan tidak merasakan pandangan itu, wajahnya terlihat kosong.

Hati Sahra terasa sedikit kecewa, pandangannya yang melihat kearah Layra secara otomatis bercampur dengan kemarahan yang tidak bisa dilampiaskan.

Karena posisi duduk yang dia pilih, pada saat ini terbentuk tiga pilar di ruang tamu ini.

Frodo merasa ada yang tidak benar, bagaimanapun Sahra adalah istrinya yang resmi, dirinya tidak bisa menunjukan di hadapan Edo bahwa hubungan mereka berdua tidak baik. Namun posisi duduk ini dipilih oleh Sahra, dia pun tidak bisa berkata apapun.

Bagaimanapun di sisinya duduk wanita simpanannya.

Sahra yang duduk di depannya sudah menunjukan dalam ratusan kilometer tidak bisa menemukan "istri yang baik".

Demi memperjelas sikapnya, dia memandang Layra dengan dingin, dengan suara yang memerintah dan berkata:” Berlutut!”

Terlihat keengganan yang terpancar di mata Layra, namun dia dengan menggertakkan gigi bergerak ke depan Sahra, merendahkan tubuhnya dan berlutut.

Kerjasama seperti ini justru membuat Sahra mengerutkan kening. Namun jarak dengan Layra sangat dekat, dia baru bisa melihat jelas bekas tamparan di wajahnya.

Siapa yang menamparnya, tidak perlu dikatakan sudah jelas diketahuinya.

Pandangannya mengarah ke Frodo, dia menggerakkan bibirnya. Demi membuatnya senang, Frodo dengan tega mendorong keluar wanita yang sudah bersamanya beberapa tahun terakhir ini.

“ Sahra, saat ini orangnya sudah disini, apa yang kamu ingin lakukan terserah kamu.” Karena sudah pada tahap ini, Frodo sama sekali tidak menyamarkan sikap yang harus dia ambil.

Sahra menganggukan kepala, pandangannya beralih dan tertuju pada Layla.

Walaupun berlutut di hadapan Sahra, namun ekspresi wajah Layra dipenuhi dengan penghinaan. Dia menggertakan giginya, mengedipkan matanya, walaupun tidak mengangkat kepala, namun Sahra masih bisa melihat rasa benci dan keganasan dari dalam matanya.

Hanya saja , dia sudah tidak peduli.

Jemarinya mengetuk meja teh dengan ringan, Sahra mengelus dagunya, seakan sedang berpikir dengan serius bagaimana melampiaskan emosi ini.

Di masa tunggu yang hening ini, tubuh Layra menjadi erat, dia sama sekali tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Sahra, penungguan tanpa tahu apa yang akan terjadi seperti ini membuat orang sangat menderita.

Walaupun Frodo sebelumnya sudah berjanji, masalah ini tidak akan terjadi terlalu parah, namun ketika memikirkan apa yang sudah dia lakukan sebelumnya kepada Sahra, apa yang akan dilakukan olehnya untuk membalas dendam adalah hal yang sulit untuk dikatakan.

Seiring dengan waktu yang bergulir, tidak hanya Layra, bahkan Frodo pun tidak bisa menahan nafas dan sedikit bergerak di atas sofa.

Gaya duduk.

Setelah dengan puas merasakan bagaimana rasanya menjadi binatang buas yang mengejar mangsanya, Sahra akhirnya dengan baik hati, jari yang mengetuk di atas meja berhenti. Pada saat itu, Layra dan Frodo melihatnya secara bersamaan.

Novel Terkait

Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu