Kamu Baik Banget - Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati

“Bisa tidak, kamu jangan tertawa hingga begitu gila!” Baru saja ditakuti, lalu melihat Sahra tertawa dengan anehnya, Jenni tidak bisa menahan diri menggosok tangannya yang merinding.

Sahra meliriknya sekilas, rasa tidak suka yang tidak disembunyikan sama sekali. Siang bolong begini, apa yang perlu ditakutkan?

Menyimpan ponsel kembali ke dalam saku, dia berdiri dan merapikan lipatan bajunya, bersikap anggun: “Aku pulang dulu, lain kali baru janjian lagi.”

“Hei, hei!” Jenny segera bangkit, nada bicara tidak puas: “Kamu masih belum memberitahuku, siapa yang begitu minta dihajar membuat lelucon jahat seperti ini?”

“Orang yang tidak ada kerjaan, tidak perlu dipikirkan.” Dalam hati Sahra sudah ada kesimpulan, tapi tidak ingin membiarkan teman baik khawatir, hanya berkata dengan acuh tak acuh untuk menjawabnya.

Melihat sikapnya yang hanya asal jawab saja, Jenny sangat tidak puas, tentu tidak akan membiarkan dia pergi.

Keduanya berdiri di depan pintu sambil tarik menarik, tidak jauh dari sana, seorang pria yang berpenampilan seperti kurir sedang menuju ke sini menggunakan sepedanya. untung saja Sahra gesit,

menarik Jenny mundur ke belakang sehingga tidak tertabrak jatuh ke tanah.

Kurir itu tidak mengucapkan sepatah kata pun, memegang erat pegangan sepeda langsung menambah kecepatan dan pergi.

“Hei, menabrak orang masih tidak minta maaf, orang macam apa!” Jenny sangat tidak puas, penuh amarah memarahinya, begitu menundukkan kepala langsung melihat di kaki Sahra ada sebuah kardus: “Sahra, apa ini?”

“Kurir itu barusan menjatuhkannya.” Ekspresi Sahra datar sekali, mata bersinar ketika melihat kotak itu, tidak berniat menunduk untuk memungutnya.

Malahan Jenny yang lebih gesit, Sahra masih belum sempat menghentikannya, dia sudah membungkuk dan memungutnya, sambil berteriak ke arah kurir: “Hai, barangmu jatuh!”

Baru saja menyentuh kotak itu, masih belum mengangkatnya barang yang ada di dalam sudah jatuh.

“……”Jenny mempertahankan postur membungkuk, seluruh tubuhnya kaku.

Itu adalah sebuah lengan, kuku yang putih kebiruan, daging yang pucat, masih ada noda darah di bagian yang terpotong.

“Ah--” Jenny berjerit, seketika melompat sejauh tiga kaki: “Ini, ini adalah……”

Mulutnya gemetaran, bahkan kata-kata yang diucapkan juga tidak bisa lengkap.

Sahra menjongkok, ternyata mengulurkan tangan memungut potongan lengan itu, kemudian diletakkan ke dalam kardus, sekalian menutup kardus dengan baik. Jenny melihat tindakannya, tidak bisa menahan diri untuk menelan air liur.

Melihat tampangnya yang begitu ketakutan, Sahra merasa lucu, “Ini palsu punya, di letakkan di sini untuk menakuti orang lewat.”

Setelah memastikan kardus sudah ditutup dengan baik, dia berjalan ke samping dan membuang barang itu ke dalam tong sampah. Masih belum membalikkan badan, satu tubuh hangat langsung medekat ke punggungnya, suara sangat kuat: “Sebenarnya siapa yang sedang mempermainkanmu!”

Jenny berkata sambil mengertakkan gigi, sama sekali tidak memberi dia kesempatan untuk asal menjawab.

Tahu sudah tidak bisa dihindari, Sahra hanya bisa jawab dengan jujur.

Mendengar dia selesai bicara, Jenny mengerutkan kening, “Layra? Wanita itu benar-benar orang gila!”

Sahra tidak menjawab, email yang dikirimkan oleh Layra Vermes tersimpan informasi pengirim, dan pengirim di kotak ekspres barusan, dia sama sekali tidak bermaksud menyembunyikannya. Jelas sekali ini adalah respon dari provokasi dia sebelumnya, mereka berdua tidak akan berhenti jika belum ada yang mati.

Melihat dia tidak terlalu peduli, Jenny tidak bisa tidak mengingatkannya: “Lebih baik akhir-akhir ini kamu lebih berhati-hati, tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh wanita itu!”

Jika hanya membuat lelucon jahat yang tidak membahayakan maka tidak masalah, takutnya dia seperti anjing gila yang terus mengigit orang.

“Hanya dengan otaknya itu, untuk apa aku takut padanya?” Nada bicara Sahra datar sekali, sungguh tidak terlalu mengkhawatirkannya.

Jenny sangat tidak setuju: “Orang semacam ini baru berbahaya, tidak menggunakan otak dalam melakukan sesuatu juga tidak peduli dengan konsekuensi, sangat tidak masuk akal dalam bertindak.”

“Sudahlah, sejak kapan kamu berubah menjadi begitu bawel?” Sahra mengolok-olok teman baiknya, barulah masuk ke mobil dan pulang.

Jenny melihat dia pergi mengendarai mobil, tetap berteriak di belakangnya: “Lebih baik kamu lebih berhati-hati, tahu tidak!”

Melihat sejenak di kaca spion, Sahra merasa lucu sambil menggeleng.

Tiba di villa keluarga Junda sudah sore, dia melihat waktu pulangnya, berpikir ingin membuatkan makan malam untuk Edo atau semacamnya. Tidak menyangka baru saja berjalan masuk aula utama, orang yang terus berada dalam benaknya duduk di atas sofa.

“Yiii, Edo, kamu sudah pulang!” Seketika matanya bersinar, penampilan lesu sebelumnya langsung menghilang begitu saja, berlari kecil ke hadapan pria, senyuman di wajah bersinar hingga tidak bisa ditatap langsung.

Edo menoleh ke sini, hanya merasa di belakangnya bertambah satu ekor panjang. Ekor berbulu itu berkibar mengikuti matanya yang berkilau.

Tidak tahu apakah terprovokasi karena pertunangannya, sebelumnya Sahra sangat imut dan ceria di hadapannya, berusaha menyanjung dengan hati-hati. Tapi dua hari ini, mendadak berubah menjadi anjing serigala besar yang suka menggoyangkan ekor, sangat lengket pada orang dan suka buat onar, seperti takut dia tidak bisa melihat dirinya yang sebesar itu.

Sahra tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, hanya melihat tatapan matanya tertuju pada dirinya, senyuman juga jauh lebih lebar, semakin mirip seekor anjing bodoh yang menyenangkan tuannya.

Melihat tampangnya yang tersenyum lebar, ekspresi Edo sedikit tergerak, sedikit berniat jahat: “Safrida mengatakan akan ke sini, aku secara khusus pulang untuk menunggunya.”

Kata-katanya baru terucapkan, wanita di depan yang tersenyum secerah bunga matahari seketika berubah jadi kaku. Senyuman sedikit demi sedikit memudar, tapi malah harus menahannya, bagian sudut mata dan ujung alis juga berkedut karena menahan diri.

Senyumannya bahkan lebih buruk dibandingkan tidak tersenyum, Edo malah sangat nyaman melihatnya.

“Benarkah?” Sahra memaksakan diri mempertahankan senyuman di wajahnya, bola mata malah beralih ke sisi lain, melihat ke segala arah: “Bukankah biasanya kamu selalu bisa membedakan antara pribadi dan publik, masih bisa secara khusus pulang lebih awal untuk menunggu orang?”

“Dia berbeda.” Edo merasa geli dengan ekspresi di wajahnya, terdapat rasa puas yang jahat.

Menelan air liur, dia malah sengaja tidak mengatakan di mana bedanya Safrida.

Oleh karena itu, di dalam benak Sahra menambahkan lagi, letak berbedanya Safrida adalah dia akan menjadi tunangan Edo.

Sebuah rasa cemburu yang kuat langsung terlihat dengan jelas. Rasa cemburu ini terlalu kuat, sepasang matanya indah terdesak hingga memerah di sudut matanya.

Takut pria akan melihat jelas rasa cemburunya ini, tubuh Sahra agak tidak nyaman mundur sedikit ke belakang.

“Oh.” Dia mengiyakan, kepala hampir terkulai ke lantai.

Dia menundukkan kepala melihatnya, dan tidak melihat kilatan cahaya di mata dinginnya. Sudah begitu lama, dua hari ini dia adalah Sahra yang paling dikenal oleh Edo.

Selama tiga tahun mereka bersama, di hadapannya Sahra selalu berpenampilan seperti ini.

Bukan nona besar keluarga Azari yang mulia, cerdas dan dingin di hadapan orang-orang, juga bukan Sahra yang penakut, pemalu, dan penuh kebimbangan di belakang orang.

Dia yang saat ini, ternyata sesaat membuat dirinya merasa kembali ke tiga tahun lalu yang hanya ada mereka berdua.

Tapi ini hanya sesaat saja, setelah mata hitam kembali tenang, rasa dingin di bawah matanya semakin mendalam, samar-samar terdapat ejekan dan kekasaran.

Novel Terkait

Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu