Kamu Baik Banget - Bab 89 Melarikan Diri

Keempat orang masuk dan naik ke mobil bisnis yang luas, lalu tiba di pelabuhan feri kapal pesiar tepat saat malam sudah tiba.

Di kapal pesiar itu sudah terdengar suara tawa yang begitu ramai serta pemandangan gelas minum yang bergantian. Jaydo membawa beberapa orang ini maju ke depan, lalu setelah bersosialisasi sebentar, dia melambaikan tangan menyuruh beberapa orang itu pergi. Dan dia pun pergi mencari kesenangannya sendiri.

Karena kemunculan Safrida, Frodo berniat untuk menyenangkan Sahra. Sahra sudah tidak senang dan tidak sabar menghadapi Frodo, dia pun menolak dengan wajah yang begitu angkuh dan dingin, lalu memilih pergi mengikuti jejak Edo.

Di bawah bayang-bayang papan kayu geladak, dia benar-benar bisa menemukan pria yang bermalasan sedang bersembunyi dari acara ini.

Sahra menghampirinya, mencondongkan tubuhnya lalu melingkarkan tangannya ke leher Edo. Sahra bicara di samping telinga pria itu, “Cowok ganteng, janjimu?”

Edo ingin menghentikan wanita bagai permen karet yang selalu menempel padanya ini, dengan nada tidak sabar dia berkata, “Sudah sepakat kalau tidak berhasil tidak boleh datang menggangguku lagi.”

Dimana pun dia mencoba bersembunyi, tetap saja tidak bisa bersembunyi dari wanita ini, benar-benar tertekan sekali.

“Siapa bilang tidak berhasil?” kata Sahra merasa tersudut. Dia pun memutarinya, lalu berkata, “Safrida masuk dan tinggal di rumah keluarga Junda. Beberapa hari ini, Frodo sudah tidak damai dan tenang hidupnya karena ini, apa itu masih belum cukup?”

Edo menaikkan alisnya, “Kamu yang melakukannya?”

“Kalau tidak, lalu siapa?” kata Sahra sambil tersenyum bangga. Dia berkata seperti ingin mendapat pujian, “Trikku ini, tidak hanya akan menyiksanya sekali saja. Namun jika Safrida cukup bersemangat dan kuat, maka bisa membuat Frodo akan tersiksa dan bingung seumur hidupnya. Mungkin juga bisa mati kapan saja karena ini.”

“Seumur hidup? Kalau anak itu sudah lahir. Pasti harus punya sertifikat kelahiran.” Karena bagaimanapun masalah ini dibuat oleh Sahra. Maka Edo pun bertanya-tanya mengenai darah janin yang ada di perut Safrida.

Mendengar itu, Sahra tersenyum dengan sangat arogan, "Tidak peduli anaknya atau bukan, aku pasti akan membuat hasilnya adalah anaknya!”

Mengidentifikasi identitas bayi itu tidak lebih dengan tes DNA. Mudah sekali mengubah hasil tes Dna dengan menggunakan identitas Sahra saat ini.

Edo melihat tatapan mata Sahra yang berubah jadi menakutkan.

Sebagai istri Frodo, penggunaan cara ini oleh Sahra sungguh luar biasa.

Namun, Sahra tidak bermaksud ingin menjelaskan apapun. Dia hanya memanyunkan bibirnya, dan matanya penuh dengan senyuman kebahagiaan, “Hadiahnya.”

Setelah menyelesaikan tugasnya, tentu saja dia meminta ciuman, dan akhirnya sampai ke langkah berikutnya. Namun tempat ini untuk sementara ini tidak cocok.

Awalnya dia mengira ini semua akan berhasil karena persyaratan sudah terpenuhi. Namun siapa juga yang tahu pada saat berikutnya satu tangan tiba-tiba mendorong kepalanya ke sisi lain. Sahra tidak senang, melotot dan berkata, “Aku....”

Padahal dia lulus ujian ini dengan sempurna, tapi Edo malah belum memenuhi janjinya?

Edo dengan tak berekspresi memelankan suaranya, “Ada yang datang.”

Mendengar ini, Sahra menarik tatapan sedihnya dan mengikuti tatapan mata Edo untuk menoleh ke belakang.

Lokasi yang mereka pilih berada di luar jendela belakang sebuah ruangan. Ruangan ini terpencil dan penuh dengan puing-puing, sehingga tidak ada yang akan datang kemari. Tapi ternyata ada saja orang datang kesini.

Saat pintu dibuka dari luar, Edo mendorong Sahra. Mereka berdua pun menghilangkan jejak mereka, kebetulan sekali dari jendela belakang ini bisa melihat orang di dalam.

Tiga wajah yang sangat familiar.

Atta, Frodo, dan Layra. Tidak mengherankan jika ketiga orang ini muncul di sini, tapi aneh sekali jika mereka muncul bersama dalam satu kelompok seperti ini.

Apalagi, saat dua diantara mereka melepaskan bajunya, bahkan ini terlihat lebih aneh lagi.

Melihat dua tubuh putih yang terpajang di depannya, Sahra menggigit telinga Edo, "Kebiasaan bagus apa ini? Frodo dan Layra akan melakukan tarian erotik langsung di depan Atta?"

Saat dia berbicara, baik sengaja atau tidak sengaja, nafas Sahra memenuhi dan mengenai bagian sensitif di daun telinga Edo.

Edo memiringkan kepalanya ke samping, lalu memberi Sahra pandangan mata berbahaya.

Sahra menjulurkan lidahnya dan mengangkat tangannya untuk membuat isyarat mengunci mulutnya.

Apa yang terjadi di ruangan itu sama sekali tidak sesuai dengan bayangannya. Selain itu, dia juga mendapatkan pikiran dan pengetahuan baru di otaknya.

Frodo dan Layra yang telanjang malah berlutut di depan Atta.

Sahra, "..."

Edo, "..."

Atta mengeluarkan gulungan tali merah, yang terlihat tebalnya setengah jari. Ketika Atta mulai berjalan mendekati dua orang yang berlutut, dia membungkuk dan mengikat mereka berdua satu persatu dengan tali itu.

Dan Frodo dan Layra sama sekali tidak melawan. Mereka terikat pada pose tubuh yang aneh dengan ekspresi yang juga aneh.

Di luar jendela, Sahra dan Edo diam. Lalu, mereka berdua saling memandang.

Mereka sepertinya, mungkin secara samar-samar mengetahui sesuatu.

Ternyata benar saja, Atta mengeluarkan dua rantai anjing dan menggantungkan rantai kalung anjing itu di leher Frodo dan Layra. Dengan ekspresi yang tak terlukiskan, mereka berdua berlutut di lantai dan menjilat jari Atta.

Sahra menoleh untuk melihat Edo.

“Apakah kita masih terus akan menyaksikannya?” tanya Sahra dengan isyarat matanya.

Pasti akan merasa sakit mata jika terus melihat ini lebih jauh.

Edo langsung membuat keputusan, dia berjongkok dan berjalan di sepanjang tembok, dan bersiap untuk pergi.

Namun kebetulan pada saat ini, Atta malah bicara di ruangan itu.

“Hari ini cukup patuh ya. Sepertinya kalian tahu kalau lewat malam ini, kalian bisa mendapatkan apa yang kalian inginkan?” Atta memainkan lidah mereka berdua, dengan nada berat, “Untuk kalian berdua produk buatan ini, aku hanya bisa melihat Edo produk yang sungguh indah itu mati begitu saja, sungguh sayang sekali.”

Dua orang di luar jendela pun tidak jadi pergi.

Lewat malam ini, mati?

Informasi dalam ucapan tersebut membuat wajah Sahra dan Edo langsung muram bersamaan.

"Mengambil nyawa orang cih. Jika bukan karena kanker yang ditemukan secara kebetulan, hal-hal yang telah direncanakan oleh Jaydo selama bertahun-tahun ini tidak akan berakhir dengan kasar seperti ini. Tapi ini cukup sangat sederhana dan kasar, aku malah sangat menyukainya."

"Tapi Jaydo ini benar-benar beracun. Pertama dia membunuh ayahnya dan kemudian ibunya. Sekarang berencana untuk menyatukan mereka bertiga kembali menjadi sebuah keluarga yang terdiri dari tiga orang. Dia sudah menahan ini selama bertahun-tahun, mangkanya Edo, pria satu itu bisa menjalani hidup yang cukup lama dari orang tuanya. Jika dipikirkan lagi, itu tidak rugi, ya kan?”

"Tapi, keluarga Rongsi benar-benar bodoh sekali ya. Mereka bisa-bisanya membesarkan Jaydo, si serigala berbahaya ini selama bertahun-tahun, tanpa tahu dan menyadari apapun. Nanti kalau Edo mati, kakek Rongsi itu pasti akan terkejut dan menderita serangan jantung, hingga akhirnya ikut mati. Yang ditutup dan disudutkan oleh keluarga Rongsi adalah Jaydo makhluk tak berhati ini. Aku yang melihatnya saja ingin melahapnya.”

***

Kepala Sahra tiba-tiba menjadi kosong. Dia tidak berharap kebenaran ini langsung muncul di depan Edo dengan tiba-tiba dan segamblang ini.

"Edo ..." Dia langsung menarik tangan Edo dan mencoba menenangkannya, “Tidak usah peduli dengan yang lain dulu, kita lebih baik pergi dulu dari sini!”

Sangat jelas sekali kalau malam ini kapal pesiar ini adalah benar-benar sebuah jebakan dan konspirasi melawan Edo! Mereka harus pergi dari sini. kalau tidak, nyawa Edo akan hilang!

Wajah Edo pucat hanya sebentar, lalu dengan cepat dia pun mengencangkan rahangnya dan membawa Sahra diam-diam pergi dari sana.

Hanya saja mereka berdua benar-benar tidak beruntung, baru saja melangkah sebentar untuk melarikan diri, tiba-tiba ada seseorang yang berjalan ke arah mereka.

“Hei, nona Sahra? Kenapa kamu ada di sini! Ah…tuan muda Edo! kenapa kamu ada di sini juga?” Orang itu sepertinya sedang mabuk berat. Tubuhnya terhuyung-huyung dan dia berkata dengan keras seperti berteriak.

Wajah Sahra menggelap, dia rasanya ingin menampar orang di depannya ini sampai mati. Begitu mendengar ada gerakan di dalam ruangan, dia tanpa berpikir panjang langsung menarik Edo dan lari dari sana!

Ekspresi wajah Frodo langsung berubah mendengar suara keras itu! Tapi sayangnya tangan dan kakinya terikat dan dia tidak bisa bergerak. Dia hanya bisa melihat wajah Atta yang panik, "Mereka ada di luar, apa yang harus kita lakukan!"

Atta mengeluarkan pisau seni bela dirinya dan memotong ikatan mereka lalu dan melemparkan ponselnya.

"Laporkan ini ke Jaydo."

Konspirasi dan jebakan ini ketahuan, jadi tentu saja dia harus melakukan aksi ini segera sebelum Edo pergi dari kapal.

Sahra dan Edo melarikan diri. Tapi kebanyakan orang di dek kapal pesiar itu tewas. Saat mereka langsung terjun ke kerumunan, semua lampu kapal pesiar tiba-tiba padam dan semuanya pun langsung masuk ke dalam kegelapan.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu