Kamu Baik Banget - Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
Setelah Jenny pergi, Sahra melihat waktu, sekarang jam sepuluh pagi, perjamuan pertunangan diadakan pada jam delapan malam, masih sisa sepuluh jam.
Sepuluh jam sudah cukup untuk melakukan banyak hal, baik untuk mereka yang berusaha menghancurkan perjamuan pertunangan, atau untuk mereka yang berusaha mempertahankan perjamuan pertunangan pada malam hari.
Sahra tidak tahu selanjutnya apa yang akan dilakukan Frodo, tapi Keluarga Asnawi dan Edo akan dengan cepat memberikan penjelasan terhadap masalah ini.
Hampir semua video di Internet telah dihapus, dan bahkan postingan forum terkait pun telah hilang, meskipun ada beberapa netizen yang terus memposting, tetapi postingan mereka akan dihapus dalam sekejap.
Gerakan dan kemampuan sebesar itu, Keluarga Isnawa tidak mungkin bisa melakukannya sendirian, sangat jelas, Edo juga terlibat dalam hal tersebut.
Sahra memegang ponsel, punggung Sahra yang selalu lurus sedikit membungkuk, Edo terus menggunakan tindakan untuk memberitahunya bahwa dia sangat menghargai pernikahan ini.
Kehebohan di Internet segera dikendalikan, tetapi dua jam kemudian, sejumlah besar video dan netizen muncul lagi. Sangat jelas, Frodo juga sudah bertindak, kedua belah pihak mulai berperang, memposting dan menghapus postingan, internet menjadi sangat hidup dalam sekejap.
Mungkin situasinya agak serius, pada jam 2 siang, Safrida menggelar konferensi pers yang disiarkan langsung, dan Sahra menyalakan TV di bangsal untuk menonton.
Safrida yang senantiasa energik tampak lesu dan pucat, bahkan rambutnya pun terlihat sedikit berantakan. Sahra tidak memiliki reaksi apapun, dia bisa melihat bahwa ini hanyalah penampilan yang dirancang oleh Tim Humas untuk Safrida.
Mata Safrida sangat jelas penuh dengan amarah dan kebencian.
Di layar, Safrida pertama-tama mengucapkan beberapa kata formal, kemudian menangis dengan sedih, dia menunjukkan citra sebagai korban secara maksimal. Para reporter di tempat kejadian sepertinya telah dibeli sebelumnya, mereka menyerukan untuk menghormati privasi pribadi, dan mengarahkan opini publik kepada orang yang memposting video dan menyebutnya licik dan jahat.
Setelah konferensi pers, para reporter bergegas ke Perusahaan Junda untuk mencegat Edo, ketika menghadapi pertanyaan reporter, Edo tampak acuh tak acuh.
"Aku tidak peduli dengan masa lalunya, perjamuan pertunangan akan tetap berlangsung pada malam ini, dan semua orang dipersilakan untuk bergabung."
Setelah mengucapkan perkataan ini, pengawal melangkah maju untuk mengusir para reporter, Edo berbalik dan masuk ke dalam mobil, kemudian pergi.
Meskipun hanya sebuah kalimat, tetapi dukungan Edo terhadap Safrida sudah terlihat jelas, dan segera terjadi keributan besar di media.
Sahra membuka internet, dan seperti yang dia dugakan, postingan tentang Edo memenuhi seluruh halaman beranda.
"Wow, Tuan Muda Junda ternyata sangat tampan! Ya Tuhan, aku tidak bisa berhenti melihatnya!"
"Dia sangat kuat, setelah terjadi hal seperti ini, dia masih bisa menerimanya dengan enteng, hebat sekali!"
"Jangan membuat kepanikan, Tuhan mencintai semua orang. Dia begitu tampan, dan sangat jelas bukan makhluk biasa, dia mencintai universal, dan toleransinya seperti lautan luas!"
"Jadi, dia juga mencintaiku? Malu, malu, malu x 10086!"
"Aduh, begitu aku berpikir bahwa Tuan Muda Junda juga mencintaiku, aku tidak bisa tidur malam ini!"
...
Karena kemunculan Edo, semua jenis suara diskusi di internet sangat jelas berjalan ke arah yang aneh. Semua orang mengalihkan perhatian mereka dari video ke Edo, wajah Edo benar-benar membuat para netizen terpesona dengannya.
Mungkin tidak ada yang pernah berpikir bahwa lelucon yang besar ini akan dikalahkan oleh wajah Edo.
Sahra tidak tahu harus tertawa atau menangis ketika melihatnya, tetapi dia juga merasa sedikit sedih. Edo tidak pernah muncul di depan orang, tetapi kali ini dia melanggar kebiasaannya untuk Safrida.
Sikap Edo sudah sangat jelas, jika dia terus melakukannya ...
Hanya memikirkannya sudah membuat Sahra merinding.
Pada saat ini, Safrida meneleponnya, Sahra tidak bisa menggunakan jarinya, jadi dia menjawab panggilan dengan sikunya, kemudian menekan speaker.
“Apakah kamu sudah menonton TV?” Sahra mendengar suara Safrida, dan sangat jelas suaranya tidak ada jejak depresi, masih sangat tajam dan dingin: “Edo pertama kali muncul di TV untukku, jika kamu tidak melihatnya, maka benar-benar sayang sekali.
Sahra bersandar di kepala tempat tidur, melihat ke langit-langit dan tidak berbicara.
Sangat jelas Safrida sudah selesai menangani masalahnya, dan akhirnya punya waktu untuk mencari masalah Sahra.
Safrida sama sekali tidak peduli dengan kesunyiannya, dia melanjutkan: "Kamu terluka karena Edo, benar? Apakah menurutmu kamu bisa membuatnya berubah pikiran dengan berpura-pura kasihan? Ini benar-benar sangat konyol!"
"Edo berkata, perjamuan pertunangan kami akan tetap berlangsung malam ini, jangan-jangan kamu akan menggunakan lukamu sebagai alasan dan tidak berani datang?"
"Aku akan pergi." Sahra akhirnya berkata, suaranya agak serak, dia mengambil gelas yang ada di meja samping tempat tidur dan meminumnya, kemudian melanjutkan: "Aku hanya berharap kamu tidak akan menyesalinya."
"Aku menyesalinya? Haha, apakah kamu sedang bercanda?" Safrida tertawa keras dengan nada bahagia: "Aku hanya berharap kamu jangan menangis di perjamuan pertunanganku."
Safrida telah menunggu hari ini untuk waktu yang lama, baik untuk bertunangan dengan Edo, atau menyaksikan Sahra gagal.
Sebelum menutup telepon, Safrida mengulangi lagi: "Kamu harus datang."
Sahra meletakkan ponsel setelah mendengar nada sibuk di telepon.
Dia pasti akan pergi.
Pada pukul delapan malam, Sahra muncul di gerbang hotel tepat waktu, dia mengenakan mantel di luar gaun, kebetulan bisa menutupi tangannya yang terluka.
Jenny mengkhawatirkannya, sehingga dia menemani Sahra sejak keluar dari rumah sakit.
Di perjamuan, para tamu sibuk mengobrol, orang-orang datang dan pergi. Sahra melewati kerumunan dengan acuh tak acuh. Namun, Jenny merasa gugup dan menjaga Sahra dengan hati-hati, karena dia takut tangan Sahra akan ditabrak oleh orang secara tidak sengaja.
Setelah mengelilingi satu putaran, Sahra yakin bahwa Jaydo dan Frodo tidak datang.
Sikap Jaydo sudah sangat jelas, dia bahkan malas untuk menutupi fakta bahwa dia dan Edo berselisih.
Di tengah tempat acara, Edo dan Safrida sedang menyambut para tamu.
Edo mengenakan setelan berwarna biru tua dengan manset berlian yang elegan di ujung lengan bajunya, wajahnya masih tidak memiliki ekspresi, dia hanya berdiri di sana saja sudah bisa menjadi fokus penonton.
Safrida, yang mengikutinya, mengenakan gaun formal berwarna putih, dengan penuh kasih sayang menggandeng lengan Edo, senyumnya manis dan matanya berkilau, seluruh orangnya tenggelam dalam gelembung cinta berwarna pink yang manis.
Semua orang meminum anggur, saling bersulang dan memberi selamat, kelihatannya sangat harmonis. Ekspresi orang-orang ini sama sekali tidak menunjukkan jejak tentang lelucon yang muncul di pagi hari.
Sahra berdiri di antara kerumunan, dia tidak mengambil inisiatif untuk melangkah maju, pikirannya kacau dan bertentangan.
Di satu sisi, dia ingin menghancurkan semua ini, dan tidak membiarkan Safrida untuk mendekati Edo. Di sisi lain, dia takut dengan amarah Edo, dan dia juga tidak mampu menahan ketidakpedulian Edo.
Dia sudah mau gila.
Sahra berdiri di perjamuan pertunangan pria yang paling dia cintai, melihat dia dan wanita lain membuat kesepakatan seumur hidup. Perasaan seperti ini bahkan lebih menyakitkan daripada pisau tajam yang menembus ke dalam daging.
“Sahra?” Jenny menarik lengan baju Sahra dan menatapnya dengan khawatir.
Sahra menarik kembali pandangannya dan menundukkan kepala: "Aku baik-baik saja."
“Ayo makan kue, kue ini manis sekali.” Jenny tahu apa yang dipikirkan Sahra, tapi dia juga tidak punya cara lain. Setelah memikirkannya, dia mengambil sepotong kue dan memasukkannya ke dalam mulut Sahra: "Apakah kuenya manis?"
Sahra menelan kue tersebut, tidak ada rasa sama sekali.
Pada saat yang bersamaan, Safrida menemukan Sahra, dia mengangkat alisnya, dan secara bertahap menarik Edo berjalan ke arah Sahra.
Novel Terkait
My Charming Lady Boss
AndikaHis Second Chance
Derick HoMore Than Words
HannyMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraKamu Baik Banget×
- Bab 1 Aku Adalah Mempelai Wanita Adikmu
- Bab 2 Penikmat Bawah Rok
- Bab 3 Malam Pernikahan
- Bab 4 Frodo Sudah Kembali?
- Bab 5 Ambisi Kamu Cukup Besar
- Bab 6 Telpon Dari Suamimu
- Bab 7 Tidak Mau Disini
- Bab 8 Seorang Budak Murahan
- Bab 9 Mencari-Cari Kesalahan
- Bab 10 Tidak Belajar Patuh
- Bab 11 Akulah Yang Bodoh
- Bab 12 Ketidakpuasan
- Bab 13 Skandal Besar Keluarga Terpandang
- Bab 14 Keterlaluan
- Bab 15 Mandi Dan Menungguku
- Bab 16 Cinta Berbahaya Di Kantor
- Bab 17 Cekik Dia
- Bab 18 Situasi Sulit
- Bab 19 Maaf
- Bab 20 Salah Paham
- Bab 21 Memeriksa
- Bab 22 Menutup Sebelah Mata
- Bab 23 Main-Main Saja
- Bab 24 Hambatan
- Bab 25 Melindungi Makanan
- Bab 26 Jatuh Ke Neraka
- Bab 27 Membalas Dendam
- Bab 28 Identitas
- Bab 29 Pergi Menjaga Di Luar Pintu
- Bab 30 Tidak Patuh
- Bab 31 Bencana
- Bab 32 Teman Dan Bukan Musuh
- Bab 33 Sengaja Mempersulitkan
- Bab 34 Aku Menyuapimu
- Bab 35 Aroma Parfum
- Bab 36 Menawarkan Diri Untuk Bersamanya
- Bab 37 Mencoba Mengetahui Info Orang Lain
- Bab 38 Tengah Malam Memanjat Dinding
- Bab 39 Aku Ingin Tidur Di Sisimu
- Bab 40 Kamu Membuat Aku Jijik
- Bab 41 Kompleks Oidipus
- Bab 42 Dibatasi Dinding
- Bab 43 Tanpa Harapan
- Bab 44 Membakar Diri Sendiri
- Bab 45 Berakting
- Bab 46 Berakting
- Bab 47 Mulutmu Penuh Dengan Bauku
- Bab 48 Serigala Adalah Serigala
- Bab 49 Mainan Kecil
- Bab 50 Tertarik
- Bab 51 Kebencian Terbesar
- Bab 52 Kamu Mencari Mati
- Bab 53 Undangan
- Bab 54 Berbagai Jenis Hitam
- Bab 55 Beruntung Atau Sial
- Bab 56 Lelucon Jahat
- Bab 57 Lebih Baik Berhati-hati
- Bab 58 Merangsang Dengan Kata-kata
- Bab 59 Sebanyak Apa Pun juga Tidak Mau
- Bab 60 Penculikan
- Bab 61 Lebih Baik Putus Saja
- Bab 62 Percaya Atau Tidak Percaya
- Bab 63 Cinta Yang Murahan
- Bab 64 Wajah Tampan Adalah Sebuah Kemenangan
- Bab 65 Jangan Menimbulkan Masalah
- Bab 66 Beraksi Juga
- Bab 67 Siksaan
- Bab 68 Nikamati Baik-Baik
- Bab 69 Hubungan Kakakmu Dan Istrimu Dekat
- Bab 70 Pencuri Yang Meneriaki Pencuri
- Bab 71 Coba Jelaskan
- Bab 72 Orang Yang Menyusahkan
- Bab 73 Masalah Yang Belum Diselesaikan
- Bab 74 Pemerasan
- Bab 75 Simpati
- Bab 76 Ayah dan Putri Keluarga Asnawi
- Bab 77 Manfaatkan Diriku
- Bab 78 Menjamin Ketidakbersalahannya Dengan Kematian
- Bab 79 Musuh Cinta Bertemu
- Bab 80 Orang Jahat Akan Mendapat Ganjarannya
- Bab 81 Masalah Pemakaman
- Bab 82 Hadiah Buruan
- Bab 83 Bunga Liar Sangat Harum
- Bab 84 Terpesona Oleh Pria Tampan
- Bab 85 Kelinci Yang Jatuh Ke Dalam Perangkap
- Bab 86 Menguping
- Bab 87 Pergi Ke Keluarga Junda
- Bab 88 Pesta Kapal Pesiar
- Bab 89 Melarikan Diri
- Bab 90 Penembakan Di Kapal Pesiar
- Bab 91 Chapter Terakhir