Kamu Baik Banget - Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
Jarak antara mereka berdua semakin dekat dan mata Sahra yang tenang akhirnya menunjukkan sedikit emosi. Tatapannya sangat dingin dan penuh dengan ancaman, dia menunjukkan secara terang-terangan dan sama sekali tidak menyembunyikannya.
Frodo segera menghentikan gerakannya.
Mereka berdua menikah, meskipun mereka tidak memiliki perasaan ataupun kontak dekat, tetapi penolakan Sahra berada di luar dugaannya. Dia mengerutkan keningnya, di depan Edo, jika dia mundur sekarang, maka dia akan menjadi bahan tertawaan orang lain.
Tidak tahu Edo akan bagaimana menertawakannya di dalam hati dan kemungkinan besar Edo akan menyadari bahwa hubungan antara dia dengan Sahra sangat rapuh.
Mereka berdua terdiam begitu saja, sepertinya waktu telah berlalu lama, tetapi sebenarnya hanya beberapa detik saja.
Frodo menggertakkan giginya, dia masih ingin mencium Sahra. Sahra menyipitkan matanya, dia tidak keberatan untuk memukul kantong kelaminnya dengan kasar pada saat ini.
Namun, Sahra belum bergerak dan ponsel Frodo yang diletakkan di atas meja berdering.
Frodo segera melangkah mundur dan mengambil ponselnya tanpa melihatnya, kemudian dia sedikit tersenyum pada Sahra "Sahra, telepon dari perusahaan, aku harus pergi sekarang, maaf ya."
“Tidak apa-apa.” Sahra diam-diam menurunkan lututnya yang sudah sedikit terangkat.
Setelah Frodo buru-buru pergi, hanya sisa Sahra dan Edo yang berada di dalam ruang makan. Edo diam dari awal sampai akhir, seolah-olah dia tidak menyadari pertunjukkan yang dimainkan oleh Frodo untuknya.
Dia seperti biasa, tidak berbicara saat makan dan dengan anggun memakan roti terakhir. Setelah itu, dia mengambil sebuah tisu untuk menyeka sudut mulutnya, kemudian dia mau berdiri dari tempat duduknya.
“Edo, kamu tidak makan sayur sama sekali, tidak boleh begitu.” Sahra tidak tahu kapan sudah berdiri di sampingnya, dia mengerutkan alisnya yang cantik dan dengan hati-hati berkata “Kamu makan sedikit sayur, boleh?”
Menghadapi wajah Edo yang dingin, Sahra masih berani mendekatinya, wajahnya benar-benar cukup tebal.
Edo tidak bangun dari tempatnya, tetapi dia perlahan-lahan mengalihkan pandangannya. Ekspresinya tidak berubah dan matanya yang sipit dan panjang hanya sedikit terangkat, tatapannya yang tertuju pada Sahra sama seperti tatapan yang sedang melihat kucing dan anjing yang ada di pinggir jalan.
Sahra tahu bahwa dirinya sendiri telah ikut campur dalam urusan orang lain yang tidak ada hubungan dengan dirinya sendiri dan dia juga tidak punya posisi untuk mengatur. Sahra merasa sangat sedih, dia mengepalkan tinjunya, menahan keinginan untuk melarikan diri, kemudian dia memaksakan diri untuk berkata:
"Kamu tidak boleh tidak makan sayur. Jika kamu tidak makan sayur terus, maka kamu akan kekurangan vitamin. Kamu selalu berkata bahwa sayur-sayuran memiliki bau yang aneh dan kamu tidak menyukainya, tetapi aku telah merebus sayur ini dan merendamnya dengan jahe, pasti tidak akan terasa baunya. Percayalah padaku, makan sedikit, boleh? Aku... "
Begitu dia membuka mulut, dia berbicara panjang lebar.
Edo merasakan bahwa ada seekor lalat yang bersenandung di telinganya, membuatnya sakit kepala. Dalam hal ini, Sahra tidak berubah sama sekali. Selama tiga tahun, telinganya sudah hampir tuli untuk mendengar omelan seperti ini.
Tetapi, dulunya dia akan memakan sedikit karena tidak sabar untuk mendengarnya, sekarang...
Wajahnya dingin seperti es, kemudian dia tiba-tiba berdiri.
Sahra yang masih sedang berbicara, terkejut melihat aksinya. Dia tercengang dan mulutnya tetap sedikit terbuka.
Melihat penampilan Sahra yang konyol, Edo benar benar tidak bisa mengertiSahra itu orang seperti apa.
Tadi ketika menghadapi Frodo, dia acuh tak acuh seperti burung merak yang sombong. Dan tadi malam ketika dia menghadapi Layra, meskipun dia berada di lingkungan seperti itu, dia tetap sangat tenang.
Tapi ketika di depannya, Edo tidak pernah melihat Sahra yang seperti itu. Saat menghadapinya, Sahra seperti berubah menjadi orang yang berbeda, pemalu, panik, sangat bodoh dan suka mengomel.
Penampilan yang mana merupakan Sahra yang sebenarnya? Sahra yang ada di depannya, apakah benar-benar hanya karena aktingnya terlalu bagus?
Edo dengan teliti melihat ekspresi Sahra, dia melihat mata Sahra yang cantik penuh dengan kekhawatiran dan kasih sayang, Ketika dia melihat kemari, kepanikan dan rasa malu masih melintas di matanya. Jari-jari Sahra menggenggam erat karena terlalu panik dan persendiannya semua terlihat putih.
Setelah bergaul di dunia bisnis selama bertahun-tahun, Edo selalu sangat pintar melihat orang. Tetapi ketika dia melihatSahra pada saat ini, dia tidak bisa melihat jejak penipuan.
Apakah karena wanita ini terlalu menakutkan?
Edo terdiam untuk waktu yang lama dan bibir tipisnya berbentuk sebuah garis lurus.
Sahra tidak tahu apa yang sedang Edo pikirkan, tetapi dia tidak berani mengganggunya, sehingga dia hanya bisa menunggu dengan panik. Dia merasa bahwa tatapan Edo menatapnya seperti sebuah pisau, seolah-olah akan mengikis kulit wajahnya.
Tiba-tiba, Edo bergerak. Dia berjalan dua langkah ke tempat duduk Frodo.
Frodo tidak makan banyak dan masih ada banyak sarapan yang belum disentuh di atas meja.
Sahra tidak tahu apa yang mau dilakukan Edo, jadi dia hanya bisa menatap dengan bingung.
Edo mengabaikannya, dia mengulurkan tangan untuk mengambil sepotong roti, dia menggigit dan mengunyah sebentar, kemudian menelannya, setelah itu dia melemparkan roti kembali ke piring tersebut.
Meskipun dia tidak suka makanan barat, Sahra juga jarang memasak makanan barat untuknya. Tetapi dia masih bisa merasakannya dalam satu gigitan dan dia tahu bahwa sarapan Frodo bukan dibuat oleh Sahra.
Matanya melirik dua kali antara sarapan dirinya sendiri dan sarapan Frodo dan pikiran di dalam otaknya yang awalnya masih sedikit kabur, sekarang sepertinya telah menjadi lebih jernih.
“Kamu menghabiskan banyak waktu untuk membuat sarapan, benar? "Dia tiba-tiba berbicara dan tatapannya jatuh pada wajah Sahra.
Sahra tercengang sejenak, dia tidak tahu mengapa Frodo tiba-tiba mengubah topik pembicaraannya. Dia mengedipkan mata dan wajahnya memerah, kemudian dia menggelengkan kepalanya dengan panik "Tidak, tidak membutuhkan banyak waktu."
Edo sedikit mengangkat sudut bibirnya, kemudian berkata dengan nada ironis "Benarkah?"
Meskipun bubur tersebut terlihat sederhana, tetapi dia tahu bahwa bubur tersebut secara khusus dimasak bersama sup ayam. Sup ayam tersebut terasa enak dan pasti sudah dimasak dengan waktu yang lama.
Isian daging di dalam roti sangat kenyal dan untuk membuat isian daging tersebut, pasti membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang besar.
Tadi malam ketika mereka pulang dari hotel, waktu sudah subuh dan untuk melakukan semua ini, setidaknya membutuhkan waktu dua atau tiga jam. Jadi, untuk membuat sarapan ini, Sahra tidak beristirahat sama sekali.
Tatapannya sangat dalam dan matanya yang gelap menunjukkan sedikit penghinaan, Sahra terlihat sangat panik, dia tidak tahu harus berkata apa dan hanya bisa menegangkan badannya.
Edo menatap Sahra yang begitu kaku dan panik, dia langsung menyipitkan matanya.
Dia berpikir, mungkin Sahra benar-benar bukan sedang berakting.
Sahra sedang panik dan Edo tiba-tiba berjalan ke depannya.
“Kenapa?” Dia merasa bahwa Edo yang sekarang agak sulit dipahami dan dia merasa ada sesuatu yang tidak benar. Sebelum dia memikirkannya, dagunya sakit, Edo mengulurkan tangan dan mencubit dagu Sahra yang baru saja disentuh oleh Frodo.
Dia meletakkan tangannya di sana dan perlahan menggosoknya. Gerakannya terlihat sangat santai, tetapi hanya Sahra yang tahu seberapa kuat Edo menggosoknya, dia merasa sakit sampai menarik nafas dingin dan jari-jari kakinya meringkuk.
Meskipun dia merasa sakit sampai air matanya mengalir, tetapi dia juga tidak bermaksud untuk mendorong Edo menjauh. Sepasang matanya yang merah dan penuh dengan air mata, menatap Edo dengan penuh ketakutan.
Penampilan ini, berbeda total dengan ketika Frodo mendekatinya tadi.
Edo tiba-tiba tertawa.
Melihat tawanya tersebut, Sahra benar-benar tercengang.
Tawanya ini benar-benar berbeda dari tertawa dingin dan ejekan yang sebelumnya, tetapi dia juga tidak bisa mengatakan di mana perbedaannya. Tawa ini sangat tajam dan mempesona, seperti burung kukuk yang sedang muntah darah, menggunakan kulit perut yang sangat lembut untuk menusuk ke dalam duri burung berduri.
Edo tidak seharusnya tertawa, tetapi dia tertawa, bahkan matanya yang panjang dan sipit sedikit melengkung, melihat tawanya ini, hati Sahra merasa sakit sampai susah bernafas.
Jangan tertawa lagi.
Dia ingin berkata padanya, tetapi dagunya sangat sakit, sehingga dia tidak bisa bergerak sama sekali.
Pada saat Sahra sedang termenung, Edo mendekatinya dan bibir mereka berdua hanya berjarak satu inci saja.
"Sayang sekali dia tadi tidak menciummu." Dia berkata dan nafas hangat menyapu hidung dan bibir Sahra "Mulutmu penuh dengan bauku."
Sambil berkata, dia memasukkan lidahnya ke dalam mulut Sahra.
Benar saja, ujung lidahnya merasakan bau amis.
Sahra baru saja bereaksi kembali, sebelumnya dia memasukkan barangnya ke dalam mulut dan dia tidak berkumur dan juga tidak makan apapun, sehingga pada saat ini, mulutnya memang penuh dengan baunya.
Novel Terkait
Predestined
CarlyLelaki Greget
Rudy GoldHalf a Heart
Romansa UniverseLove and Trouble
Mimi XuCinta Yang Berpaling
NajokurataKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir