Kamu Baik Banget - Bab 45 Berakting
Suasana di dalam kamar sunyi untuk waktu yang lama dan bau aromaterapi yang menyengat membuat orang menjadi semakin tidak sabar.
Sahra masih belum mendapatkan jawaban setelah lama menunggu, dia tidak bisa menahan diri dan mengangkat kepalanya dengan hati-hati.
Edo sedikit memiringkan kepalanya, poninya yang agak panjang menutupi setengah dari alisnya yang panjang, tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, jari-jarinya mengetuk meja dengan santai, ritmenya sangat lambat.
Merasakan tatapan Sahra, dia berbalik dan menatapnya.
Sahra terkejut, dia segera mengalihkan pandangannya dan tidak berani menatap Edo.
Meskipun begitu, Edo masih melihat kepanikan di dalam mata Sahra. Ada keputusasaan dan keras kepala di dalam mata yang lembab tersebut.
Semua jenis emosi saling bertentangan, wanita kurus ini sepertinya sudah tidak bisa tahan lagi dan perasaan tersebut sepertinya mau melompat keluar dari matanya.
Edo tiba-tiba menyipitkan matanya.
Dia mengulurkan tangan dan mengangkat dagu Sahra, dia tidak membiarkannya melarikan diri. Dia menatap lurus ke arah Sahra dan suaranya cukup lembut "Sahra, apa yang ingin kamu lakukan? "
"Aku..." Sahra tidak bisa melarikan diri, dia tidak berani menatap Edo, jantungnya berdetak dengan cepat, seolah-olah mau melompat keluar dari tenggorokannya. Dia tahu bahwa Edo bukanlah orang yang bodoh dan sikap dirinya sendiri benar-benar menimbulkan kecurigaan.
Dia tidak bisa menemukan alasan untuk menjelaskan perilakunya.
Kekuatan tangan Edo yang meremas dagunya diperkuat dan kulitnya yang putih dan lembut langsung muncul memar. Edo mencondongkan tubuh ke depan, dengan membawa aroma dingin dan agresif, dia berkata "Kamu merasa kesempatan Frodo untuk menang akan lebih besar, kamu telah memilih dia dan sekarang kamu masih berakting di depanku, aku benar-benar hampir mau muntah melihatnya. "
Setelah mengucapkan perkataan ini, seolah-olah untuk membuktikan rasa mualnya, Edo tiba-tiba melepaskan tangannya. Dia menyeka tangannya dengan jijik, seolah-olah dia telah menyentuh sesuatu yang kotor.
Sahra yang jatuh ke lantai dan telanjang tampak sangat malu. Tapi dia sama sekali tidak memperhatikan hal ini, matanya hanya memperhatikan rasa jijik di wajah pria tersebut.
Hatinya seolah-olah ditusuk oleh jarum, sangat sakit dan tubuhnya gemetar karena kesakitan. Edo begitu membencinya dan dia sama sekali tidak bisa menerimanya.
Edo membuka pintu dan berjalan keluar, Sahra ingin mengejarnya, tetapi tubuhnya yang lemas bahkan tidak bisa bangun, sehingga dia hanya bisa dengan tidak berdaya melihatnya pergi.
Setelah waktu yang lama, Sahra berdiri dari lantai, kemudian dia mengenakan pakaiannya, dia berdiri di tengah kamar yang berwarna pink, kemudian merapatkan bibir merahnya dengan erat.
Tadi Edo mengatakan bahwa dia telah memilih Frodo, perkataan ini diucapkan olehnya ketika dia berbicara dengan Layra. Jika menjalinkan dengan hal Edo muncul di hotel ini dan menyelamatkannya, maka tidak sulit menebak bahwa Edo mungkin telah mengikuti mereka sebelumnya.
Kalau begitu, Edo telah mendengar percakapan antara dia dan Layra.
Sahra mengerutkan kening dan merasa kesal.
Di permukaan, dia telah "menikah" dengan Frodo, meskipun kedepannya dia telah "bercerai", tetapi demi reputasi Edo, dia yang merupakan "mantan adik iparnya" tidak mungkin dapat secara terang-terangan bersamanya lagi. Untuk hal ini, tidak peduli betapa sakitnya dia, dia juga bisa melihat dengan jelas.
Tapi dia masih berharap, setidaknya sebelum Edo menemukan seseorang yang dapat bersamanya seumur hidup, dia bisa menjadi wanita simpanannya. Benar, wanita simpanan, bahkan kata kekasih pun dia tidak berani mengharapkannya.
Sahra mengepalkan tangannya, kemudian dia menggigit bibir bawahnya dan menutup matanya untuk menenangkan suasana hatinya. Ketika dia membuka matanya lagi, dia sudah kembali ke penampilan yang seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Gaun satin berwarna putih di tubuhnya sudah kotor dan lipatan di atasnya juga tidak bisa merata kembali. Meskipun begitu, dia tetap berjalan di hotel sederhana ini seolah-olah dia sedang berada di perjamuan kelas atas.
Resepsionis hotel melihatnya, mulutnya terbuka lebar untuk waktu yang lama, Sahra hanya meliriknya, kemudian langsung berjalan keluar dari pintu hotel.
Sekarang sudah subuh dan hampir tidak ada pejalan kaki di jalan, tapi untungnya, jalan utama hanya berjarak beberapa langkah dari hotel, Sahra memanggil taksi dan langsung pulang ke vila.
Sebelum kembali ke kamar tidurnya, Sahra secara khusus pergi ke Edo sana, ketika melihat cahaya di celah pintu, dia baru merasa lega.
Dia menggunakan telepon di kamar tidur untuk menelepon ayahnya, seperti yang dia dugakan, ayahnya tidak memberi Layra uang.
"Aku baik-baik saja sekarang dan sudah kembali." Sahra minum air, suaranya sangat tenang "Aku akan mengurus masalah ini, ayah, kamu jangan khawatir."
Setelah Ayah Azari mendengar perkataannya tersebut, dia benar-benar tidak bertanya lagi. Sejak kecil memang sudah seperti ini, Sahra memiliki pikirannya sendiri, prinsip orang tua Keluarga Azari mendidik anak adalah memberikan kebebasan dan kepercayaan mutlak.
Tetapi kepercayaan dan kebebasan mutlak ini juga tergantung pada orangnya, prinsip ini digunakan pada Sahra telah memberikan hasil yang baik, tetapi untuk anak lain, Atta, maka hasilnya belum tentu akan baik juga.
Setelah mengobrol beberapa kata, sebelum Sahra menutup telepon, dia secara khusus meminta Ayah Azari untuk mentransfer uang tebusan ke rekeningnya.
“Kamu ingin memberikan kepada Frodo?” Ayah Azari merasa sedikit aneh.
Sahra menjilat bibirnya, jari-jari rampingnya memegang kabel telepon "Ayah, kamu tidak perlu khawatir dengan masalah ini."
Setelah menutup telepon, Sahra pergi mandi dan mengganti pakaiannya. Begitu dia keluar dari kamar mandi, dia mendengar ada seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Ketika melihat Frodo, dia mengangkat alisnya dan membuka pintu. Dia tidak bermaksud membiarkan Frodo masuk dan duduk, dia bersandar di ambang pintu dan dengan sengaja menghalanginya, kemudian dia berkata "Ada apa?"
Frodo berhenti di depan pintu dan memperhatikan bahwa Sahra baru selesai mandi, dia mengerutkan kening dan bertanya "Kamu baru saja kembali?"
“Ya.” Tidak perlu berbohong, dia baru saja kembali dan Frodo langsung datang mencarinya, sangat jelas Frodo telah memperhatikannya, karena terlalu malas untuk menanganinya, Sahra berkata "Aku sudah bersiap-siap untuk tidur."
Artinya adalah jika ada sesuatu, maka cepat katakan, jika tidak ada hal lain, maka cepat pergi.
Sikap acuh tak acuh Sahra membuat Frodo sedikit tidak nyaman, sehingga perkataan yang dia ucapkan membawa makna mempertanyakan "Kamu pergi ke mana, mengapa kamu kembali begitu malam?"
Sahra akhirnya menatapnya dengan serius, ketika dia melihat bahwa ekspresi Frodo benar-benar membawa makna mempertanyakan, dia baru memastikan bahwa Frodo benar-benar tidak tahu tentang hal Layra menculiknya. Dia mengedipkan matanya, kemudian menatapnya dengan acuh tak acuh dan tidak berbicara.
Sikap tidak bekerja sama seperti ini tentu saja membuat Frodo lebih marah.
Tapi itu hanya sesaat saja, Frodo segera menenangkan emosinya. Pernikahan mereka berdua merupakan pernikahan bisnis, mereka tidak punya perasaan terhadap satu sama lain dan Sahra bersikap dingin juga dapat dimengerti.
“Apakah kamu sibuk besok? Kebetulan aku punya waktu, mari kita keluar untuk makan bersama?” Ini adalah tujuannya, karena dia ingin bekerja sama, maka setidaknya hubungan mereka tidak boleh terlalu kaku.
Sahra tentu saja tahu tujuanFrodo, tetapi dia tidak bekerja sama. Sebaliknya, dia dengan terus terang berkata "Kamu ingin membeli saham Zuper, benar?"
Frodo tercengang sejenak, dia tidak menyangka Sahra akan begitu terus terang. Setelah berpikir sejenak, dia dengan ragu-ragu berkata "Bagaimanapun juga, kita telah menikah, kesejahteraan dan penghinaan akan kita berbagi dan menanggung bersama, hanya dengan cara memenangkan Zuper, maka aku baru bisa mendapatkan Perusahaan Junda secara terang-terangan."
"Aku tahu." Sahra mengangguk, wajahnya sangat tenang "Ayahku berkata bahwa ini bukan jumlah uang yang kecil dan butuh waktu untuk mengumpulkan uang. Jangan khawatir, aku akan mentransfer uangnya kepadamu dalam waktu seminggu. Karena aku telah memilihmu, maka Keluarga Azari tentu saja akan membantumu, kamu tidak perlu meragukan hal ini. "
Mata Frodo bersinar dan dia merasa lega setelah mendengar perkataan Sahra. Melihat Sahra terlihat ngantuk, dia langsung menunjukkan perhatiannya "Sahra, kalau begitu kamu istirahat dulu, aku kembali dulu."
"Baik."
Sahra menutup pintu, kemudian mematikan lampu dan tidur, setelah melewati seharian yang penuh dengan masalah, dia benar-benar sangat lelah.
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoMenantu Hebat
Alwi GoLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaHarmless Lie
BaigeCinta Tapi Diam-Diam
RossieLove And War
JaneMy Lady Boss
GeorgeKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir