Kamu Baik Banget - Bab 7 Tidak Mau Disini
"Orang lain saja dapat memakainya dan kamu Nyonya kedua apakah tubuhmu terlalu lembut dan mahal sehingga merasa tidak pantas untuk memakainya?" Edo menyipitkan mata dan ekspresinya terlihat berbahaya.
Dia hampir ingin menangis "Tapi bajunya tidak seperti ini!"
Awalnya itu adalah seragam pelayan biasa, namun dipotong-potong olehnya dengan gunting. Ini sama sekali bukanlah sehelai baju, melainkan adalah sebuah kain yang bolong, memakainya dengan tidak memakainya tidak ada beda.
"Kamu mau memakainya atau tidak?" kedua tangannya terlipat di depan dada dan matanya berbahaya.
Sahra menutup rapat mulutnya dan menggelengkan kepalanya dengan yakin.
Pria itu justru tersenym dan mengangguk "Bagus, karena kamu tidak memakainya, aku akan menyuruh seseorang untuk membantumu memakainya."
Terdengar suara langkah kaki dari sisi lain jalan dan Sahra melihat kearah suara langkah kaki tersebut, ada lima atau enam wanita yang berjalan kemari dan dia mengenal mereka, mereka adalah para pembantu yang sebelumnya ada di dalam rumah.
"Jika bukan karena dia, kalian semua tidak akan kehilangan pekerjaan kalian." Edo duduk di atas kursi kayu dan menyedu kopi dengan elegan "Sekarang, mari ajari dia cara memakai seragam dulu."
Mendengar kata-kata itu, para pelayan tersebut mengertakkan gigi dan dengan mata yang memerah bergegas menuju kearah Sahra!
Sahra terkejut dan langsung ingin melarikan diri, tetapi pergelangan kakinya ditahan oleh seseorang, dia menjerit dan jatuh ke tanah dengan kaku. Kepalanya sedikit pusing. Hanya saja pada saat ini para pelayan sudah berada di sekitarnya dan menarik-narik pakaiannya.
Saat mereka melepas pakaiannya, mereka juga mencubit dan memukul tubuhnya. Sahra tidak dapat melepaskan diri, tak lama kemudian dia telah ditelanjangi seperti bayi yang baru lahir.
Mengenakan seragam yang disiapkan oleh Edo, di atas kulitnya yang putih terdapat bekas biru dan bengkak merah. Dan seragam yang semula sudah koyak, karena di tarik-tarik, sekarang bahkan tidak dapat menutupi apapun.
Sahra terjatuh ke lantai, tubuhnya penuh keringat dan ia terengah-engah.
Edo berjalan perlahan ke arahnya dan menatapnya. Penampilannya saat ini cukup menyenangkan hatinya.
"Balik badan." dia memerintahkan para pelayan tersebut dengan suara dingin, kemudian membungkuk untuk meluruskan kedua kaki Sahra dan kemudian memisahkan mereka dengan paksa!
Pertarungan sebelumnya telah menghabiskan semua kekuatan Sahra, sekarang dia dipaksa untuk memasang postur yang memalukan dan ia sudah tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Matanya merah dan basah "Lepaskan aku..."
Ada begitu banyak orang di sini, dia tidak ingin berada di sini!
Menanggapi cibirannya, tubuh Edo tenggelam.
"Baik!"
Suara yang rendah bercampur dengan nafas halus dan dengan samar-samar masih terdengar suara air, wajah para pelayan semuanya merah, mata mereka terkejut dan ketakutan.
Dengan jeritan Sahra, Edo perlahan menarik diri dari tubuhnya. Dia menutup ritsleting dan perlahan berjalan kembali ke posisi semula "kalian bisa pergi sekarang, tapi sebaiknya jangan membiarkan aku mendengar suara apa pun, atau..."
Sebuah tatapan matanya yang tajam, membuat para pelayan gemetar. Mereka menganggukkan kepala sekeras yang mereka bisa, mereka berjalan terhuyung-huyung seolah-olah sedang lari menyelamatkan diri.
"Masih berpura-pura mati?" Pria itu memandang Sahra yang berantakan, matanya sedikit menyipit "Bangun dan bekerja, jangan makan sebelum selesai bekerja."
Sahra nyaris tidak bisa menopang tubuh untuk berdiri dan kakinya yang lemas bergetar hebat. Dia menggigit bibir bawahnya dan berjalan seperti di atas kapas.
Mencari handuk basah, dia merangkak di lantai dan mulai mengelap lantai tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Di sekujur tubuhnya penuh dengan bekas, pakaiannya compang-camping dan cairan lengket di antara pahanya mengalir ke tanah seiring dengan gerakannya. Melihat kekejaman ini, mata Edo semakin dalam.
Dia menundukkan kepalanya dan meminum kopi. Kopi itu pahit dan kelat dan bahkan lebih pahit saat masuk ke tenggorokan.
Kelopak mata yang tipis terkulai, suaranya dingin dan keras "Lap bersih apa yang kau kelurkan, kalau tidak jepit lebih erat!"
Sahra tekerjut, membalikkan kepalanya ke belakang untuk melihat lantai yang ada di belakangnya, pipi memerah seperti api. Dia melipat kakinya karena malu dan bingung.
"Apakah kamu tidak mengerti bahasa manusia?" Edo meletakkan cangkir kopinya dan matanya gelap dingin.
Dia mengangguk dengan cepat, menggigit giginya dan berjongkok untuk kembali mengelap. Karena takut akan kotor lagi, dia menjepit kakinya dan bergerak sedikit demi sedikit.
"Edo!"
Suara Safrida terdengar dan suara langkah kakinya mendekat.
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniMr Huo’s Sweetpie
EllyaYou're My Savior
Shella NaviAdore You
ElinaAkibat Pernikahan Dini
CintiaCutie Mom
AlexiaAnak Sultan Super
Tristan XuCinta Yang Tak Biasa
WennieKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir