Kamu Baik Banget - Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik

Setelah turun ke bawah dan keluar ke lobi depan, Edo menutup telinga tidak mau dengar panggilan dari belakang. Sahra menggigit bibir, memberanikan diri menarik lengan bajunya.

“Lambungmu tidak baik, semalam tidak makan banyak, sarapan pagi tetap harus dimakan.” Dia tahu, setelah keluar dia pasti tidak akan sarapan lagi, palingan hanya minum secangkir kopi hitam di kantor.

Dia tidak bisa melihat dirinya menyiksa tubuhnya sendiri seperti ini.

Hanya saja, dalam mata Edo perhatiannya ini sangat hina. Dia menatap tangan Sahra yang memegang lengan bajunya, hingga dia tidak bisa menahannya lagi dan perlahan menarik kembali tangannya.

Dia baru berkata dengan dingin “Sahra, aku tidak peduli apa yang ingin kamu lakukan, tetapi tampangmu ini membuatku merasa ingin muntah!”

Sehari sebelumnya dia masih berada di bawah badannya untuk mencari kesenangan, keesok harinya sudah menjadi pengantin wanita orang lain. Di mulut mengatakan cinta pada Frodo, Keluarga Azari akan memberikan dukungan, setelah berbalik malah berbagai macam kemunafikan yang menyambut dirinya.

Mereka sudah bersama selama tiga tahun, pada akhirnya baru sadar dia tidak pernah benar-benar mengenalnya, bahkan tidak lebih dari orang asing.

Ucapan Edo sama sekali tidak menjaga perasaan, tatapan mata sedingin es, Sahra tidak bisa menahannya, tanpa sadar mundur dua langkah, tubuh sedikit gemetar. Dia menundukkan kepala, merasa sangat malu dengan pandangan itu.

Orang yang dicintai sepenuh hati, mengatakan dia membuatnya ingin muntah……

Sahra tersenyum pahit, apakah di dunia ini masih ada yang lebih menyakitkan dari ini?

Suara langkah kaki yang menjauh tanpa keraguan, sepertinya tidak ingin tinggal lebih lama walau sedetik pun. Hingga mobil benar-benar meninggalkan villa, Sahra baru mengangkat wajahnya yang pucat.

Jari-jari yang dikepal dilepaskan lagi, dikepal dilepaskan lagi……berulang kali seperti ini hingga tak terhitung jumlahnya, dia baru berhasil menahan air dalam matanya.

Dia berbalik, namun tanpa sengaja melihat ujung baju warna putih yang ada dikejauhan. Orang itu terpaku oleh tatapannya, ragu-ragu berjalan ke sini.

Itu adalah sekretaris Frodo, Nian Luria.

“Nyonya muda kedua.” Menghadapi tatapan Sahra yang tajam dan mendesak, Nian bahkan tidak berani mengangkat kepala “Barang tuan muda kedua ketinggal, menyuruhku ke sini mengambilnya.”

Sebelumnya dia dijebak secara misterius sehinga membuat Frodo menaruh kecurigaan padanya, untung saja setelah itu dia tidak diusir, hanya saja, dia dari sekretaris bertingkat tinggi menjadi tukang suruh-suruh.

Sahra tidak bicara, hanya terus menatapnya.

Barusan dia dan Edo saling tarik menarik di aula depan, tidak tahu berapa banyak yang sudah didengar dan dilihat oleh Nian. Mengingat percakapan barusan, untung saja tidak ada masalah besar.

Nian melihat dia tidak bicara, kening juga berkeringat. Dia tidak akrab dengan Sahra, sekarang baru tahu ternyata orang yang sulit diajak bergaul.

Tepat di saat punggung Nian sudah mulai basah oleh keringat, akhirnya Sahra ada respon. Dia mengangguk dengan dingin, melewati dia berjalan ke dalam.

Hingga suara langkah kaki menghilang, Nian baru merilekskan saraf tegangnya, menghela nafas dan mengusap keringatnya. Aura Nona Azari ini sungguh menakutkan, benar-benar lebih menakutkan dibandingkan Frodo.

Hanya saja, kenapa barusan dia bersama dengan Edo?

Karena jarak Nian lebih jauh, tidak bisa mendengar percakapan mereka berdua dengan jelas. Hanya melihat situasi, suasana Sahra dan Edo tidak terlalu baik.

Dia merasa sangat wajar ada konflik antara Sahra dan Edo, tetapi dia selalu merasa ada yang tidak benar, tampaknya ada sesuatu yang tidak bisa dikatakan diantara mereka.

Mengerutkan kening, Nian melihat waktu juga sudah siang, tidak berani menghabiskan waktu lagi langsung terburu-buru pergi. Prioritas utamanya sekarang adalah mendapatkan kembali kepercayaan Frodo, tidak boleh mengacaukan segalanya lagi.

Terhadap Nian, Sahra tidak terlalu menganggapnya serius. Dia pergi ke kamar Edo untuk menghabiskan sarapan sendirian, bersiap keluar untuk menerima telepon dari Jenny.

“Malam ini adalah pesta ulang tahun Safrida si jalang itu, kamu pergi tidak?” Jenny Lubis menerima kartu undangan, tentu saja reaksi pertamanya adalah buang ke tong sampah. Namun memikirkan Sahra, dia tetap menelepon sebentar untuk memastikan.

Sahra tersenyum santai “Pergilah, kali ini Lian Asnawi heboh sekali, mengundang banyak orang yang berkedudukan. Jaydo Junda juga menerima kartu undangan, dia bilang pergi apakah aku bisa tidak pergi?”

“Hanya sebuah pesta ulang tahun saja, apa yang ingin dilakukan Lian?” Jenny mengerucutkan bibir, nada bicara mengejek sekali.

“Apa yang bisa dilakukan lagi, pasti mengambil kesempatan untuk memastikan pernikahan putrinya.”

“Ah?”

Sahra meletakkan rambut panjangnya ke belakang, nada bicara tetap santai “Jika bukan karena hal ini, untuk apa dia melakukannya hingga begitu heboh?”

“Tetapi……” Jenny langsung mengerutkan kening, dia tahu pemikiran Sahra, segera mengatakan “Apa yang ingin kamu lakukan, aku pasti akan membantumu mengacaukan rencana si jalang itu!”

Karena Sahra menyukai Edo, dia tidak akan membiarkan masalah Edo dan Safrida berhasil.

“Hmm……aku tidak akan melakukan apa pun.” Sahra menundukkan kepala, mengatupkan bibir merahnya sambil menunduk melihat jari-jari sendiri, sinar matahari melewati sela-sela jari.

Jenny malah terbengong “Ah?”

Tidak mungkin dia benar-benar membiarkan mereka tunangan bukan!

Malam, Jaydo mengenakan setelan jas hitam muncul di pesta Keluarga Asnawi. Edo dan Frodo sama-sama mengenakan pakaian formal ikut di belakangnya,

sedangkan Sahra berdiri di sisi kiri Frodo.

Lian menyambut dengan senyuman ceria di wajahnya, tertawa lepas hingga mata pun menyipit “Direktur Junda, kamu sudah datang, ayo, silahkan sebelah sini!”

Beberapa orang ikut masuk ke dalam, Sahra melihat Jenny yang ada di tepi sedang mengedipkan mata padanya, mata itu berkedip seperti sedang kram. Dalam hati merasa lucu, tetapi tetap sengaja lebih lambat dua langkah, sekalian menggandeng lengan Jenny.

Jaydo dan Frodo pada saat bersamaan melihat ke belakang, melihat Jenny jadi tidak banyak bicara.

Jenny menghela nafas lega, ketika orang tidak memperhatikan dia menggertakkan gigi pada Sahra. Sahra hanya mengelus kepalanya, tetap penuh keanggunan menerima berbagai macam tatapan.

Sampai di dalam dan duduk, mereka ini hanya untuk menemani. Sepanjang waktu hanya Jaydo dan Lian yang mengobrol, setelah mendengar sebentar Jenny hampir tertidur karena bosan.

“Direktur Junda, kamu lihat masalah antara Safrida dan Edo juga sudah lama tertunda, bagaimana kalau hari ini kita tetapkan saja?” Begitu Lian berbicara, seketika orang-orang yang hadir merasa bersemangat dan energik.

Reaksi Jenny paling besar, hampir saja terjatuh dari kursi. Untung saja tidak ada orang yang memperhatikanny, dia bergegas duduk tegak dan menarik lengan baju Sahra secara diam-diam.

Ini dia, ini dia, ternyata benar-benar masalah ini!

Mata Sahra tenang bagaikan air, sama sekali tidak terlihat perasaannya.

Tampaknya Jaydo juga tidak terkejut sedikit pun, mendengarnya hanya tersenyum sambil mengatakan “Bukankah semua ini masalah generasi muda, asalkan mereka menyukainya sudah bisa.”

Jelas sekali ini sedang mengelak.

Lian begitu pintar bagaimana mungkin tidak tahu, tetapi dia juga hanya ekspresi wajah agak tegang sejenak saja, sangat cepat sudah kembali normal. Meskipun masalah Safrida di Keluarga Rongsi sebelumnya sudah sekuat tenaga dia tekan, tetapi orang-orang yang hadir di sini juga sudah banyak yang melihatnya.

Apa lagi, pada saat itu Jaydo juga ada di sana.

Memikir mata besar putri kesayangannya yang berkaca-kaca, Lian menarik nafas dalam-dalam, sudah membuat keputusan di dalam hatinya. Dia melirik Edo, rasa puas dalam matanya hampir meluap.

“Presdir Asnawi, kamu juga tahu bahwa aku hanya memiliki satu putri kesayangan ini, aku telah berusaha keras sepanjang hidup dan semua yang aku dapatkan ini juga miliknya. Hari ini jika masalah dia dan Edo sudah ditetapkan, semua ini juga akan ikut diberikan kepada Edo, aku percaya Edo tidak akan membuatku kecewa.”

Begitu Lian melontarkan kata-kata ini, seperti ada sebuah bom atom yang meledak di tempat, bahkan Jaydo juga menunjukkan wajah terkejut.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu