Kamu Baik Banget - Bab 60 Penculikan
Di seberang telepon lama sekali tidak ada respon, Jenny hampir mengira kalau telepon sudah dimatikan. Dia mengambil ponsel dan melihat-lihatnya, hidungnya mencium ada bau konspirasi.
“Sahra, apakah kamu tahu sesuatu?” Dia tidak berbelit-belit, langsung menanyakannya.
Suara Sahra kembali tenang “Jika tebakanku tidak salah, bos misterius di belakang Zuido yang tidak pernah menunjukkan wajahnya itu adalah Edo.”
Jenny hampir saja membanting ponselnya ke lantai “Apa? Lalu, untuk apa dia bersaing dengan keluarga sendiri?”
Edo merekrut Hanif, malah meletakkannya di Zuido. Sekarang mengambil uang dari Sahra, ternyata juga digunakan untuk menawar Zuido.
Dipikir-pikir, dia tidak bisa tidak curiga “Apakah dia tidak menginginkan Perusahaan Junda lagi?”
Hati Sahra merasa agak bingung, juga tidak memberinya tanggapan. Menutup telepon, dia memegang ponsel tetap sedikit tercengang.
Sebenarnya pemikirannya juga sama dengan Jenny, curiga bahwa Edo sungguh sudah menyerah terhadap persaingan pewaris keluarga Junda, berubah menjadi keluar untuk berusaha sendiri.
Matahari semakin terik semakin panas, pada siang hari di depan pintu utama Zuper tetap tenang dan tidak ada orang yang keluar.
Sahra mengirimkan pesan pada Jenny untuk bertanya, Jenny membalas pesan mengatakan bahwa bos Zuper mengadakan sebuah pesta dansa.
“Huh, jika dari awal tahu akan begini lebih baik tidak datang, melihat situasi ini sepertinya bisa sampai tengah malam.” Keluh Jenny.
Sahra mengelus butiran keringat halus yang ada di dahinya, perut juga lapar sekali. Karena Edo belum keluar, dia menyuruh Jenny sebelum pesta berakhir kirim pesan padanya.
Mencari sebuah restoran yang lumayan, Sahra memesan makanan dan duduk di sofa untuk menghabiskan waktu.
Hingga waktu benar-benar sudah gelap, Jenny baru mengirimkan pesan. Dia bergegas mengambil topi dan kaca mata hitam, setelah membayar bergegas jalan keluar.
Dia baru saja tiba, lampu mobil Edo sudah menyala. Pria membuka pintu mobil, tubuh agak membungkuk langsung masuk ke jok pengemudi, selanjutnya pintu mobil juga ditutup.
Sahra menggunakan kecepatan tercepat menerobos ke sana, langsung membuka pintu jok samping pengemudi, bayangan hitam bergerak dalam sekejap, terengah-engah langsung duduk ke dalam.
“Edo, aku......” Kata-kata baru terucap setengah, sisanya langsung kehilangan suara.
Di dalam mobil bukan hanya ada Edo saja, masih ada seorang pria berpakaian hitam yang sedang memegang pisau dan menodongkannya ke leher Edo. Kemunculan Sahra yang tiba-tiba, dua pasang mata langsung menatap ke arahnya.
Pria berpakaian hitam bereaksi, hal pertama yang dilakukannya adalah menekan kunci pintu.
“Krakk” satu suara, terdengar sangat jelas dalam udara yang tenang.
Sahra menatap pisau yang menempel di atas kulit leher Edo “Situasi apa ini?”
“Penculikan.” Edo tidak menoleh, hanya mengerling dia sejenak.
Penculik berpakaian hitam melihat mereka berdua bahkan ngobrol dengan santainya, dalam sekejap menunjukkan ekspresi tegas, suara galak sekali “Semuanya diam, segera jalankan mobil lurus ke depan, kalau tidak, jangan salahkan pisau yang tidak memiliki mata!”
Edo menginjak pedal gas melajukan mobil lurus ke depan.
Sahra menatap bekas merah itu terlebih dahulu, kemudian menundukkan kepala, tubuh rampingnya bersembunyi di jok besar, kelihatannya tidak ada ancaman. Melihat keduanya sangat patuh, penculik yang agak panik karena situasi tiba-tiba menjadi lebih tenang.
Di bawah arahan penculik, mobil sepanjang jalan melaju keluar kota hingga ke pinggiran kota.
Penculik ini sama sekali tidak menyembunyikan wajahnya, sepanjang jalan ekspresinya sangat tenang. Diam-diam Sahra melirik ke belakang melalui kaca spion, merasa tidak tenang karena dugaan buruk dalam hatinya.
Penculik itu berani terang-terangan melakukannya, jelas sekali yang sedang menunggu dirinya dan Edo adalah jalan mati. Mungkin dalam pandangan penculik ini, dia dan Edo sudah setara dengan orang mati.
Melirik Edo sejenak tanpa disadari, kebetulan dia juga melihat ke sini. Mata keduanya saling menatap tidak sampai satu detik lalu berpisah.
Sahra memperhatikan, setelah tatapan mereka berpisah, Edo melirik sejenak ke kaca spion.
Perhatiannya fokus sekali, setelah beberapa saat baru pura-pura bosan dan melihat pemandangan, membalikkan kepala dan melihat keluar jendela di sebelahnya, sebenarnya terus menatap di kaca spion. Setelah melihat sejenak, dia langsung tahu petunjuk yang diam-diam Edo berikan, ada dua mobil off-road yang mengikuti mereka dari belakang.
Kelihatannya mereka datang dengan persiapan.
Sahra menarik kembali pandangannya, menundukkan kepala mulai memainkan jari-jarinya.
Semua ini hanya terjadi dalam sekejap saja.
Edo yang selalu fokus mengemudi, mendadak memutar kemudi! Mata penculik itu berkedip dan otot di lengan bergerak!
Edo memiringkan kepalanya ke sisi lain, di saat bersamaan tubuh Sarah menabrak ke arah pencuri itu dengan keras! Penculik mendengus, pisau di tangannya hilang ketepatannya, hanya menggores pundak Edo saja.
Edo kesakitan, setelah mendengus sekali mata langsung menatap lurus ke depan. Satu belokan mendadaknya ini, dua mobil off-road yang ada di belakang kelabakan, setelah belokan dan saat akan melakukan pengejaran malah dihadang oleh dua mobil besar yang ada di samping, melewatkan waktu pengejaran yang paling baik.
Menyingkirkan pengejaran yang ada di belakang, Edo menginjak pedal gas, mobil seperti menggila melaju cepat ke seberang jalan.
Dia tahu, kedua mobil itu akan segera mengejar lagi, sekarang yang dia butuhkan adalah memanfaatkan setiap detiknya.
Pisau di tangan penculik tergelincir karena benturan, hampir seluruh tubuh Sahra menjulur ke belakang, berusaha keras menekan peculik agar memperjuangkan lebih banyak waktu untuk Edo. Tapi bagaimanapun, kekuatannya sangat berbeda jauh, setelah penculik itu melewati rasa pusing diawal, mengayunkan lengannya dengan keras, Sahra langsung terjatuh ke samping.
Melihat penculik bangkit dan menuju ke arah Edo, Sahra mengertakkan gigi menerobos ke sana lalu memeluk kakinya erat-erat. Penculik dibuat marah olehnya, seketika tinju besar langsung melayang ke tubuhnya.
Sahra merasa sakit hingga matanya juga terasa menggelap, merasa tubuh juga bukan miliki diri sendiri. Tapi walaupun begini, dia tetap mengertakkan gigi tidak mau lepas tangan.
Dalam waktu berjuang, pisau yang baru dijatuhkan dipungut lagi oleh penculik, langsung menusuk lurus ke punggungnya! Cahaya pisau melintas di hadapannya, Sahra secara refleks memejamkan matanya.
Rasa sakit yang ada dalam bayangan tidak datang, pada saat genting langsung membuang kemudi, tubuh condong ke belakang kedua tangan memegang pergelangan tangan penculik. Penculik marah sekali, kedua pria bertarung bersama.
Mobil hilang kendali, banyaknya tingkungan membuat mobil bergoyang hebat.
Sahra merasa kepalanya pusing sekali, setelah melihat beberapa noda darah di tubuh Edo, tanpa berpikir langsung menggunakan tubuh sendiri untuk menghadangnya.
Tepat pada saat ini, sebuah guncangan hebat di dalam mobil, ternyata mobil langsung melaju ke tepi tebing!
Edo bergegas membalikkan badan, memegang erat kemudi langsung memutar arah. Penculik mengambil kesempatan memegang pisau menerobos ke arahnya, targetnya adalah leher Edo!
Sahra melihatnya, mendadak langsung maju ke sana, bahkan langsung menangkap pisau ganas itu dengan menggunakan kedua tangannya!
Pisau menusuk dagingnya dalam-dalam, jari-jarinya seperti terpotong!
Rasa sakit menyerang, Sahra bahkan merasa jari-jarinya telah mati rasa. Tapi dia tetap memegang pisaunya, darah segar mengalir.
“Sialan!” Penculik tidak menyangka ternyata bertemu dengan orang gila, dengan kejam menyumpahinya.
Darah segar menetes di kening Edo, dia mengangkat kepala melihat ke sana.
Sahra menatapnya, melihat dia mengangkat tatapan, wajah mungil yang pucat penuh butiran keringat bahkan masih bisa menggerakkan sudut mulutnya.
“Edo……”
Dia membuka mulut, suaranya yang lemah sama sekali tidak bisa didengar.
Novel Terkait
Loving Handsome
Glen ValoraThis Isn't Love
YuyuMarriage Journey
Hyon SongKembali Dari Kematian
Yeon KyeongTen Years
VivianMore Than Words
HannyTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelHarmless Lie
BaigeKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir