Kamu Baik Banget - Bab 48 Serigala Adalah Serigala
Edo mengambil mantelnya dan keluar, meninggalkan Sahra yang penuh dengan aura panas dan merah dari kepala sampai ujung kaki.
Saat Edo tiba di kantor, Asisten Totok sudah menunggu di sana. Setelah duduk di meja kantor, Totok melangkah maju dengan hormat dan meletakkan dokumen di depannya.
“Tuan Muda, harga Zuper semakin tinggi di tengah kerumunan.” Wajah serius Totok menjadi lebih serius saat ini, alisnya menegang “Saat ini, penawaran harga tertinggi adalah Frodo. Pagi ini tiba-tiba, dia menaikkan harganya menjadi 75 per potong, bagaimana dia bisa menawarkan harga yang begitu tinggi. "
Edo membuka dokumen yang di ada depannya, sekarang harga yang ditawarkan oleh Frodo jauh di depan semua pesaing. Adapun dilihat dari sikap Zuper, mereka sangat jelas memiliki kecenderungan mengarah ke Frodo.
Totok tampak sedikit kesal, tidak bisa menahan diri dan berkata "Dari mana Frodo mendapatkan begitu banyak uang..."
Totok berhenti sebelum menyelesaikan pembicaraan.
Edo mengangkat matanya, keduanya saling menatap, bibirnya melengkung, dengan sedikit mencibir "Keluarga Azari yang diandalkan itu memiliki banyak uang...."
Bahkan, Totok juga memikirkan hal ini, sehingga raut wajahnya menjadi jelek dan kusam. Melihat Edo yang sepertinya tidak keberatan, Totok benar-benar tidak tahan lagi.
"Tuan Muda, aku rasa kamu harus mempertimbangkan dengan baik mengenai keluarga Asnawi. Meskipun Direktur Junda tidak setuju, tetapi asal kamu bernegosiasi dengan Presdir Asnawi secara pribadi, maka semuanya pasti akan berjalan lancar. Presdir Asnawi sudah membuka suara, saat itu tiba, keluarga Asnawi adalah milikimu."
Meski keluarga Asnawi tidak sebanding dengan Keluarga Azari, tetapi jika seluruh keluarga Asnawi diberikan kepada Edo, semuanya akan berbeda. Meskipun Keluarga Azari dan Frodo terlibat hubungan pernikahan, tetapi apakah mereka hanya saling membantu, kepentingan kedua keluarga itu saling terlibat.
Tetapi keluarga Asnawi itu seutuhnya milik Edo, itu setara dengan bisa seutuhnya dipergunakan olehnya. Perbedaan ini sepenuhnya dapat membuat perbedaan kekuatan antara keluarga Asnawi dan Keluarga Azari.
Kata-katanya membuat Edo terdiam beberapa saat, bulu matanya terkulai.
Intensitas pekerjaan di pagi hari pun tidak sedikit. Edo meninjau dokumen-dokumen di sebagian besar mejanya dan sementara itu juga diadakan pertemuan dengan administrator senior. Setelah istirahat makan siang, Edo hanya meminta Totok memesan makanan dan dibawa kemari, sama sekali tidak berniat meninggalkan kantor.
Intensitas kerja seperti itu, bagi orang biasa pasti sangat terbebani, tetapi bagi Edo itu adalah hal yang biasa. Ayah tidak mencintainya dan tidak memiliki Ibu. Dalam lingkungan seperti itu, Edo sudah lama terbiasa mengandalkan dirinya sendiri untuk segala hal.
Johan berlari tergesa-gesa masuk ke dalam saat ini.
Mendengar suara keras dari pintu kantor, Edo merasa sedikit tidak berdaya. Menggosok batang hidung lurusnya dan mengangkat kelopak matanya "Tuan Muda Lujia, setiap kali kamu datang, seluruh kantor bisa merasakannya."
Johan mengabaikannya. Kemudian menutup pintu dengan tangan di belakang, lalu berlari ke arah Edo "Edo, kamu akah menikahi Safrida? "
Begitu mendengar berita itu, Johan berlari kemari dengan emosi.
“Beritanya sudah tersebar begitu cepat?” Edo mengangkat alisnya, pagi ini baru saja menelepon Presdir Asnawi.
Mata Johan membelalak, kemudian tangannya meraih kerah Edo dan menariknya "Kamu jangan berpura-pura mengalihkan perhatianmu, apa yang kamu pikirkan, buat apa kamu menikahi wanita seperti Safrida? Apakah menurutmu berselingkuh itu terlihat sangat baik, atau bagaimana, jika orang lain tidak tahu, apakah kamu juga tidak tahu? Pria yang tidur dengannya bisa mengitarimu sepuluh kali! "
"Tenanglah." Edo melepaskan tangan Johan.
Emosi Johan sudah hampir meledak, kemudian berputar di tempat "Sial, bagaimana aku bisa tenang? Jika bukan karena Safrida, wanita buruk ini, apakah ayahnya perlu menggunakan keluarga Asnawi memintamu untuk menikahi Safrida? Apakah otakmu lumpuh, kamu benar-benar masuk dalam perangkap ini! "
Edo menuangkan segelas air untuknya, dengan suara tenang dan dingin "Kamu juga tahu, bagiku, tidak ada sesuatu yang tidak bisa diperdagangkan. Aku menikahi Safrida dan bisa mendapatkan keluarga Asnawi. Bagiku, ini adalah sebuah kesepakatan, sebuah kesepakatan yang cukup bagus."
"Apakah pernikahan boleh dipermainkan, ini berkaitan dengan kebahagiaan seumur hidupmu! Kesepakatan sial, apakah ini bisa di sebut kesepakatan?"
“Kenapa tidak?” Edo menatapnya dengan mata hitamnya sedalam laut “Hubungan perasaan bagiku itu sangat konyol, jika menguntungkan barulah abadi.”
Melakukan apapun demi mencapai tujuan itulah yang harus dia lakukan, dalam pandangan Edo, hanya ada untung dan rugi.
Menatap mata Edo, Johan tiba-tiba tampak seperti balon kempes. Johan langsung terduduk di sofa, mengambil gelas dan menyesap air.
Johan tumbuh besar bersama Edo, jadi tentu saja tahu bagaimana perjalanan hidup Edo. Johan tidak merasa aneh terhadap perkataan Edo yang seperti itu.
Tidak ada perasaan antara Nio dan Jaydo. Sejak kecil, Edo telah menyaksikan mereka memperjuangkan keuntungan, dengan wajah yang sangat mengerikan. Setelah kematian Nio karena kecelakaan, di bawah pengabaian Jaydo, Edo berjalan melewati semua rintangan selangkah demi selangkah dengan mengandalkan dirinya sendiri.
Kata-kata ini tampak sangat sederhana, tetapi sudah berapa banyak air mata dan darah yang mengalir, bahkan Johan hanya mengetahui beberapa saja. Tetapi beberapa saja sudah cukup untuk mengejutkan orang.
Johan yang berasal dari keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang, selalu ingin teman baiknya benar-benar mendapatkan kebahagiaan. Namun selama bertahun-tahun ini, naluri perlindungan diri Edo yang dingin itu terlalu besar.
Terus begitu sampai akhirnya Sahra muncul...
Saat memikirkan Sahra, Johan ingin sekali mematahkan gigi. Itulah satu-satunya wanita yang sangat dekat dengan Edo, tapi...
Jika dikatakan, dulu naluri perlindungan diri Edo adalah dingin dan hampir membeku, tetapi karena wanita sialan itu, sekarang Edo telah sepenuhnya berubah menjadi sepotong es yang keras. Johan melihatnya, hatinya benar-benar sedih dan benar-benar tidak berdaya.
“Apakah masalah ini benar-benar tidak ada lagi jalan kembali?” Melihat tatapan mata lawan yang acuh tak acuh, Johan berjuang sekuat tenaga.
Edo tidak berbicara, hanya mengambil gelas dan menyesap air, sikapnya sudah terlihat sangat jelas.
Johan membenturkan kepalanya di atas meja marmer, dengan suara lemah "Kamu harus mempertimbangkannya, Safrida bahkan pernah tidur bersama dengan Frodo. Kamu menikahinya, tidakkah kamu merasa jijik?"
“Bukankah aku juga pernah meniduri istri Frodo?” Pandangan mata Edo sangat ironis “Ini juga dianggap sebagai saling memberi dan menerima”.
"Kamu..." Nada dan ekspresi Johan sangat rumit, terutama saat melihat sindiran di pandangan mata lawan, Johan sedikit terengah-engah.
Untuk ke 108 kalinya, Johan ingin menusuk si penjahat dan mengutuk si jalang Sahra sampai mati.
Kantornya kemudian sunyi, jadi pesan teks yang masuk di ponsel di atas meja terdengar sangat jelas.
Edo mengulurkan tangan dan mengambil ponsel. Ini adalah pesan transfer. Angka di dalam pesan persis seperti tebusan yang sebelumnya Sahra minta dari ayah Azari, satu angka pun tidak ada yang salah, Edo tentu tahu siapa yang mentransfer kepadanya.
“Ada apa?” Johan merasa aneh, melihat Edo memegang telepon dan tidak berbicara.
“Tidak apa-apa.” Edo meletakkan ponselnya dan mengetuk meja dengan jari-jarinya yang ramping “Johan, menurutmu, sekelompok serigala yang kejam dan lapar bersama macan tutul lainnya telah menangkap mangsanya dan saat hendak berpesta, serigala itu jatuh hati pada mangsa. Jika kamu adalah mangsa, apa yang akan kamu lakukan? "
“Manfaatkan serigala itu dan kabur.” Johan menjawab tanpa ragu-ragu.
Edo mengangkat alisnya "Aku kira kamu akan berkata, membantu serigala menyelesaikan semua rintangan, kemudian tinggal bersama. "
Bagaimanapun juga, ini sejalan dengan kepribadian Johan yang romantis dan hangat.
Johan mencibir "Tolonglah, apa menurutmu aku ini bodoh? Serigala itu sedang lapar. Serigala adalah serigala. Bagaimana mungkin sedikit belas kasihan bisa mengalahkan kelaparan fisik. Tinggal bersama serigala, pada akhirnya aku hanya tersisa tulang? "
Ketika Edo mendengar kata-kata itu, Edo menopang kepalanya dan memiringkan kepalanya, tersenyum dan mengangguk "Pemuda yang berbakat."
Serigala adalah serigala, nalurinya kejam dan dingin dan mengutamakan keuntungan. Bukankah seharusnya Edo memahami hal ini lebih baik dari orang lain?
Dan jelas, Sahra dan Edo adalah satu jenis yang sama.
Novel Terkait
Beautiful Love
Stefen LeeWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiMenaklukkan Suami CEO
Red MapleSi Menantu Buta
DeddyAfter The End
Selena BeeKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir