Kamu Baik Banget - Bab 86 Menguping
Mendengarkan suara yang membosankan ini, Sahra juga tidak ingin tinggal di sini lagi. Tapi Frodo ini juga luar biasa, apa yang terjadi kemarin tidak meninggalkan bayangan psikologi padanya, dan dia hari ini masih bisa melakukan hal seperti itu dengan Layra?
Tidak tahu apakah metode Layra yang terlalu bagus, atau Frodo yang terlalu luar biasa.
Tepat ketika Sahra ingin pergi, suara di kamar tiba-tiba berhenti. Sahra mengangkat alis, dia tahu itu sudah berakhir.
"Frodo ..." Kemudian terdengar suara manja Layra yang bisa membuat orang merinding ketika mendengarnya, "Aku masih mau ..."
Begitu mendengarkan nadanya ini, sangat jelas Layra masih belum puas.
Sahra tidak tahu bahwa obat tersebut begitu kuat. Tapi tidak heran juga, ini adalah obat yang Jenny berikan kepadanya untuk menyapa Layra, berdasarkan kepribadian Jenny, dia pasti akan mempermalukan Layra, jadi obatnya tidak mungkin tidak kuat.
Namun, ketika Edo mencambuk Sahra, Sahra tidak berdarah, sehingga efek dari obat tidak dapat menembus ke dalamnya, sehingga efek obat Sahra jauh lebih rendah daripada Layra.
Suara Frodo juga terdengar dari dalam, suaranya membawa napas berat, sangat jelas dia terlalu banyak berolahraga, dia beristirahat sejenak, kemudian berkata dengan suara serak: "Kita istirahat sebentar."
Jangan-jangan Frodo telah diperas kering?
Sahra menertawakannya dengan bahagia.
“Semua ini dikarenakan wanita jalang itu, brengsek!” Meskipun Layra masih belum total menghilangkan efek obatnya, tetapi dia sudah jauh lebih rasional daripada kemarin. Ketika berbicara tentang Sahra, dia menggertakkan gigi, dan nada suaranya terdengar seolah-olah dia ingin memakan daging dan merobek kulit Sahra.
Kali ini Frodo tidak mengatakan apa-apa.
Dilihat dari penampilannya, dia juga membenci Sahra.
Sahra yang sedang menguping hampir tertawa.
Layra hampir menginginkan nyawa Sahra dan Edo, dan Layra juga dikirim oleh Frodo, Frodo masih berkata bahwa sesuka hati Sahra untuk melampiaskan amarah, ini hanyalah hukuman kecil, dan sekarang mereka berdua sama-sama menyalahkannya dan menghitung masalah ini padanya?
Sangat tidak masuk akal.
Layra melihat bahwa Frodo tidak membantah, dan dia menjadi lebih berani: "Kali ini wanita jalang itu begitu menjebakku, aku harus membalas dendam!"
“Kamu jangan menimbulkan masalah lagi!” Jika dibandingkan dengan Layra, Frodo masih lebih pintar: “Masalah ini baru saja berlalu, kamu jangan menimbulkan masalah untukku lagi. Jika kamu menyinggungnya, aku yang akan mengalami rugi besar! Kita tidak berbicara tentang bagaimana Ayah akan menghukumku, jika aku kehilangan Keluarga Azari, apakah aku masih bisa bertanding dengan kakakku? "
"Tetapi ..." Layra masih merasa tidak puas dan ingin berdebat.
Frodo langsung memotong pembicaraannya: "Tidak ada tetapi! Sekarang Kakakku telah kehilangan dukungan Keluarga Asnawi, selama aku menguasai Keluarga Azari dengan baik, apakah kamu tidak tahu apa keuntungan yang akan aku dapatkan di masa depan? Jangan menimbulkan masalah lagi, bagaimanapun juga kali ini memang kamu yang menimbulkan masalah!"
"Aku melakukan hal tersebut untuk kebaikanmu juga!" Layra merasa sedih, dan suaranya juga membawa nada menangis: "Kamu masih galak padaku, aku telah dipermainkan oleh wanita jalang itu, apakah aku tidak boleh memarahinya?"
Hanya dengan beberapa kata dan sedikit air mata, Frodo segera berlembut hati.
Setelah membujuk untuk waktu yang lama, Frodo baru berkata, "Singkatnya, bersabarlah untuk sementara waktu, aku akan membalas dendam untukmu ketika waktunya tiba, oke?"
"Baik……"
Ketika mendengarkan nada suara Layra, Sahra tertawa dingin, baik? Itu tidak mungin.
Nada suara Layra tersebut sangat jelas ingin segera membalas dendam padanya! Hanya Frodo yang bodoh, yang tidak bisa mendengar nadanya tersebut.
Menguping pembicaraan mereka sudah cukup sampai di sini saja, dan Sahra kembali ke kamar tidurnya.
Balas dendam Layra sudah berada di dalam dugaannya, dan dia tentu saja tidak peduli, sejak dia memutuskan untuk memberi Layra sebuah pelajaran, dia sudah siap untuk diserang balik.
Hanya saja dia tidak sepenuhnya menghancurkannya, sehingga masalah ini menjadi sedikit ribet.
Setelah kembali ke kamar tidur, Sahra melihat waktu, sekarang sudah sore hari, setelah dia berpikir-pikir, dia menelepon Jenny.
Dia pertama-tama berbicara tentang Layra, dan Jenny sangat bahagia ketika mendengarnya.
"Sayang sekali aku tidak ada di sana, sehingga aku melewatkan pertunjukan besar ini!" Nada suaranya terdengar sangat menyesalinya.
Sahra merasa lucu, dia duduk di tempat tidur: "Bagaimana kabar Safrida?"
“Hari ini adalah upacara pemakaman ayahnya.” Jenny berhenti, dan berkata dengan nada aneh: “Apakah Edo membantunya mengurus masalah ini? Aku tadi melihatnya di upacara pemakaman.”
Sahra mengerutkan kening dan berkata ‘em’, yang berarti dia tahu tentang masalah ini.
Jenny merasakan ketidaksenangan temannya, sehingga dia tidak berbicara tentang masalah tersebut lagi.
“Upacara pemakaman sudah selesai, Safrida seharusnya sudah mulai bertindak.” Sahra memegang dagunya, dia mengesampingkan kecemburuannya untuk sementara waktu, dan mulai memikirkan hal serius.
Sahra masih ingin mempermainkan Frodo, apakah dia perlu menggunakan tangan Safrida?
Jenny mendengar apa yang Sahra katakan, dan terus berkata: "Bagaimanapun juga, Ayahnya meninggal karena Frodo, berdasarkan sifatnya itu, dia pasti akan membalas dendam. Tapi dia tidak punya otak, haha, jika dia ingin membalas dendam sendiri, belum tentu bisa berhasil. "
Jenny mengatakan bahwa Safrida tidak punya otak, itu juga merupakan kesimpulan dari hasil perbandingan. Alasan mengapa Safrida meninggalkan kesan tidak punya otak pada Jenny adalah karena Safrida tidak pernah menang melawan Sahra.
Dan juga karena alasan ini, Sahra lebih curiga terhadap isi otak Safrida.
Jika Sahra ingin Safrida membantunya mempermainkan Frodo, maka sepertinya Sahra perlu membantunya.
Oleh karena itu, Sahra berkata kepada Jenny: "Kamu membantuku mengamatinya, ini adalah senjata yang bagus untuk melawan Frodo, kamu jangan membiarkannya mati."
Berdasarkan pemahamannya terhadap Safrida, Safrida benar-benar bisa sangat mudah membiarkan dirinya sendiri mati sebelum membalas dendam, semoga kematian Hotman bisa membuatnya menjadi lebih pintar.
“Baik, aku tahu.” Jenny langsung menjawab.
Sahra sekarang merupakan belalang di tali yang sama dengan Frodo di permukaan, sehingga untuk menangani Frodo, Sahra tentu saja perlu menggunakan orang lain. Safrida, yang memiliki dendam atas pembunuhan ayahnya, tentu saja adalah pisau paling tajam, dan Sahra tentu saja harus melindungi pisau ini.
Namun, Jenny masih tidak mengerti: "Sahra, apa yang ingin kamu lakukan?"
Saat ini, Safrida tidak punya apa-apa, dan apa yang bisa dia lakukan sangat terbatas.
"Aku belum memikirkannya." Sahra berkata dengan jujur, tetapi dia dengan cepat berkata: "Nanti akan ada jalannya."
Setelah mengobrol sebentar dengan Jenny, mereka hendak menutup telepon.
Sebelum menutup telepon, Sahra tiba-tiba teringat sesuatu, dia buru-buru berkata: "Aku beritahu kamu, cambukmu kehilangan dua."
“Ah? Yang dipakai Layra aku tidak mau lagi, tapi yang satu lagi ke mana?” Jenny sedikit bingung.
Sahra terdiam, kemudian dia berkata dengan nada tegas: "Kamu jangan peduli begitu banyak, yang penting sudah hilang."
Setelah selesai berbicara, Sahra menutup telepon dan tidak memberi Jenny kesempatan untuk bertanya lagi.
Yang satu lagi, tentu saja sudah dihancurkan oleh Sahra. Meskipun gagang cambuk tidak pernah digunakan, tetapi cambuk itu telah mengenai tubuhnya, dia tidak ingin melihat cambuk itu lagi dalam seumur hidupnya.
Hanya memikirkannya saja sudah membuat Sahra menggigil.
Ketika Edo kembali di malam hari, begitu dia membuka pintu kamar, dia langsung diserang, dia secara refleks ingin membuang orang tersebut, ketika dia mencium aroma yang akrab, dia menarik kembali tangannya.
Novel Terkait
Kamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir