Kamu Baik Banget - Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
Meskipun dia tidak ingin mencari gara-gara dengan wanita yang jelas sengaja mencari-cari kesalahan ini, tapi sayangnya karena status Sahra sebagai pembantu, membuatnya tidak punya pilihan lain. Dia pun mengikuti sampai ke lobi, Safrida perlahan-lahan duduk di sofa, sedangkan dia berdiri di samping sambil menyeduh teh.
Teh pun dibawanya lalu diletakkan di depan Safrida, Sahra ingin segera pergi.
Tapi, tatapan mata Safrida tiba-tiba menggelap, lalu dia langsung menyiramkan secangkir teh panas yang ada di tangannya ke kaki Sahra!
“Awww!” Sahra berteriak kesakitan. Kulit di kakinya yang telanjang dengan cepat memerah lalu melepuh karena siraman teh panas. Dia langsung membungkuk kesakitan, meneteskan keringat dingin "Safrida, apa yang kamu lakukan!"
“Minuman yang begitu tidak enak diberikan begitu saja kepadaku, apa kamu ini sengaja ya?” Safrida meletakkan cangkir teh, lalu menatap Sahra yang kesakitan tidak karuan dengan tatapan penuh kebahagiaan.
Sahra sangat marah, wajahnya yang cantik langsung memerah "Kamu sengaja kan!”
“Kalaupun aku sengaja, memang kenapa?” kata Safrida dengan sinisnya. Dia pun menyilangkan kakinya dengan begitu anggun, dari atas menatap Sahra yang sedang berjongkok di lantai “Sana seduhkan lagi teh untukku.”
“Jangan berharap lagi ya!” katanya. Ini sudah sekali dilakukan, Sahra tidak akan sebodoh itu untuk memedulikannya lagi.
Mendengar ucapan ini, Safrida tersenyum dingin. Dia menundukkan kepalanya lalu mendekatkan diri ke pipi Sahra yang bergetar kesakitan "Kamu sekarang hanyalah seorang pembantu, masih berani memberontak terhadapku? Percaya atau tidak, aku akan memanggil Edo untuk memberimu pelajaran!”
Sahra dalam sekejap langsung menggertakkan gigi dan menggigit bibir bawahnya, setelah sekali dibuat menderita gila-gilaan oleh Edo, ditambah lagi sehartian ini dia sudah melakukan kegiatan yang menghabiskan tenaga fisik, jadi tubuhnya tidak mungkin sanggup untuk menerima penderitaan seperti itu lagi. Begitu memikirkan hal ini, dia pun menarik napas sedalam-dalamnya, berdiri lalu berjalan dengan terseok-seok ke arah ceret air panas. Setelah itu dia melanjutkan menyeduh teh.
Melihatnya seperti ini, Safrida tersenyum penuh kemenangan dan menatapnya dengan tangan terlipat di depan dadanya.
Setelah tehnya selesai diseduh, Sahra pun berjalan sambil membawa teh itu. Tepat ketika berjalan di samping Safrida, Safrida tiba-tiba mengulurkan kakinya tanpa diduga!
Sahra yang tidak siap sama sekali pun, tidak punya waktu untuk berteriak sekalipun, dia pun tersandung karena kaki itu! Air panas di cangkir teh itu pun terciprat kemana-mana, diikuti dengan jatuhnya dia ke lantai dan cangkir teh itu pun pecah berkeping-keping!
"Stttss" dia menghela napas berat, karena terlalu sakit, dia pun sulit untuk bangkit. Lengannya pun berdarah karena tergesek oleh kepingan pecahan cangkir teh.
Dia pun berbalik, lalu memelototi orang yang mengakibatkan bencana ini. Dia berkata dan rasanya kata-kata ini keluar dengan keras dari giginya yang digertakkan olehnya “SAF!FRI! DA!”
Safrida berdiri, lalu perlahan berjalan mondar-mandir di depannya. Lalu, dia membungkukkan pinggangnya sambil melengkungkan bibirnya “Dasar kamu ini pembantu kurang ajar. Mana pantas kamu memanggil namaku?”
Di bawah tatapan Sahra, Safrida perlahan-lahan mengambil sepotong pecahan cangkir itu, lalu meluncurkannya dari atas ke bawah ke satu inci jaraknya dari pipi lembut Sahra.
“Kamu berani!” tanpa sadar napasnya menjadi sesak, Sahra ingin menghindarinya, tapi sayangnya tubuhnya akan terasa sakit sekali begitu bergerak sehingga dia hanya bisa menghela napas dingin.
Safrida tersenyum, lalu paras wajahnya itu terlihat cemberut “Coba kamu beritahu aku, kenapa aku tidak berani melakukannya? Bagaimana kalau menggoreskan beberapa goresan di wajahmu itu? cukup hanya bilang kepada orang lain, kalau kamu jatuh sendiri dan terluka karena diri sendiri, maka seharusnya tidak akan ada yang curiga kan?”
Melihat pecahan yang semakin lama semakin dekat dengannya, Sahra tersentak, tapi dia berusaha dengan kerasnya menggigit bibienya untuk menunjukkan kalau dia tidak takut dan lemah.
Pecahan itu bergetar dan siap meluncur menggores ke arah wajahnya!
Dia menutup matanya tanpa sadar.
Hanya saja rasa sakit yang dibayangkannya malah tidak datang, Sahra membuka matanya dengan ragu. Terlihat merah darah di depannya, tapi darah merah itu ada di pergelangan tangan Safrida.
“Awww! Apa yang kau lakukan!” Safrida mundur dengan wajah ketakutan dan sangat terkejut, dia menggenggam lengannya yang terluka dengan tangannya yang lain, mata besarn di bawah alisnya yang lembut pun langsung memerah.
Sahra tanpa sadar langsung melihat ke belakang.
Benar saja, Edo berjalan maju dengan wajah yang sangat muram! Dia maju dan memeluk Safrida. Melihat ke darah yang ada di pergelangan tangan putih dan lembut wanita itu, saat itu juga napasnya terasa sangat dingin dan sangat menakutkan.
“Apa yang sedang kamu lakukan?” Edo menyipitkan matanya. Tatapan matanya seperti pisau yang langsung menusuk dengan tajam ke diri Sahra.
Sahra melihat Safrida yang tatapan matanya terlihat begitu berhasi karena sekarang sedang berada di dekapan pria itu. Sahra tahu kalau dirinya sedang difitnah dan masuk jebakan. Dia pun berusaha menggerakkan tubuhnya untuk bangkit, tubuhnya terasa begitu sakit tidak karuan “Aku tidak melakukan apa-apa kepadanya, dia sendiri yang menggoreskan dan melukai dirinya sendiri!”
Novel Terkait
Hanya Kamu Hidupku
RenataGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraEternal Love
Regina WangSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir