Kamu Baik Banget - Bab 6 Telpon Dari Suamimu
Edo bersandar di ambang pintu dan menatapnya dengan kedua tangan yang melipat didepan dadanya. Wanita yang ada di depannya ini, rambut panjangnya basah dan berantakan, wajah dan tubuhnya penuh dengan butiran air, serta pakaian yang ada di tangannya basah dan lengket.
Dengan bibir terangkat, dia tertawa gembira diatas penderitaan orang lain.
Sahra marah karena Edo yang menertawakannya dan dengan wajah cemberut "Aku mau ganti baju, kamu keluar."
"Suamimu menelponmu, apakah kamu menedengarnya?” Edo mengangkat mikrofon di tangannya. Ini benar-benar pesawat pribadi yang ada di aula bawah.
Tak disangka Frodo masih menelepon kembali dan Sahra mengerutkan kening. Detik berikutnya, mikrofon sudah ditaruh di tangannya dan Edo juga dengan "ramah" membantunya menekan tombol koneksi.
"Sahra?" Suara Frodo terdengar, tenang dan lembut.
Sahra memandang Edo, nada suaranya acuh tak acuh "Iya, ini aku."
"Aku minta maaf karena harus pergi ke luar negeri secepat ini. Aku harap Kamu tidak keberatan. Aku menelepon kali ini karena perusahaan membutuhkan serangkaian jalur produksi impor dan ekspor. Aku mendengar bahwa Azari sangat baik dalam aspek ini, jadi... "
Di seberang sana masih belum menyampaikan maksudnya dan sangat jelas sedang menunggu Sahra untuk mengutarakan posisinya.
Mata Sahra terkulai, ketika ingin membuka mulut, tiba-tiba tubuhnya bergetar! Dia hampir segera menutupi mulutnya dengan tangannya dan menatap Edo dengan mata melotot.
Edo tertawa terbahak-bahak. Dia bersandar di belakangnya, tapi tangannya meraihnya. Dua jari masih keluar masuk di dalam tubuhnya. Dia menunduk dan menggigit daun telinganya dan menatapnya dengan mata yang tergantung.
Sudah hampir di gigit sampai remuk, Sahra baru menahan erangan yang ada dimulutnya.
"Sahra?" Suara Frodo masih terdengar dari mikrofon "Karena kita telah menjadi suami dan istri, aku harap kamu dapat mendukung karierku. Masih ada yang meragukanmu?"
"Tidak..." Sahra membuka mulutnya dan baru mengucapkan satu kata itu, kemudian menutup mulutnya karena Edo mempercepat tindakannya. Dia mengatupkan bibir bawahnya dan menahannya dengan putus asa.
Edo menyipitkan matanya seolah dia tidak puas. Dia tiba-tiba mengeluarkan tangannya, tepat ketika Sahra menghela napas lega,!
"Ah"
Tubuh Sahra yang seputih salju membungkuk ke belakang dan tampak seperti ikan yang dehidrasi. Tindakan Edo yang ganas dan mendesak membuatnya tidak tahan dan air mata keluar dari matanya.
Suara Frodo masih berlanjut "Kalau begitu telepon orang tuamu dan aku akan bertemu mereka besok."
"Baik." Sahra menjawab sepatah kata itu dengan sambil menahan napas dan kemudian dengan cepat menutup telepon. Setelah dia menutup telepon, sebuah jeritan bernada tinggi mulai terdengar.
Saat ini Edo justru menghentikan tindakannya, mencubit dagunya dan membiarkannya melihat dirinya sendiri "Kamu benar-benar dapat menahannya."
Matanya memerah dan air mata berlinang, Sahra benafas dengan membuka mulutnya dengan besar dan menggelengkan kepalanya.
“heng!" Dengan dengungan dingin, pria itu meninggalkannya, berdiri dan menutup ritsletingnya.
Di awal air, semua awan menjadi seperti ini, tapi dia meninggalkannya tanpa ampun.
Suhu masih tinggi di dalam ruangan dan sepertinya nafas Edo masih tertinggal disekitarnya. Sahra menarik napas dalam-dalam dan perlahan menyandarkan tubuhnya ke lemari pakaian yang ada di belakangnya. Tubuhnya agak dingin dan ia termenung dengan kedua tangan yang memeluk tubuhnya sendiri.
Frodo menikahinya adalah demi pengaruh keluarga ibunya yang ada dibelakangnya dan baru hari pertama saja dia sudah bertindak. Edo baru saja mendengar semuanya, dia pasti sangat marah?
Awalnya, kedua bersaudara itu berselisih untuk memperebutkan harta milik keluarga. Sekarang Frodo memiliki Azari di belakangnya, Edo takut dia akan kehilangan banyak kekuasaan.
Namun, dia tidak tahu bahwa dia menikahi Frodo demi dirinya. Dia akan memperjuangkan segala hal yang menjadi milik Edo. Tidak ada yang diizinkan untuk mengintipnya sedikitpun.
Ia menunduk dan bibir lebam Sahra mengerucut menjadi satu garis.
Dalam beberapa hari, Sahra menyadari ada. Biasanya ada banyak pelayan yang keluar masuk vila keluarga Junda. Ketika dia menyadarinya, selain tukang di halaman luar, tidak ada seorang pun yang ada di dalam rumah.
Ketika ia mendapatkan kesempatan untuk bertanya pada Edo, dia hanya menatapnya "Pembantu? Bukankah itu kamu?"
"Tapi aku..." Dia tercengang.
"Tidak ada tapi tapian." Edo tersenyum, tetapi matanya dingin. Dia mengangkat dagunya dan menatapnya "Keluarga Junda tidak membiayai orang yang menganggur, bahkan jika kamu adalah menantu kedua Keluarga Junda."
Sahra berdaya dan hanya bisa mengangguk. Hanya dengan melihat pria itu membawakan pakaian pelayan, wajahnya merah padam, ia menggelengkan kepalanya dengan keras dan berjalan mundur "Tidak, aku tidak ingin memakai ini!"
Novel Terkait
Half a Heart
Romansa UniverseMy Charming Lady Boss
AndikaGue Jadi Kaya
Faya SaitamaPergilah Suamiku
DanisDiamond Lover
LenaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir