Kamu Baik Banget - Bab 10 Tidak Belajar Patuh
"Aku tidak..." bantah Safrida ketika mendengar ini. Air matanya berlinangan sambil menatap Edo. Karena merasa sedih dan tersudut, dia memanyunkan bibirnya “Kakak yang jatuh sendiri, lalu aku ingin memapahnya berdiri, tapi siapa juga yang tahu, dia tiba-tiba melukaiku.”
“Mulutmu itu benar-benar berbahaya ya, padahal jelas-jelas kamu yang ingin melukaiku!” kata Sahra dengan sangat marah. Walaupun tubuhnya tidak bisa bangun, tapi dia menunjuk-nunjuk ke Safrida yang ada di depannya “Aku bisa jatuh begini juga karena kamu dengan sengaja...”
“Diam!” Edo menghela napas dingin, dia pun melepaskan Safrida lalu berjalan menuju Sahra. Dia menatap Sahra dari atas ke bawah, tatapan matanya bahkan semakin berbahaya "Jika tidak memakai seragam, orang pasti akan lupa status dan tugasnya ya?”
“Seragam itu, kotor..” Kata Sahra menggigit bibirnya dan menjelaskan dengan canggung.
Tatapan mata pria itu terasa begitu dingin, dia menarik leher Sahra untuk bangun dari lantai!
Dia berjuang melawan tapi tidak berguna, pria itu dalam beberapa gerakan saja langsung menelanjanginya.
“Kotor? Apa seragammu bisa lebih kotor darimu?” ucapan ini begitu kejam dan dingin, dia tanpa belas kasihan mendorong Sahra yang tak memakai baju sama sekali ke lantai kayu “Karena tidak mau pakai, kedepannya lebih baik terus seperti ini saja. Tidak usah memakai apapun.”
Tubuh yang telanjang bulat di bawah sinar cahaya siang, Sahra merasa malu dan marah. Dia secara refleks langsung menutupi depan dadanya dengan kedua tangannya. Lalu, dia berjongkok meringkuh di lantai.
"Edo!"
Panggilnya, sambil melotot tajam ke pria di depannya dengan mata besarnya.
“Kenapa? Apa kamu masih ingin aku membawakanmu rantai anjing?” Edo menundukkan kepala menatapya dengan tatapan mata yang dingin sekali.
Sahra merapatkan bibirnya, lalu mengulurkan tangan mencoba mengambil pakaiannya.
Tapi Edo dengan gerakan tangan yang sangat cepat mengambil pakaiannya lalu melemparkannya lebih jauh, lalu tangannya menggenggam Sahra “Kelihatannya kamu belum belajar jadi patuh ya.”
Tanpa menunggu respon atau jawaban apapun dari Sahra, Edo sudah menoleh melihat Safrida yang ada di belakangnya.
Safrida tertegun sesaat, lalu buru-buru berkata “Aku ke atas ambil obat dulu.”
Setelah melihat Safrida pergi, Edo menarik tangan Sahra dengan kuat, Sahra seperti ikan yang sangat putih, dia dibalik hingga memperlihatkan perut kulit putih perutnya. Wajahnya tampak pucat karena kesakitan, tapi pria itu sedikit berikutnya malah menindih tubuhnya.
Begitu merasakan apa yang akan dilakukan pria itu, tubuh Sahra langsung gemetaran “Tidak, aku, aku salah, jangan, tidak mau...”
Kemarin gerakan kasar Edo yang gila-gilaan membuat Sahra sampai sekarang masih merasa sakit yang panas sekali. Jika melakukan hubungan seks lagi, Sahra takut dia dibegitukan terus sampai meninggal.
“Benar-benar tidak mau?” tatapan mata Edo terlihat ingin bermain-main, bibir tipisnya tiba-tiba melengkung, senyum yang mempesona dan menawan muncul di bibirnya itu.
Sahra seketika itu tercengang.
Senyum dan juga kemiripan wajah di depannya itu dalam ingatannya. Alis panjang dan rapi pria itu naik, kepalanya sedikit memiring dan poninya menutupi setengah telinganya. Edo menatap Sahra dengan mata yang memerah basah.
“Edo, aku menginginkannya.” Dia selalu mengatakan itu.
"Cih"
Tawa mengejek yang membuat Sahra kembali ke akal sehatnya. Penampilan pria di depannya yang ada di dalam ingatannya, tatapan mata dingin penuh hasrat mengejeknya. Sahra terdiam membeku, pertama dia tidak tahu harus merespon apa, kedua, dia tidak tahu apa yang ditertawakan Edo.
Tubuh bagian bawahnya terasa dingin, tangan Edo yang dingin tiba-tiba mengelus dan merambati bagian bawah tubuh Sahra.
Lalu, Edo mengangkat tangannya ke depan Sahra dan noda cairan bening di ujung jari Edo yang ramping terlihat begitu bercahaya dan berkelip di bawah sinar matahari.
"Tidak mau?" Tanya Edo lembut, matanya penuh sarkasme dan ejekan.
Bagian kepala Sahra sampai ujung kakinya memerah tersipu, dia menundukkan kepala ke lantai.
“Benar-benar begitu mesum dan murahan, apa setiap pria bisa membuatmu jadi ereksi?” Edo menindihnya, satu tangannya merengkuh wajah Sahra dengan kasar memaksanya mengangkat kepalanya, lalu Edo meletakkan tangan bernoda cairan bening itu ke samping mulut Sahra “Jilat sampai bersih cairan kotormu ini.”
“Jangan seperti ini...” suara Sahra terdengar lemah, kata-katanya yang mempermalukan Sahra ini terasa lebih membuat Sahra sedih daripada tindakannya.
Tatapan mata Edo berubah jadi terlihat berbahaya "Kesabaranku ada batasnya, jangan memaksaku.”
Sahra menggigit bibir bawahnya, lalu menarik napas sedalam-dalamnya dan masih saja mengikuti perintahnya, menjulurkan lidahnya perlahan menjilati tangan Edo. Wajah Sahra sangat memerah sekali, tubuhnya gemetaran dan bulu matanya yang setengah menjuntai jadi basah.
Dengan lidah lembutnya, dia menyapu setiap sela jari-jari Edo, Edo menatapnya, tatapan matanya menjadi semakin gelap.
Ketika Sahra akhirnya selesai menjilati hingga bersih lalu memundurkan tubuhnya, Edo tiba-tiba meremas dagu Sahra dengan keras hingga menghentikan gerakan Sahra. Tangan Edo yang licin diulurkan, ujung jarinya berputar dan meremas lidah Sahra yang belum sempat ditarik kembali olehnya.
"Uh..." Sahra tidak bisa berkata-kata, matanya langsung memerah.
“Lidahmu bagus juga, sudah berapa banyak mainan pria yang kamu telah jilati?” ejek Edo, tapi tangannya yang memegang lidah itu perlahan jadi semakin bertenaga.
Sahra kesakitan hingga air mata menetes jatuh, dia tidak bisa menggelengkan kepalanya, dia hanya bisa mengeluarkan suara, ‘hiks hiks hiks hiks’
Dia hanya memiliki Edo.
Apa Edo lupa kalau semua ini diajarkan sendiri olehnya sedikit demi sedikit?
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeYou're My Savior
Shella NaviAsisten Bos Cantik
Boris DreyWahai Hati
JavAliusSuami Misterius
LauraKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir