Kamu Baik Banget - Bab 35 Aroma Parfum
Ada perubahan nama Proyek Yan = Zuper 6/9/20
"Kakak?" Frodo masuk dan terkejut ketika melihat Edo, dia pergi ke depannya, menarik kursinya dan duduk dan menyisihkan mantelnya di samping.
Edo mengangguk dan meletakkan cangkir kopi dengan senyum di mulutnya.
Frodo memandang ke seberang meja dan mengerutkan kening "Aku ingin makan steak dan roti Prancis, di mana juru masaknya?"
Frodo sudah lama berada di Kota M dan seleranya lebih menyesuaikan ke Negara Barat. Makanan di meja ini semuanya adalah masakan dalam negeri, meski kelihatannya enak, tapi tetap tidak ada keinginan untuk mengambil sumpit.
"Hm.... juru masaknya, mungkin besok baru akan datang. " Faktanya, Edo telah memecat juru masak itu sebelumnya, tetapi Frodo sudah kembali, jadi dia harus mencari satu lagi.
Frodo merasa aneh "Bukankah juru masak tinggal di vila? Mengapa besok baru datang?"
"Dia membuat kesalahan dan aku mencari orang lain." Nada Edo tenang.
Melihat dia tidak banyak bicara, Frodo juga tidak bertanya lagi, lagipula hanya seorang pelayan. Kehilangan nafsu makan, dia berbalik untuk melihat sekeliling " Sahra tidak ada di rumah?"
"Adik ipar ya....." Edo tersenyum, arti nada tidak jelas "Haha."
Merasakan bahwa gerakan di bawahnya agak kaku, dia tidak hanya menendang dengan ringan tetapi juga dengan keras dan detik berikutnya, orang dibawah kembali santai dan terus bergerak.
Hanya saja nadanya sangat aneh sehingga Frodo menoleh dan menatapnya "Ada apa dengan Sahra?"
"Bagaimana aku bisa tahu tentang adik ipar? Dia bukan istriku." Edo merosot ke kursi, menguap malas dan sedikit menyipitkan matanya "Tetapi kamu sebagai seorang suami, sering menjauh dari rumah, takutnya kamu akan diselingkuhi."
"Apa yang kamu katakan?" Frodo sedikit kesal, wajah lembutnya juga tenggelam " Sahra bukan orang seperti itu, kamu jangan menimbulkan perselisihan di sini."
"Bukan orang macam apa? Bukan seseorang dengan barang pria lain di mulutnya?" kata-kata ini seperti pembelit lidah dan wajah halus Edo sangat datar dengan senyuman "Mungkin saja sekarang, dia sedang menyenangkan pria lain di tempat yang tidak bisa kamu lihat dan menyedot dengan gembira "
Frodo berdiri dari kursinya dengan wajah gelap "Kamu ingin memprovokasiku? Atau kamu ingin aku berselisih dengan Keluarga Azari? Kakak, metode kamu ini terlalu naif."
Jika dia mengatakan yang sejujurnya, juga tidak ada yang percaya, Edo mengangkat bahunya, sama sekali tidak peduli.
“Aku akan naik dulu, kakak, kamu makan perlahan.” Sambil menarik kursinya, Frodo pergi dengan wajah cemberut.
Edo melihatnya pergi dengan senyuman, sampai sosoknya menghilang sepenuhnya, senyuman di wajahnya perlahan memudar, menarik kursi sedikit ke belakang dan wajah merah Sahra terlihat.
Edo tidak mengasihaninya sama sekali, menekan bagian kepalanya dan mengguncangnya dengan keras.
“Wuek!” Sahra kesakitan sampai matanya memutih, sampai pria itu mundur, dia baru tidak bergerak di lantai dengan air mata di seluruh wajahnya.
"Bersihkan semuanya." Edo seperti kucing yang puas, matanya sedikit menyipit dan tubuhnya setengah berbaring di atas meja dengan malas.
Sahra dengan cepat menelan isi di mulutnya, menjilatnya sudut mulutnya sampai bersih, kemudian dia membungkuk dan menjulurkan ujung lidahnya untuk menjilat barang pria itu sampai bersih, lalu dia membantu mengancingkan ritsletingnya dan setengah berlutut dengan kepala tertunduk.
Edo berdiri dan ingin kembali ke kamarnya.
"Kamu tidak makan?" Hidangan di atas meja hampir tidak tersentuh, Sahra ikut berdiri dan hampir jatuh ke tanah karena kakinya yang lemah.
Pria itu bahkan tidak melihatnya, nadanya dingin "Tidak."
"Aku menyuapi kamu!" Sahra berdiri kokoh dengan menopang meja dan berkata dengan tergesa-gesa "Kamu, kamu berkata, bukankah kamu ingin makan seperti itu? Aku, aku akan menyuapi kamu."
Kata-katanya akhirnya membuat Edo berhenti.
Edo menatapnya dari atas ke bawah dan akhirnya jatuh ke wajahnya memerah karena malu. Bibir tipis melengkung ke atas, tetapi senyuman tidak sampai ke dasar matanya, dia mengangguk "Oke."
Melihat Edo setuju, Sahra tidak peduli dengan rasa malunya, dia buru-buru membawa piring ke meja, mengambil beberapa hidangan dan menatanya dengan rapi, mengambil nampan dan mengikuti pria itu ke kamar tidurnya.
Sahra tahu bahwa Edo sedang mengujinya lagi dan lagi, menguji batasnya dan seberapa patuh dia.
Tapi nyatanya, dia sendiri juga tidak tahu di mana batasnya, bahkan dia sangat curiga, apakah dia memiliki batas untuk pria ini?
Edo ingin menganiayanya dan Sahra juga menurutinya.
Setelah menyuapinya, Edo kenyang dan Sahra meninggalkan kamar tidurnya, tetapi baru saja menutup pintu, tangan dan kakinya langsung melemas di depan pintu.
Matanya merah dan basah, pipinya membara dan bibirnya semakin merah dan bengkak. Di tempat yang tertutup oleh pakaian, terdapat bekas biru dan ungu sangat menakjubkan.
Sahra mengulurkan tangan dan menyentuh sudut mulutnya dan tiba-tiba dia tersentak kesakitan "Shh -----"
Apakah Edo sengaja?
Mengetahui bahwa Frodo kembali hari ini, dia meninggalkan begitu banyak bekas di tubuhnya, hais, pria ini benar-benar jahat.
Setelah menghela nafas sejenak, dia baru berjalan ke kamar sebelah, setelah mandi, mengganti baju dan celana panjang untuk menutupi semua bekas, dia duduk di depan cermin rias dan memakai lapisan make-up yang tebal.
Di bawah riasan tebal, bekas gigitan di pipi ditutup dengan paksa dan bibir merah dan bengkak semakin seksi. Tetapi, setidaknya, tidak ada yang bisa dilihat.
Menutup matanya dan membukanya lagi, mata Sahra telah pulih kembali menjadi jernih dan cerah.
Frodo telah menunggunya di kamar tidur.
Pintu kamar tidur dibuka dan lampunya redup, mata Sahra dan Frodo saling bertatapan, Sahra tersenyum, pergi untuk duduk di seberangnya "Kamu sudah kembali?"
"Iya." Frodo mengangguk, menatapnya dari atas ke bawah dan bertanya dengan tenang "Mengapa kamu begitu lambat?"
Hari ini Edo membuatnya merasa bahwa ada arti lain dari kata-katanya, apakah pria itu benar-benar hanya sekedar naif untuk menabur perselisihan? Meskipun dia tidak ingin memikirkan kata-katanya, tetapi temperamen yang mencurigakan membuat Frodo tidak nyaman.
"Aku keluar dan berkumpul dengan teman-teman." Sahra tampak tenang dan dia menopang dagunya dengan satu tangan "Kali ini kamu pulang berapa lama?"
"Aku sedang berjuang untuk rencana akuisisi Zuper" Frodo menatapnya dan matanya bergerak. "Apakah ayahmu mengatakan sesuatu?"
"Aku tidak bertanya, perusahaan Keluarga Azari kami tidak melibatkan industri elektronik, Keluarga Azari juga tidak peduli tentang Zuper." Sahra tahu apa yang akan dia katakan dan berkata "Jika kamu membutuhkannya, aku akan berbicara dengan ayahku secara langsung."
"Terima kasih, Sahra, kamu benar-benar istriku yang baik." Frodo berdiri dan duduk di samping Sahra.
Sahra mengangkat cangkir teh dan melewatkan tangan yang Frodo ulurkan, senyumannya ringan "Bau pada dirimu sangat istimewa."
“Hah?” Frodo tercengang, ekspresinya tidak wajar.
“Baunya seperti parfum, tapi bercampur dengan kayu cendana, merek apa ini?” Sahra berkedip, seolah dia hanya ingin tahu.
Frodo berdiri dan mundur dua langkah "Mungkin terkontaminasi di perusahaan, aku akan mandi dulu."
Melihat dia pergi ke kamar mandi, Sahra baru meletakkan gelasnya, matanya agak tertarik.
Aroma Cendana ini sangat istimewa, jika hanya terkontaminasi, tidak akan begitu menyengat dan bertahan sampai sekarang. Sepertinya seseorang sengaja membuatnya.....
Apakah ini ingin memprovokasinya?
Sahra tahu bahwa Frodo memiliki wanita di luar, tetapi dia tidak sangka wanita itu harus menggunakan langkah ini untuk menyatakan kepemilikan.
Sungguh membosankan.
Novel Terkait
Kamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir