Kamu Baik Banget - Bab 14 Keterlaluan
Sahra menegang dan melihat Edo dari pelukan Jenny. Saat pria itu melakukan kontak dengan matanya, dia mengerutkan sudut mulutnya, sedikit bahagia melihat orang dalam kesulitan.
Sahra menggigit bibir bawahnya dan menurunkan matanya, hanya saja pipinya agak masam.
“Bukannya aku sudah memberitahumu bahwa itu alergi?” Jenny memelototi Safrida dan berbicara dengan nada tidak senang “Kepala Sahra bengkak seperti kepala babi, mulutnya seperti sosis tidak bisa mengatakan apa-apa dan bintik-bintik di lehernya yang membuatnya semakin jelek. Kita semua adalah wanita. Bisakah kamu menjaga sedikit moralitas untuk orang lain?”
“Begitu serius?” Safrida tidak takut padanya sama sekali, malahan bersimpati “Kalau begitu, hotel memiliki dokter keluarga. Ini tidak bisa ditunda. Ikutlah denganku, biarkan dokter memeriksanya?”
“Hey, kamu jangan keterlaluan!” Jenny marah, cemberut dan berkata dengan dingin “Kamu ingin orang melihat Sahra seperti ini, kan? Apa yang yang ada di pikiranmu? Awas, aku ingin membawanya ke rumah sakit!”
“Kamu…” Safrida masih ingin berdebat.
Jaydo menyelanya dan berkata dengan peringatan di matanya “Safrida, jangan main-main. Nona Lubis, maaf menyusahkanmu, kalian pergi ke ruma
h sakit dulu.”
Jenny tersenyum dan menyipitkan mata pada Safrida. Safrida mengerutkan mulutnya dan tatapannya sangat marah, tapi karena Jaydo, dia tidak berani berbicara lebih banyak.
Sahra menundukkan kepalanya dan pergi di bawah perlindungan Jenny. Ketike melewati Edo, Edo mendengus ringan dan tatapannya mengejek.
Kepala Sahra semakin menunduk.
Interaksi antara mereka berdua tidak diketahui orang lain, tapi Safrida melihatnya. Dia menggertakkan giginya dan tiba-tiba mengulurkan kakinya ketika Sahra lewat!
Sahra tidak ada persiapan sama sekali. Pada saat jatuh, refleks terkondisi yaitu berteriak. Tapi ketika dia memikirkan bahwa ada sesuatu di mulutnya, dia berhenti tiba-tiba, malahan dia menelannya ke perutnya.
Mati!
Hanya ada kata itu di benaknya. Dia mengangkat matanya dengan takut. Seperti yang diduga, Edo mematikan puntung rokok di tangannya, matanya dingin. Di bawah tatapannya yang suram, wajah Sahra menjadi pucat dan tubuhnya bergetar tanpa sadar.
“Sahra, apakah kamu baik-baik saja?” Saraf motorik Jenny yang berkembang dengan baik, memeluk Sahra tepat waktu. Ini menyelamatkannya dari jatuh di depan umum.
Sahra menggelengkan kepalanya tanpa suara, dia masih tetap menundukkan kepalanya.
Hati Jenny menjadi tenang dan detik berikutnya dia menusuk hidung Safrida dengan jarinya “Kamu sengaja melakukannya, bukan? Safrida, dasar wanita jalang, aku…”
Sebelum selesai berbicara, Sahra menarik lengan bajunya dan pergi.
Meskipun Jenny marah, tapi karena tindakan Sahra, dia tidak bisa tidak mengikutinya pergi.
Sampai duduk di dalam mobil, dia masih berkata dengan nada marah “Apa yang kamu lakukan, Safrida sengaja melakukannya, kamu masih begitu bisa menahannya?”
“Dia sengaja membuatmu bertengkar dengannya. Semakin lama aku tinggal di sana, aku akan semakin berbahaya. Mereka mungkin melihat bekas di leherku.” Sahra tahu benar tentang trik Safrida.
Jenny mengedipkan matanya dan berkata “Kamu sudah bisa berbicara?”
“…” Sahra menyentuh bibirnya, merasa hidup tidak ada artinya “Aku juga tidak ingin bisa berbicara, nanti pulang akan bermasalah.”
Jenny tentu saja tidak mengerti kata-kata ini, dia mendekati leher Sahra dan melihatnya. Jenny menarik kembali matanya, suaranya seperti gosip “Apakah kamu selingkuh dari suamimu?”
“Siapa yang memberitahumu bahwa aku punya suami?” Sahra mengerutkan kening ketika mendengar sebutan ini.
Mata Jenny membelalak “Hey, kamu bukannya sudah menikah dengan Frodo!”
“Dia bukan suamiku.” Dibandingkan dengan kegembiraannya, ekspresi Sahra lebih tenang. Dia bersandar di kursi kulit, ekspresinya berkedip-kedip di bawah lampu jalan.
“Kamu…”
“Apakah dia sudah menjadi suamiku, jika hanya mengadakan upacara pernikahan?” Sahra tahu apa yang dia maksud, tapi dia tidak menyembunyikannya.
Jenny tiba-tiba menyadari “Kalian belum registrasi pernikahan… kamu sengaja melakukannya!”
Dia mendekati Sahra, nadanya sangat pasti.
“Aku pernah berkata, jika aku menikah, kamu akan menjadi pengiring pengantin.” Dan pernikahan kemarin, dia bahkan tidak mengundang Jenny. Sahra berkata dengan nada mengejek “Selama bisa memanfaatkan Keluarga Azari, Frodo tidak akan memperhatikan masalah sekecil itu sama sekali.”
“Kenapa kamu melakukan ini?” melihat sisi wajahnya, ekspresi Jenny sedikit rumit.
Dia adalah satu-satunya yang tahu tentang Sahra dan Edo. Karena dia terlalu tahu, jadi ketika dia mendengar bahwa Sahra dan Frodo telah menikah, dia terkejut sampai dagunya jatuh ke lantai.
Ekspresi bingung sesaat. Ketika Sahra hendak berbicara, tiba-tiba cahaya putih yang menyilaukan datang tepat di depannya!
Suara rem terdengar.
Setelah suara rem yang tajam, kepala Sahra terbentur bagian belakang kursi depan dengan keras.
“Shit!” Jenny juga menjadi pusing setelah terbentur, ketika sudah sadar, dia memarahi “Bajingan mana, bisakah dia mengemudi?”
Setelah berbicara, dia membuka pintu dengan marah untuk membalas dendam.
Tangan Sahra menahannya, wajahnya pucat seperti hantu di bawah cahaya putih.
Jenny ketakutan “Sahra, ada apa denganmu?”
Sahra tidak berbicara, tapi menatap ke depan dengan bingung. Jenny tidak mengerti, dia melihat ke depan, matanya melebar.
Yang menghentikan mereka adalah sebuah mobil Bentley hitam, pintu terbuka, seorang pria turun dari kursi pengemudi. Dia dengan santai bersandar di pintu mobil, mengambil sebatang rokok dan menyalakannya.
Dia melihat mobil mereka, pandangannya tertuju pada Sahra.
“Edo!” ekspresi Jenny lebih panik daripada Sahra “Apa yang ingin dilakukan pria ini!”
Sahra memalingkan matanya dengan canggung, tidak berani menatap langsung ke pria itu. Dia mengerutkan bibirnya dan berkata dengan suara rendah “Aku turun sebentar.”
“Jangan!” Jenny segera menghentikannya dan panik “Mungkin dia akan membunuhmu!”
Meskipun tidak tahu apa yang terjadi di antara mereka berdua, tapi masalah Sahra menikah dengan Frodo, pria yang menakutkan seperti Edo pasti tidak akan membiarkannya pergi!
Semakin dia memikirkannya, semakin cemas. Jenny menggertakkan gigi “Supir, melewatinya!”
“Tidak perlu.” Sahra menggelengkan kepalanya, menepuk pundak Jenny dan berkata “Tidak apa-apa, aku keluar sebentar, aku akan kembali mencarimu.”
“Tapi…” Jenny masih khawatir, tapi Sahra sudah membuka pintu mobil dan turun.
Sebenarnya, Sahra juga sama sekali tidak tenang. Semakin dekat dengan pria itu, ujung jarinya semakin bergetar.
Berdiri di depan pria itu, dia menggigit bibir bawahnya dan bahkan tidak berani mengangkat kepalanya.
Edo mengangkat kelopak matanya yang tipis dan menatapnya dari atas ke bawah. Tangannya yang memegang rokok dengan santai bersandar di pintu mobil, tangannya yang lain mengangkat dagunya “Buka mulutmu.”
Mengetahui apa yang dia maksud, Sahra menutup matanya dengan ketakutan dan bulu matanya sedikit bergetar. Dia menelan ludahnya dan mencoba menjelaskan “Aku tidak sengaja, aku tidak sengaja menelannya karena tersandung.”
“Aku menyuruhmu membuka mulut.” Nada suara pria itu masih sangat tenang, tangan yang memegang dagunya dengan lembut mengusapnya dua kali.
Sahra gemetar lagi karena sentuhan dingin itu. Dia mengambil napas dalam-dalam dan perlahan-lahan membuka mulutnya.
Tentu saja tidak ada apa pun di dalam.
Edo melepaskannya, menghisap rokok dan menyilangkan tangannya di dadanya “Sepertinya kamu menganggap kata-kataku sebagai angin.”
Novel Terkait
Pria Misteriusku
LylyCinta Yang Terlarang
MinnieMy Greget Husband
Dio ZhengHis Soft Side
RiseDoctor Stranger
Kevin WongKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir